Orang Tua Bayi Kembar Siam Adam dan Malik Berharap Bantuan Pemerintah

Nurida Sihombing menjelaskan, saat ia melahirkan kedua putranya ini, dia sudah memiliki firasat ia akan melahirkan anak kembar.

TRIBUN-MEDAN.com - Bayi yang begitu imut dan menggemaskan, ialah Adam dan Malik, bayi kembar siam dari pasangan Juliadi Silitonga (29) dan Nurida Sihombing (25) akan segera menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Kota Medan.

Anak ketiga dan keempat dari pasangan suami istri ini yang bertempat tinggal di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, akan sesegera mungkin menjalani operasi pemisahan antara kedua badan bayi tersebut.

Kedua bayi ini lahir pada tanggal (22/11/2018) tahun lalu..

Nurida Sihombing menjelaskan, saat ia melahirkan kedua putranya ini, dia sudah memiliki firasat ia akan melahirkan anak kembar.

"Memang beda dari anak pertama. Ini anak ketiga dan keempat. Perut ini besar gitu lah, baru kalau bangun tidur sakit. Karena di kampungkan enggak ada USG-USG gitu, cuma ada speksi doang baru tukang kusuk. Mau seminggu melahirkan baru pergi USG di Sibolga. Selama ini cuma dikusuk," ucap Nurida, Jumat (28/6/2019).

"Itu nama Adam dan Malik dikasih namanya ketika sampai di sini," sambungnya.

Sebelumnya pasangan suami istri ini telah memiliki dua orang anak yang ditinggalkan di kampung halamannya.

Nurida juga menjelaskan, pada saat proses operasi yang dilakukan saat melahirkan kedua buah hatinya, dia bahkan tidak tau kondisi anaknya akan seperti saat ini.

"Waktu itu enggak dibilang sama aku. Dibilang sama bapaknya aja. Hampir dua jam setelah operasi baru dikasih tahu. Jadi pas dipindahkan ke ruang setelah operasi, dibilang dokter jangan kasih tau mamaknya dulu nanti drop katanya. Udah mau bisa jalan baru dibilang orang itu, anakmu kek gini kek gini katanya," ucap Nurida.

Untuk kedua bayi ini akan segera direncanakan untuk di operasi pemisahan. Jika dilihat, bagian kulit perut kedua bayi ini menjadi satu.

Sambil menunggu proses operasi yang akan dilakukan pihak Rumah Sakit, kedua pasutri ini juga berharap, ada setidaknya dari pihak pemerintah Kota Medan atau masyarakat setempat untuk membantu kebutuhan sehari-hari mereka.

"Kami berharap kepada pemerintah setempat untuk membantu kami dalam masalah biaya kebutuhan sehari-hari anak kami ini," ungkap Juliadi Ayah kedua bayi yang sehari-hari biasanya bekerja menderes karet di kampungnya.

"Kami berharap, untuk membantu membeli popoknya, beli gizinya, untuk kebutuhan sehari-harinya," sambungnya.

Sebagaimana yang diketahui belakangan ini, untuk membeli kebutuhan sehari-hari kedua bayi ini, hanya pihak Rumah Sakit saja yang bergantian untuk membelikan keperluan bayi-bayi ini.

Sedangkan ayah bayi ini, bekerja puntang panting untuk mendapatkan upah untuk keperluan bayinya ini. Diketahui, bahwa ayah bayi Juliadi berkerja sebagai penjaga bangunan ruko yang sedang dibangun, dan sambilan juga menjadi tukang tambal ban untuk menggantikan posisi sementara pekerjaan yang ia tinggal kan di kampungnya, yaitu menderes karet.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved