Pilgub Jakarta
Sungguh Tak Disangka, Gubernur Tandingan Saingan Ahok Ini Ternyata Saudara Calon Wagub
Bahkan, saat ini, Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta tersebut masih menganggap dirinya sebagai gubernur tandingan lantaran mandatnya belum dicabut.
Dalam kontestasi politik ini, tentu ada pasangan terpilih dan kalah/gagal.
Jika gagal terpilih menjabat gubernur, calon telah memikirkan pekerjaan apa akan dilakukan kembali.
Apakah bakal kembali menjalani pekerjaan seperti sebelumnya atau ada yang lain.
Ahok, sapaan Basuki, memilih bakal senang-senang bersama dengan keluarganya sebab selama ini waktu kebersamaan dengan keluarga sangat kurang.
"Saya mau jalan-jalan beli Range Rover, jual tanah. Ngapain lagi kerja sampai malam ngurusin orang. Sama keluarga, bisa jalan-jalan naik Range Rover," ujar Ahok dalam diskusi buku "A Man Called Ahok" di Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Ahok mengaku dirinya ikhlas bila tak terpilih lagi untuk memimpin pemerintahan Jakarta dua periode.
Lebih mengejutkan, Ahok mengaku ditawari pekerjaan bergaji Rp 250 juta per bulan bila tak gagal menjabat lagi gubernur.
"Ada yang sudah nawarin kok gaji Rp 250 juta per bulan di luar bonus. Mana bisa dapat duit segitu kalau jadi gubernur," ujarnya tertawa.
Ahok Menang di Survei
Dikutip dari harian Kompas, Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Kompas melakukan survei untuk melihat preferensi publik pada Pilkada DKI Jakarta pada 28 Januari-4 Februari 2017.
Hasil survei menunjukkan bahwa cagub-cawagub nomor pemilihan satu DKI Jakarta Agus-Sylvi memiliki elektabilitas 28,2 persen.
Kemudian, elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 36,2 persen, dan pasangan Anies-Sandiaga memiliki elektabilitas 28,5 persen.
Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters) sebanyak 7,1 persen.
Survei kali ini merekam perubahan pola dukungan masing-masing pasangan calon bila dibandingkan dengan hasil survei Litbang Kompas pada 7-15 Desember 2016.
Elektabilitas Agus-Sylvi menurun, sementara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi meningkat.