Gawat, Danau Toba yang Akan Dijadikan Monaco of Asia Diserang Lintah dan Kutu

Pencemaran air di Danau Toba kian mengkhawatirkan. Kini air danau toba diserang oleh kutu dan lintah hingga membahayakan wisatawan

Penulis: Dedy Kurniawan |
Facebook/Presiden Joko Widodo
Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan di Danau Toba 

Diduga akibat pencemaran limbah perusahaan ternak babi dan ikan. 

Aktivis lingkungan yang mengatasnamakan Pejuang Danau Toba, menelusuri dan mengungkapkan pencemaran air berupa jenis hewan lintah dan kutu di Kawasan Danau Toba. (Tribun-Medan.com/ Dedy Kurniawan)
Aktivis lingkungan yang mengatasnamakan Pejuang Danau Toba, menelusuri dan mengungkapkan pencemaran air berupa jenis hewan lintah dan kutu di Kawasan Danau Toba. (Tribun-Medan.com/ Dedy Kurniawan) (Tribun-Medan.com/ Dedy Kurniawan)

Holmes Hutapea, aktivis lingkungan yang mengatasnamakan Pejuang Danau Toba, mengungkapkan pencemaran air berupa jenis hewan lintah dan kutu sudah ada sejak tahun 2015.

Hal itu dibuktikan adanya wisatawan yang sempat dilarikan ke Klinik Unit Gawat Darurat Parapat lantaran sekujur badannya dilengketi lintah usai mandi di Danau Toba.

Aktifis lingkungan yang mengatasnamakan Pejuang Danau Toba, menelusuri dan mengungkapkan pencemaran air berupa jenis hewan lintah dan kutu di Kawasan Danau Toba. (Tribun-Medan.com/ Dedy Kurniawan)
Aktivis lingkungan yang mengatasnamakan Pejuang Danau Toba, menelusuri dan mengungkapkan pencemaran air berupa jenis hewan lintah dan kutu di Kawasan Danau Toba. (Tribun-Medan.com/ Dedy Kurniawan) (Tribun-Medan.com/ Dedy Kurniawan)

Bahkan pihaknya sudah melakukan penyelidikan dengan cara menyelam ke dalam danau. Di mana telah ditemukan lintah di dasar danau maupun di permukaan dangkal.

"Jadi, limbah-limbah perusahan besar ternak ikan dengan pengadaan Keramba Jala Apung (KJA) dan ternak babi di kawasan Danau Toba itu kami duga penyebab munculnya hama air sejenis lintah dan kutu," kata Holmes, Jumat (17/2/2017)

Disebut Holmes, perusahaan besar itu di antaranya adalah PT Aquafarm, perusahaan Swiss yang mengembangkan usaha budidaya ikan dengan KJA di Danau Toba sejak 1998.

Saat ini PT Aquafarm Nusantara memiliki tiga lokasi KJA di Danau Toba, yakni di Kabupaten Samosir, Toba Samosir, dan Simalungun.

Selain PT Aquafarm Nusantara, sejak awal 2012, sebuah perusahaan peternakan ikan besar juga hadir di Danau Toba, tepatnya di wilayah pantai Tanjung Unta, Tambun Raya, Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, yakni PT Suri Tani Pemuka, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Baca: Lagu Hadiah Ultah Pernikahan Raffi-Gigi Bikin Netizen Menangis

Baca: Ya Ampun, 125 Anggota TNI Menunggu Giliran Dipecat dengan Kasus Ini

Baca: Ironis, Sang Kakak Tewas tapi Kim Jong Un Tetap Bersukacita dan Gelar Pesta, Ini Parade Fotonya

Baca: Sebelum Dibunuh Kim Jong Nam Pernah Kirim Surat Kepada Kim Jong Un, Isinya Mengharukan

Selain perusahaan ternak ikan, diduga ada limbah yang berasal dari Perusahaan ternak babi PT Allegrindo Nusantara yang berlokasi Nagori Urung Pane, Kecamatan Purba, Kabuapaten Simalungun. 

"Setidaknya ada tiga perusahaan penyumbang limbah ke air danau. Dan itu penyebab munculnya lintah dan kutu."

"Itu ada Aquafarm, anak perusahaan Japfa, dan Allegrindo perusahaan ternak babi. Itu pencemaran berupa limbah polusi ke air mereka capai sampai 69 persen terhadap air. Sedangkan limbah perhotelan dan masyarakat 31 persen. Dan itu sudah terverifikasi dari data dan sudah terpublikasi di media-media massa," beber Holmes. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved