Baca Edisi Cetak Tribun Medan
Satu Tewas Tertembak, Baru Kali Ini Lihat Berdarah-darah Gitu
"Baru kali ini saya lihat ada orang ditembak kek gitu. Kakinya kulihat sudah berdarah-darah. Sampai sekarang saya masih bergetar kalau ingat kejadian,
Berusaha Melarikan Diri
Berdasar informasi di lapangan, petugas BNN yang mengendarai tiga unit mobil sudah mengintai keberadaan para tersangka sejak masuk ke perbatasan Kota Medan. Lantaran informasi yang didapat telah akurat, petugas BNN bersenjata lengkap kemudian menyetop mobil kedua tersangka. Sayangnya, kedua tersangka berusaha melarikan diri sehingga petugas BNN terpaksa melepaskan tembakan.
Saat Tribun tiba di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB, dua unit mobil yang ditembaki sudah dibawa ke halaman kantor BPBD Sumut. Di sana, mobil digeledah dan ditemukan barang bukti sabu 38 kg. Awalnya, sabu itu disimpan di dalam lima tas ransel di dalam mobil Xenia.
Setelah menemukan barang bukti, petugas BNN kemudian meminta sejumlah tersangka tiarap di dekat mobil yang sudah ditembaki. Dua tersangka, hasil pengembangan kasus teresebut masing-masing Juned dan Andri, tampak diborgol. Mereka dijemur di bawah terik matahari hingga terlihat lemas.
Juned, pria berkepala plontos berkaus hijau bahkan berulang kali meminta air mineral kepada petugas. Lantaran cuaca cukup menyengat, Juned yang sudah berkeringat kemudian mengambil posisi duduk dan menempelkan kepalanya di ban belakang mobil Xenia yang sudah ditembaki petugas.
"Haus Pak, saya minta minum," katanya dengan suara samar-samar. Sementara itu, tersangka Andri yang ditangkap di Jalan TB Simatupang, Gang Langgar, Sunggal, persisnya di kediaman Habib, oknum Polisi Militer Kodam I/Bukit Barisan mengaku, tak mengenal Juned. Padahal, ia ditangkap bersama Juned dengan barang bukti sabu dan ekstasi.
"Saya tadinya cuma diminta datang aja ke rumah itu (Habib). Katanya saya disuruh membawa mobil," ungkap Andri kepada petugas Intel Polrestabes Medan. Sesampainya di rumah Habibi, lanjut Andri, ia malah ditangkap bersama Juned.
"Enggak tahu saya. Saya cuma mau bawa mobil," katanya. Hampir menjelang pukul 14.00 WIB, petugas BNN yang juga melakukan pengembangan kasus tersebut ke Jalan Johor Permai, Gang Melinjo, Medan Johor datang mengendarai mobil Honda CRV BK 1976 ZB. Mobil itu kemudian masuk ke halaman kantor BPBD, dan diparkirkan di depan pintu masuk sebelah kiri kantor.
Saat petugas BNN turun dari mobil, seorang lelaki yang belakangan diketahui bernama Heri, ikut turun dengan tangan diborgol. Lelaki yang mengenakan kemeja santai itu lantas diminta menunjukkan di mana ia menyimpan sabu.
"Ada di bawah bangku depan Pak," katanya. Mendengar penuturan Heri, petugas BNN bertubuh tegap kemudian memintanya membongkar sendiri tempat penyimpanan sabu tersebut. Setelah karpet yang ada di bangku bawah mobilnya dibuka paksa, tampaklah bungkusan sabu berlabel teh China warna keemasan. Total, ada sekitar 7 kg sabu.
"Nah, di mana lagi kamu simpan. Kamu tunjukkan saja," kata petugas BNN. Heri mengatakan, hanya itu saja sabu miliknya. Usai menjalani pemeriksaan singkat, pria berkulit putih yang dikabarkan bekerja sebagai kontraktor ini kemudian digiring ke lantai dua gedung BPBD.
Di situ, Heri disatukan dengan tersangka lain yang lebih dulu ditangkap petugas. Pascapenangkapan yang dibarengi penembakan tersebut, sejumlah TNI baik intel maupun polisi militer berseliweran di kantor BPBD. Mereka hendak memastikan kebenaran adanya keterlibatan oknum anggota polisi militer bernama Habibi dalam kasus tersebut.
Dari rumah Habibi, Jalan TB Simatupang, Gang Langgar, petugas BNN menyita satu pucuk senjata api jenis FN. Senjata yang disita itu sempat dicek Komandan Detasemen Polisi Militer I/5, Mayor POM David M. Saat pemeriksaan senjata, pintu kaca di lantai satu gedung BPBD ditutup polisi. David bersama Kapolsekta Sunggal Kompol Daniel Marunduri tampak serius mengecek nmor senjata jenis FN itu.
Satu Tewas
Menjelang sore hari, Deputi Bidang Pemberantasan Narkotika BNN Irjen Arman Depari tiba di kantor BPBD Sumut. Ia didampingi Deputi Bidang Psikotropika dan Prekursor BNN, Brigjen Anjan Pramuka. Berdasar penuturan Arman, mereka menangkap 10 orang sindikat pengedar, pengendali dan kurir narkoba, satu di antaranya tewas.