Tribun Ramadan

Bulan Puasa 60 Tahun Lalu

Yang sangat istimewa adalah bulan puasa telah menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak sekolah saat itu karena pada bulanpuasa semua anak...

(KOMPAS/FX PUNIMAN)
Kolang-kaling yang berasal dari pohon aren dan kolang-kaling buatan dari air kelapa, pada bulan puasa ini laris dibeli orang. Buah ini sering dimanfaatkan untuk membuat hidangan minuman buka puasa berupa kolak atau es buah. Foto diambil pada 2 Maret 1993. 

TRIBUN-MEDAN.com - Bulan puasa di Jakarta 60 tahun lalu, atau pada kisaran tahun 1950-an hingga awal tahun 1960, sama sekali tidak terasa hiruk pikuknya orang-orang yang mempersiapkan diri untuk pulang mudik.

Pada waktu itu, saya masih sekolah di SR, Sekolah Rakyat yang kini dikenal sebagai SD atau Sekolah Dasar.

Yang sangat istimewa adalah bulan puasa telah menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak sekolah saat itu karena pada bulanpuasa semua anak sekolah diberi libur selama 40 hari.

Bulan puasabenar-benar dinanti kedatangannya oleh anak-anak pada setiap tahun.

Baca: Ingat ! ! Tidak Semua Petugas Pajak Bisa Intip Rekening Anda

Dirjen Pajak Ken Dwijugiaseteadi (Tengah) menggelar konferensi pers usai penutupan program tax amnesty, Jakarta, Sabtu (1/4/2017).
Dirjen Pajak Ken Dwijugiaseteadi (Tengah) menggelar konferensi pers usai penutupan program tax amnesty, Jakarta, Sabtu (1/4/2017). ((KOMPAS.com/YOGA SUKMANA))

Di kala itu, jumlah mobil di Jakarta memang belum banyak, masih sangat jarang. Dan, itu menjadikan lalu-lintas di jalan-jalan di Jakarta, terutama di sekitar Jakarta Pusat, sama sekali tidak ada bedanya pada saat bulan Ramadhan dan Lebaran atau bukan.

Di bulan puasa, yang merupakan hari libur bagi anak-anak sekolah, tidak banyak pula yang dilakukan selain mengisi waktu sekolah dengan bermain atau jalan-jalan di sekitar rumah.

Saya tinggal di Jalan Segara 4, sekarang sudah menjadi bagian dari halaman Istana Presiden dan nama Jalan Segara sudah berubah menjadi Jalan Veteran. Yang masih ada hingga sekarang adalah Jalan Veteran, Jalan Veteran 1, Veteran 2, dan Veteran 3. Jalan Veteran 4 sudah tidak ada.

Kegiatan yang agak berubah sedikit pada bulan puasa adalah beredarnya tukang loak, penjaja barang bekas yang berharap dapat membeli barang yang sudah tidak terpakai lagi dari rumah rumah di sekitar Jalan Segara.

Tidak banyak perumahan di sekitar Jalan Segara 4 karena satu sisi dari Jalan Segara 4 merupakan lokasi dari Kantor Kementerian Kehakiman.

Satu sisi saja yang merupakan perumahan, sementara pada sisi Kantor Kementerian Kehakiman hanya ada satu rumah, kediaman dari Mr Soedarjo, salah satu dari sedikit sarjana hukum kelompok pertama di Indonesia.

Di samping tukang loak, ada lagi tukang penjual ayam hidup yang dibawa dalam keranjang berbentuk piramida dengan pikulan.

Baca: Sekarang Saatnya Jadikan Medsos Bukan Sebagai Ajang Caci Maki

facebook
facebook (ilustrasi)

Ibu saya selalu membeli ayam dari tukang pikulan itu setelah diskusi panjang tawar menawar tentunya dengan sang tukang ayam.

Ibu saya hanya membeli 1 atau 2 ekor ayam setiap menjelang Lebaran, dan kami memang hanya berkesempatan makan ayam satu tahun sekali, yaitu saat Lebaran tiba.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved