Polwan Bingung Setop Pengendara Saat Operasi Simpatik, Berapa Pelanggarannya ya Guys?

Beginilah momen saat terjadi operasi simpatik yang digelar serentak oleh pihak kepolisian di seluruh Indonesia, termasuk di Papua

Pengendara sepeda motor bebek ketika dihentikan oleh seorang Polwan 

TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah momen unik saat terjadi operasi simpatik yang digelar serentak oleh pihak kepolisian di seluruh Indonesia, operasi ini tidak terkecuali dilakukan di Papua.

Seperti yang diperlihatkan dalam foto yang beredar luas dalam grup media sosial, terlihat tiga orang Papua sedang mengendarai sepeda motor jenis bebek.

Baca: Bersuar Kabar nan Mengejutkan, Teranyar Jupe Disebut Lumpuh, Berikut Foto-foto Terkini Hari Ini

Baca: Mengejutkan, Perempuan Medan Sering Belanja Sex Toys ke Luar Negeri Via Pos

Baca: Wow, Pria Tamatan SMP Beli Narkoba dari Prancis dan Belanda Pakai Bitcoin

Tampak seperti di dalam foto mereka menaiki motor Yamaha jenis Jupiter MX sedang dihentikan oleh seorang Polwan. 

Ketiga orang Papua tersebut mengendarai motor tanpa mengenakan sehelai pakaian pun dan hanya memakai koteka. Well, maaf untuk bagian sensitif harus di-blur ya guys.

Mereka juga membawa busur, panah hingga tombak seakan hendak berperang aja.

Baca: Polwan Ini Dipukul Pelanggar Lalulintas, Setelah Diinterogasi Dua Fakta Mengejutkan Terungkap

Baca: Mengenaskan, Pensiunan Polisi Tewas Terbakar bersama Istri dan Anaknya, Ditemukan Dalam Posisi Ini

Baca: Anda Pernah Melihat Kolam Renang Terdalam di Dunia? Inilah Dia Berikut Tingkat Kedalamannya

Baca: Melongok Fakta-fakta Unik Razia, mulai Tilang Raja Salman hingga Sungkem kepada Orangtua

Humas Polres Demak-Sosok pria berjubah ala Timur Tengah meminta pengendara motor menunjukkan surat kelengkapan berkendara dala Operasi Simpati Candi 2017 dengan tema 'Raja Salman' Razia di Jalan dengan Salam dan Senyuman, di Alun-alun Demak, Jumat (3/3/2017). (Tribunnews.com)
Humas Polres Demak-Sosok pria berjubah ala Timur Tengah meminta pengendara motor menunjukkan surat kelengkapan berkendara dala Operasi Simpati Candi 2017 dengan tema 'Raja Salman' Razia di Jalan dengan Salam dan Senyuman, di Alun-alun Demak, Jumat (3/3/2017). (Tribunnews.com) (Tribunnews.com)

Guys di Papua pemandangan seperti ini memang terlihat biasa, namun tidak dengan warga Indonesia yang tinggal di bagian Barat dan Tengah. Menariknya mereka hanya pengemudi motor saja yang pakai helm, sementara dua penumpang tidak mengenakan perlengkapan berkendara.

Baca: Kondisi Makin Memprihatinkan, Begini Penampakan Kaki Jupe yang Makin Membengkak

Baca: Pernah Kalah saat Jadi Duet Cagub-Cawagub, Ini Kesaksian Eko Cahyono soal Ahok yang Mengejutkan

Baca: Aksi Kejam Paksa Nenek Mengemis dan Raup 70 Ribu per Hari, Inilah Hukuman Berat bagi Surono

Dalam peraturan pun tidak diperkenankan sepeda motor dikendarai hingga tiga orang, inilah yang mungkin jadi penyebab hingga Polwan memberhentikan pengendara ini.

Barangkalai Polwan ini bingung, berapa banyak pelanggarannya ya guys?

Jika dipikir-pikir apakah mereka membawa surat-surat kendaraan apa tidak ya? Mengingat hanya sebuah kantong tas yang dibawa oleh pengemudi. Kalau berkendara seperti ini safety riding apa tidak ya guys?

Operasi Simpatik 2017 sendiri digelar Kepolisian RI secara serentak di Indonesia selama 21 hari hingga Selasa (21/3/2017).

Baca: Ternyata Ini Latar Belakang Kenapa Ahok Singgung Surat Al-Maidah Ayat 51

Baca: Tersihir Raja Salman, Orang-orang Ini Dandan Mirip Para Pangeran, Penasaran? Ini Parade Fotonya

Pesona pangeran-pangeran Timur Tengah. (Instagram)
Pesona pangeran-pangeran Timur Tengah. (Instagram)

Selama Operasi Simpatik berlangsung diadakan beberapa kegiatan, edukasi cara aman berangkat ke sekolah, hingga program safety riding yang memberikan imbauan kepada masyarakat bagaimana cara berkendara sesuai dengan prosedur keselamatan.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul meyakini Operasi Simpatik mampu mengedukasi masyarakat mengenai larangan-larangan berlalu lintas.

Baca: Bikin Termangu, Artis Indonesia Pemilik 13 Gelar: Dr Ir SH SAB SSn MS MH MM IPM MBCa MBA

Martinus mengatakan, selama pelanggaran tersebut dianggap tidak fatal yang mengancam jiwa seseorang oleh petugas, maka hanya peringatan lisan ataupun tertulis yang diberikan.

Menurut dia, operasi ini tidak lantas digampangkan karena adanya kelonggaran yang diberikan polisi.

"Enggaklah, masyarakat kita itu cerdas-cerdas. Kita hanya menstimulasi supaya lebih tertib," ujar Martinus seperti yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/3/2017).(*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved