Ngopi Sore

Dunia Ini Memang Kejam, Mbak Marsha

Tanpa dapat ia cegah, hidupnya telah ganti disorot dari jarak yang dekat. Dalam close-up. Dan seluruh cerita indah tadi bergeser jadi tragedi.

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
nextimpulsesports.com

CHARLIE Chaplin pernah bilang begini: "Life is a tragedy when seen in close-up, but a comedy in long-shot. To truly laugh, you must be able to take your pain, and play with it!"

Tragedi dan komedi, setidaknya menurut Chaplin, merupakan hakekat hidup. Maka pandai- pandailah mengemas tawa. Orang-orang tua dulu berpesan, jangan tertawa kelewat keras dan meriah, nanti bisa menangis.

Pesan yang sama sekali tak mengada-ada. Sebab segala sesuatu yang memicu tawa pada dasarnya juga sekaligus menyimpan tangis.

Ada luka dalam tawa. Ada kesedihan dalam kebahagiaan. Demikian sebaliknya. Dan perubahan, bisa datang dengan sangat tiba-tiba. Kejam, karena seringkali bahkan tanpa aba-aba. Situasi yang ambigu; abstrak; absurd.

Banyak orang hidup dalam dunia seperti ini. Satu di antaranya Maria Sharapova. Dia perempuan Rusia yang cantik, dan pintar, dan perpaduan keduanya, tentu saja, membuat dia sangat terkenal.

Marsha, sapaannya, menggeluti banyak bidang. Ia petenis, ia pebisnis, ia juga model dan perancang busana. Hebatnya, di seluruh bidang ini ia mampu mencapai level tertinggi.

Tahun 2015, Forbes mencatatnya sebagai atlet perempuan pengumpul uang terbanyak. Dari berbagai aktivitasnya, Mbak Marsha menghasilkan $29.7 juta. Lebih banyak lima juta dolar dari seteru terdekatnya, Serena Williams.

Jumlah ini niscaya akan membengkak apabila hasil berbentuk bukan uang ikut dihitung. Sebagai bintang iklan produk, Marsha mendapatkan hak untuk memiliki barang yang ia iklankan.

Sebutlah seperti Canon, Tag Heuer, Tiffany, juga dua perusahaan otomotif, Land Rover dan Porsche.

Popularitas Marsha juga turut berperan dalam mengerek kesuksesan bisnisnya. Ia seperti Midas dalam mitologi Yunani. Apapun yang disentuh Marsha, berubah jadi emas. Termasuk perusahaan permen Sugarpova.

Di luar perkara kekayaan, Marsha adalah perempuan yang dicintai banyak orang. Bukan cuma laki-laki. Ke mana pun ia pergi, antrean untuk meminta tanda tangan atau berfoto bersama, kerap mengular. Pula selalu ada yang meneriakkan namanya dengan nada histeris.

Wajahnya dan tubuhnya yang aduhai, terpampang, melintas, dan tercetak di mana-mana.

Tapi begitulah, semua itu runtuh dalam sekedipan mata. Dari perempuan termasyhur yang berkilau dengan puja-puji ambruk menjadi pesakitan.

Marsha tidak lolos dalam tes doping dan ia mengaku mengkonsumsi Meldonium, obat anti-nyeri mildronate buatan Lativia. Dalam wawancara terbukanya dengan wartawan pascahasil tes dopingnya di Australia Open 2016 diumumkan, Marsha menyebut dirinya mengkonsumsi Meldonium karena tubuhnya kekurangan magnesium, kelainan jantuk (detak jantung tak teratur), serta memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved