Anggota KOMPAS USU dan Pendaki Bantu Evakuasi Bapak dan Anak yang Tersambar Petir di Gunung Sibayak
Bukan dari Kompas USU yang tersambar petir. Saya bersama dua rekan mendaki Gunung Sibayak via Jalur 54 Penatapan,
Penulis: Ayu Prasandi |
Anggota KOMPAS USU dan Pendaki Bantu Evakuasi Bapak dan Anak yang Tersambar Petir di Gunung Sibayak
TRIBUN-MEDAN.com- Kelompok pecinta alam KOMPAS-USU mengklarifikasi pemberitaan terkait tiga anggotanya yang diduga tersambar petir saat mendaki Gunung Sibayak, Rabu (12/6/2019) kemarin.
“Bukan dari Kompas USU yang tersambar petir. Saya bersama dua rekan mendaki Gunung Sibayak via Jalur 54 Penatapan,” ujar Samuel, salah satu anggota KOMPAS-USU yang berada di lokasi kepada Tribun, Kamis (13/6/2019).
Ia menuturkan, sesampinya di puncak bersama rekannya pukul 14.40 WIB, ketiganya memutuskan untuk turun dari puncak Gunung Sibayak karena kondisi cuaca yang pada saat itu hujan disertai petir.
“Hal tersebut membuat tidak memungkinkan untuk berlama-lama di puncak Gunung Sibayak yang tempatnya sangat terbuka dan sangat berbahaya dengan keadaan cuaca gerimis disertai gemuruh petir,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, tidak lama ketika memulai langkah untuk berjalan menuruni puncak gunung, mereka melihat dan mendengar sekelompok orang yang kemungkinan besar adalah keluarga yang terdiri dari empat orang berteriak meminta tolong untuk mendapatkan bantuan.
Baca: Bukan Lawan Sepadan, Khabib Kenang McGregor Sempat Memohon: Tolong Jangan Bunuh Saya
Baca: Khabib Nurmagomedov Naik Ring UFC 242 lagi, Ungkit Rematch Lawan Conor McGregor, Pantas?
Baca: Viral Video Istri Labrak Suami saat Mengemudikan Angkot yang Ditumpangi Wanita Idaman Lain
Baca: Ifan Seventeen Terbaru, Polisi Ungkap Citra Monica Belum Bercerai dari Suami terkait Kasus Selingkuh
Baca: Gara-gara Hal Ini, Ahmad Dhani Ditempatkan Satu Sel dengan Napi Kasus Perselingkuhan
“Kami langsung bergegas dengan cepat dan melihat dua orang korban satu di antaranya tergeletak di tanah dan dengan payung merah yang tidak jauh dari tempatnya berada, dan satu korban lainnya yang merupakan seorang balita digendong oleh saudaranya yang tidak terkena musibah,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, korban yang dimaksud terdiri dari seorang balita berumur 4 tahun dan korban lainnya adalah seorang bapak dengan usia kisaran 40 tahun.
Baca: Ketua Presidium IPW Neta S Pane Nilai Polisi Lamban Menguak Dalang Aksi Kerusuhan 21-22 Mei
Baca: Jokowi Panggil Para Pengusaha ke Istana Merdeka, Ternyata Ini Tujuan Presiden
“Besar kemungkinan korban menggendong balita sambil memegang payung berdiri di pinggir lembah Gunung Sibayak pada saat kejadian, kedua korban sudah tergeletak dengan setengah badannya hangus terbakar dan tidak mampu lagi untuk menggerakkan tubuh mereka namun masih dalam keadaan sadar dan mampu untuk berbicara,” jelasnya.
Ia menerangkan, melihat hal itu anggota KOMPAS-USU langsung bergegas mencari pertolongan ke daerah sekitar dan menemukan dua gerombolan pendaki didalam tendanya dan meminta bantuan untuk mengevakuasi korban.
Baca: Amankan Sidang Sengketa Pilpres 2019, TNI Terjukan 16 Ribu Prajurit, Polri Kerahkan 17 Ribu Personel
Baca: Anggota Komplotan Pencuri Sepeda Motor yang Sering Beraksi di Helvetia Digulung Polisi
“Korban langsung dievakuasi ketempat yang lebih aman bersama rekan penolong lainya. Lalu anggota KOMPAS-USU mencoba menelepon rekan-rekannya yang lain yang mempunyai hubungan dengan pihak-pihak yang mampu memberikan pertolongan lebih besar dengan segera,” terangnya.
Ia menuturkan, tidak lama kemudian datang bala bantuan yang lebih besar dari pihak TNI dan BPBD mengevakuasi korban dari gunung dan langsung dievakuasi menuju rumah sakit terdekat.
(pra/tribun-medan.com )