Mengulik Kisah Rio Martil Maut, Pembunuh Sadis Melegenda yang Berakhir di Depan Regu Tembak Mati
Pukulan yang dilakukan berkali-kali oleh Rio itu menggunakan dua martil, satu di tangan kiri, satunya di kanan.
Terdengar pelayan hotel memanggil-manggil sambil mengetuk pintu kamar.
Suara yang sempat membuat Rio terkejut.
"Sebentar, saya masih ngobrol-ngobrol," katanya menjawab sambil terus membersihkan tangannya.
Mendengarnya, pelayan segera meninggalkan kamar dan berjalan ke arah depan hotel.
Merasa situasi sudah aman, Rio bergegas.
la mengemasi barang-barangnya yang sebenarnya tidak terlalu banyak, lalu mencari kunci mobil di saku celana Jeje.
Sebelum keluar kamar, sempat diliriknya arloji milik korban, dilepas dan ditaruhnya dalam saku celanya.
Di luar kamar, Rio mencoba bersikap tenang dan langsung melangkah menuju ke depan hotel.
Tapi rupanya beberapa langkah menjelang lobi, seorang pelayan yang mengenalinya langsung menyapa, "Mana Pak Jeje, Pak?"
"Oh dia di kolam renang," jawab Rio sekenanya.
Seolah tanpa mau berpanjang lebar ia terus melangkah ke depan hotel, arah parkir mobil.
Jawaban itu mengagetkan pelayan.
Masalahnya, hotel tempatnya bekerja tidak ada kolam renang.
Apalagi Rio terlihat agak terburu-buru menuju mobil Toyota Kijang seri LGX bernomor polisi R 7078 EA.
Pelayan itu juga merasa janggal, karena tidak biasanya mobil milik Jeje dilepas begitu saja kepada penyewanya.