Breaking News

Kapolri Tito Karnavian Sambangi Medan, Apa yang Terjadi di Lapangan Merdeka?

Kapolri Tito menyambang Medan hari ini, Minggu (5/2/2017). Sejumlah elemen ormas menolak kedatangannya.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI - Sejumlah massa dari Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jakarta, Senin (16/1/2017). Aksi tersebut digelar untuk mendesak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan yang diduga melindungi premanisme dan melakukan kriminalisasi kepada ulama saat terjadi kericuhan di Pemeriksaan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/1/2017). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Sebelumnya, Jenderal Tito akan datang ke Medan Minggu (5/2/2017) dalam rangka peresmian situs Polisi Kita atau e-Policing. Situs ini rencananya digunakan sebagai wadah pengaduan masyarakat terkait segala tindak kejahatan.

"Kami saat ini masih melakukan diskusi. Pada dasarnya, kami di GAPAI tetap menolak kedatangan Kapolri yang kami anggap bukan sebagai polisi masyarakat," ungkap Heriansyah.

Lantas, apakah massa GAPAI akan melangsungkan aksi di hari kedatangan Kapolri, Heriansyah mengaku hal itu bisa saja terjadi. Namun, saat ini rencana itu masih dalam pembahasan.

"Semua itu (aksi penolakan) bisa saja terjadi. Kita lihat besok (hari ini) seperti apa dan kami dengan tegas menyatakan penolakan kedatangan Kapolri," kata Heriansyah.

Siap Pasang Badan

Koordinator Gerakan Anti Penistaan Agama Islam (GAPAI) Sumatera Utara, Ustaz Heriansyah mengatakan, dirinya dengan tegas menolak rencana kedatangan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian.

Apalagi, Tito dianggap berpihak kepada calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Harusnya, siapapun yang menghina dan menyudutkan ulama diproses sesuai hukum. Apalagi, KH Ma'ruf Amin itu pimpinan tertinggi di NU (Nahdatul Ulama)," kata Heriansyah, Sabtu (4/2/2017).

Ia mengatakan, KH Ma'ruf Amin yang sempat disudutkan dalam sidang lanjutan kasus penistaan agama dengan terdakwa Ahok merupakan tokoh sentral di NU. Sehingga, tidak boleh satupun orang menghina atau mencela KH Ma'ruf Amin.

"Kami dari GAPAI Sumut siap pasang badan untuk membela KH Ma'ruf Amin. Syukurnya, kiai-kiai kita ini sabar dan tidak menyerukan resolusi jihad," kata Heriansyah.

Baca: Heboh, 12 Laskar FPI Sambangi Uus, Ini yang Terjadi selepas Dugaan Hina Rizieq Shihab

Begitupun, ia tetap meminta penegak hukum untuk memproses siapa saja yang menghina ulama. Sebab, barang siapa melecehkan ULA, sama halnya dengan melecehkan umat Islam.

"KH Ma'ruf Amin itu termasuk keturunannya para ulama dari garis Suriah NU. Beliau termasuk pewaris nabi," ungkap Heriansyah.

(tio/tribun-medan.com) 

Yuk berinteraksi dengan ratusan netizen, like  Facebook   Tribun Medan   dan follow twitter   @tribunmedan 

Anda gila bola? Suka   Tribun PSMS

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved