Pembunuhan Satu Keluarga Menjadi Misteri, Sampai Sekarang Polisi Belum Dapatkan Tersangka
"Sedangkan jenazah Sri Ariyani, bersama dua anaknya Naya dan Gilang ditemukan di tempat tidur. Mereka juga luka pada bagian leher dan tubuh."
"Kami belum bisa memberikan informasi terlalu jauh. Kami khawatir, pelaku semakin menjauh," katanya.
Soal desas-desus pelaku kabur ke kawasan Deliserdang, Yemi juga belum mau terbuka. Saat ini, katanya, pihaknya fokus memeriksa masing-masing saksi.
Baca: Ini Awal Mula Satu Keluarga jadi Korban Pembunuhan

Kinara, balita usia empat tahun anak pasangan Harianto dan Yanti lolos dari upaya pembunuhan. Sementara, dua kakaknya Gilang dan Naya tewas digorok para pelaku yang belum diketahui identitasnya.
Warga menemukan Kinara di kolong tempat tidur di kamar utama dalam kondisi kritis dan penuh dengan luka.
"Saya tidak bisa jelaskan secara detail. Yang pasti, Kinara selamat, namun wajahnya lebam-lebam," ungkap Budiono, Kepala Lingkungan XI, Kelurahan Mabar, Minggu kemarin.
Budiono mengatakan, saat ini Kinara dibawa ke RS Mitra Medika.
"Sudah ada beberapa warga yang di rumah sakit menjaga Kinara. Kami tidak mau lagi kecolongan," kata Budiono sembari mengisap sebatang rokok.
Maraknya tindakan kriminal kategori sadis yang terjadi di Medan baru-baru ini membuat Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution berang.
Peristiwa terakhir yakni pembunuhan di Jalan Mabar yang menewaskan satu keluarga dan melukai balita berusia empat tahun yang saat ini masih dirawat intensif.
"Masya Allah itu perbuatan biadab. Ini saya mau ke sana," kata Akhyar usai Rapat Paripurna di DPRD Medan, Senin (10/4/2017).
Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPRD Medan Henry Jhon Hutagalung.
Ia meminta Pemerintah Kota Medan mengevaluasi diri terkait keamanan kota.
Satu di antaranya menggagas kembali Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan).
"Ini bukti Medan belum aman. Saya rasa Siskamling harus disuarakan. Kita buat Perda Siskamling." ucap Henry.
(akb/tribun-medan.com)