News Video
Suhu Air Danau Toba Berubah, 180 Ton Ikan Mati, Nadeak: Kerugian Petani sampai Miliaran Rupiah
Petani KJA dibantu Satpol PP dan satu unit alat berat jenis buldoser diturunkan untuk mengubur ikan-ikan tersebut
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Hendrik Naipospos
Laporan Wartawan Tribun Medan/ Arjuna Bakkara
TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR - Pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) sibuk memindahkan ikan-ikan yang mati mendadak dari perairan Danau Toba ke daratan tepatnya di Pintusona Pangururan, Kabupaten Samosir (23/8/2018).
Petani KJA dibantu Satpol PP dan satu unit alat berat jenis buldoser diturunkan untuk mengubur ikan-ikan tersebut.
Pemilik Keramba, Nadeak mengatakan, akibat kejadian itu mereka merugi hingga Rp 5 miliar.
Tanda-tanda kejadian tersebut bermula pada Senin (21/8/2018) sore.
"Ikannya gak mau makan dan berada di dasar semua. Jadi kita sempat berusaha memberikan oksigen dengan cara memompa," sebut Nadeak kepada www.tribun-medan.com.
Tonton evakuasi jutaan ikan dari perairan Danau Toba;
Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV
Baca: Pengusaha Keramba Pusing Tujuh Keliling, Jutaan Ekor Ikan Mati Mendadak di Danau Toba
Baca: Bukit Sitalmak-talmak jadi Destinasi Wisata Baru di Kawasan Danau Toba, Lihat Videonya. .
Baca: Warga Beberkan Penyebab Warna Air Danau Toba yang Berubah Jadi Kecokelatan
Lalu, pada hari kedua ikan-ikan mulai lemas dan mengapung. Kemudian, berurutan ikan-ikan mati dan kejadian serupa berlangsung di puluhan keramba.
Diwawancarai Tribun Medan, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Samosir, Jhunellis Sinaga menduga, kematian medadak jutaan ikan di Danau Toba akibat perubahan suhu air.
"Ini akibat up welling, dugaan sementara terjadi perubahan suhu. Suhu dari dasar danau naik ke permukaan," kata Jhunellis.

Baca: Panjat Pohon Pinang di atas Danau Toba, Turis Asal Italia Kagum Semangat Anak-anak Setempat
Baca: Begini Penjelasan Kenapa Air Danau Toba Tiba-tiba Keruh, Pemerintah Minta Wisatawan Tidak Berenang
Menurutnya, endapan limbah di dasar danau naik ke permukaan dan ikan pun tidak bisa memperoleh oksigen secara maksimal.
Limbah tersebut berasal dari berbagai macam kandungan.
Dikatakannya, data sementara 140 petak KJA yang sudah berisi bangkai.
Tak tanggung, bila ditaksir berat-berat ikan mati tersebut mencapai 180 ton.
Ikan-ikan teridiri dari mujahir, nila dan ikan mas. Keseluruhan ikan itu sudah siap panen.
(cr1/tribunmedan.com)
TONTON VIDEO LAIN;