Yenny Wahid Bocorkan Orang NU yang tak Mau Mahfud MD Jadi Cawapres Jokowi

Yenny Wahid membongkar habis bagaimana Mahfud MD yang sudah hampir jadi Cawapres Jokowi, akhirnya tak didukung

Editor: Salomo Tarigan
You Tube/tribunnews
Yenny Wahid dan Mahfud MD 
TRIBUN-MEDAN.COM - Yenny Wahid membongkar habis bagaimana Mahfud MD yang sudah hampir jadi Cawapres Jokowi, akhirnya tak didukung Partai Kebangsaan Bangsa (PKB) hingga Nahdlatul Ulama (NU) ikut kebawa.
Direktur The Wahid Institut yang juga cicit dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Yenny Wahid memberikan penjelasan terkait NU yang selalui dibawa-bawa dalam politik dari kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin.

Melalui tayangan Mata Najwa Trans7, mulanya Najwa Shihab sebagai pembawa acara menanyakan terkait pihak NU yang tidak menyetujui Mahfud MD jadi cawapres Jokowi.

"Anda sempat diminta berbicara dengan kyai-kyai NU, soal bagaimana Mahfud kemungkinan dipasangkan dengan Jokowi?," tanya Najwa, Rabu (15/8/2018).

Yenny menjawab jika NU secara kultural menyetujui hal itu, sementara di tubuh NU terdiri dari NU kultural dan struktural.  


"Ya kyai NU secara kultur menerima semua," jawab Yenny.

Baca: Yenny Wahid Buka-bukaan soal Mahfud MD Bongkar Ancaman NU pada Jokowi dan Sosok Maruf Amin

Baca: Mahfud MD Menguak Siapa di Balik Ancaman pada Jokowi soal Cawapres



"Jadi yang tidak mendukung ini NU strukturalnya?," potong Najwa.

Yenny pun membenarkan hal itu dengan mengaitkan NU dengan partai tertentu.

"NU struktural yang dekat dengan partai politik tertentu (yang tidak mendukung), dengan PKB," jawab Yenny.

"Nah ini yang gak dukung, mungkin ada kepentingan-kepentingan politik jangka pendek dengan PKB sendiri, kemudian NU agak kebawa-bawa," tambahnya.

Lihat videonya:



Sementara itu, diberitakan sebelumnya di Wartakota, terkait adanya isu penolakan Mahfud lantaran dicap bukan merupakan kader NU, Yenny Wahid pun turut menanggapi dengan mengatakan jika sebenarnya kiprah NU bukan berpolitik.

"Apa yang terjadi di NU itu biasalah, itu karena organisasi yang sangat besar, lalu di situ tempat bernaung segala macam orang dengan segala macam kepentingan politiknya sehingga kemudian jadi ikut, seolah-olah ikut gaduh," jelasnya dalam tayangan Mata Najwa pada Rabu (15/8/2018) malam.

"NU itu kalau sudah khitahnya tidak boleh berpolitik, tapi memang kenyataannya masih banyak politisi yang bergabung di NU. Namun yang disalahpahami bahwa NU itu berkiblat pada salah satu partai politik saja, itu tidak betul juga," tambahnya.

Hal tersebut ditunjukkan dari kehadiran Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy dan sejumlah tokoh Partai Golkar hingga Gerindra saat ini.

Walau berbeda partai, mereka merupakan kader NU.

Baca: Alasan Ahok Ogah Pembebasan Bersyarat, Terungkap Apa yang Sebenarnya dari Djarot

Baca: HUT Ke-73 RI - Ahok dapat Remisi 2 Bulan hingga 2.220 Napi Langsung Bebas

  

"Nah, mas Rommy ini salah satu politisi NU juga ini, walaupun dari PPP. Ada juga (politisi) yang dari Golkar, ada juga yang di Gerindra juga ada," jelas Yenny.

Penasaran, Najwa menegaskan, apakah NU hanya merupakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); lawan politik sembilan partai dan Joko Widodo saat ini.

Yenny membenarkan, menurutnya masyarakat kini beranggapan jika NU adalah PKB saat ini.

"Sayangnya seolah-olah di luar sama ada kesan seperti itu. Nah, kemarin itu NU seolah-olah dibawa-bawa dalam dialog yang terjadi ketika pak Mahfud namanya sempat digadang-gadang menjadi Cawapres pak Jokowi.

Tapi itu kegaduhan-kegaduhan yang biasanya terjadi kan menjelang Pilpres. Setiap lima tahun, NU memang akan didekati oleh orang banyak," ungkap Yenny.

"Didekati atau mendekatkan diri? atau ikut terlibat? Karena didekati, pasif dengan aktif itu berbeda mbak Yenny. Yang mana nih yang anda lihat," sanggah Najwa.

 

Baca: Buku Kebijakan Ahok Diluncurkan, Gubernur Anies Baswedan Bilang Tertarik Baca

Baca: Wow! Gaji PNS Akan Naik, Ketua DPR Puji Pemerintan dan Bilang Harusnya Kita Bersyukur

 



"Pertama saya perlu ya menguraikan mba Nana (Najwa Shihab), bahwa NU itu bukan cuma satu pihak, jadi ketika ada orang yang kemudian berbicara atas nama NU, ini tidak serta merta mengatasnamakan organisasi secara keseluruhan," jelasnya.

"Misalnya Gus Mus, itu secara jelas mengingatkan politisi yang kebetulan dekat dengan pengurus NU agar tidak menggelar rapat-rapat di kantor PBNU. Jadi apa yang terjadi di NU itu mungkin hanya segelintir orang saja, tidak bisa dipastikan tubuh besar yang ada di NU," tambah Yenny.

Pernyataannya menyinggung soal keterangan Mahfud MD yang dibuang dari bursa Cawapres Jokowi lantaran diisukan bukan Kader NU.

Hal tersebut dipastikan Yenny tidak benar, karena hingga saat ini menurutnya perbedaan kader dengan simpatisan NU sangat samar.

"Saya saja belum punya karta NU (Kartu keanggotaan kader NU), memang sekarang ini sulit membedakan mana yang kader dan bukan. Tetapi ada baiknya jika keanggotaan NU tidak dibatasi hanya pada pengurus saja," ungkapnya. 

Baca: Sentil PKS dan Demokrat, Yenny Wahid Blak-blakan Sasar Partai yang Mainkan Isu SARA

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved