Teroris Serang Mapolda

Istri dan Anak Polisi yang Digorok Teroris di Markas Polda Dapat Firasat Aneh sebelum Penyerangan

Terakhir kali berjumpa istrinya, Aiptu Sigalingging tidak seperti biasa meminta semua bajunya disetrika rapi. ia juga meminta istrinya beli baju baru.

TRIBUN-MEDAN.COM/ARJUNA BAKKARA
Andra Silalahi, keponakan Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging (pegang mik) memberi kata-kata perpisahan pada acara keluarga di rumah duka Jalan Abdul Gani Siregar, Desa Silandit, Kecamatan Padangsidempuan Selatan, Tapanuli Selatan, Senin (26/6/2017) pukul 06.00 pagi. Isak tangis membalut acara, apalagi dia menyinggung tentang pamannya yang memberinya nasihat pada pertemuan keluarga Desember 2016 lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, PADANGSIDIMPUAN-Kepergian anggota kepolisian Polda Sumut, Aiptu Martua Sigalingging,  yang menjadi korban tewas kejahatan teroris, di Mapolda, Minggu 25 Juni 2017 pagi kemarin menggoreskan kepedihan yang mendalam bagi orang-orang dekat, terlebih anak dan istrinya.

Istri almarhum, Mianna Manalu (48), serta putrinya, Mega Cristin Sigalingging mengaku telah dihinggapi firasat buruk beberapa hari terakhir.

Baca: Lebaran, Janda Ini Malah Tepergok di Rumah Sakit Ibu Anak, Hamil Yah?

"Memang beberapa hari terakhir kami masing-masing sudah dalam keadaan gelisah. Hingga akhirnya tahu apa artinya," kata Mian saat ditemui tribun-medan.com, di rumah duka, Desa Silandit, Padang Sidempuan Selatan, Jalan Abdul Gani Siregar, Senin (26/6/2017) dini hari.

Menurutnya, ia pergi menemui Martua di rumah kontrakannya di Medan, arah Tanjung Morawa, pada selasa lalu.

Baca: TRAVELLERS Ini Bahasa Rahasia Awak Kabin dan Pramugari

Tak seperti biasa, suaminya tiba-tiba meminta agar seluruh bajunya disetrika lalu ditata serapi mungkin.

Kemudian, kepadanya, Martua menyuruh agar membeli baju baru. Ia pun mulai bertanya-tanya pada diri sendiri sejak saat itu.

Selepas itu, ia pun kembali ke kampung halaman. Kegelisahan pun mulai mewarnai hari-harinya.

Baca: Ternyata Ini yang Dilakukan Warga Arab Saudi di Hari Pertama Idul Fitri

Hingga pada malam kejadian, sampai pagi diakuinya dia tak bisa tidur.

"Dung na mulak sian Medan i, nga asing panghilalaanhu. Nabodari pe dang boi modom be ahu. (Sejak pulang dari Medan aku sudah gelisah. Bahkan, tadi malam pun enggak bisa lagi aku tidur)," ujarnya berbahasa Batak.

Disebutkannya, suaminya sudah 1,5 tahun bertugas di Polda Sumut. Sebelumnya, memang mengabdi di Tapanuli Selatan (Tapsel).Tahun 2015, ia pindah tugas.

Baca: Presiden Taiwan Tsai Ing-wen Ucapkan Selamat Idul Fitri Pakai Bahasa Indonesia

Mega Cristin Sigalingging, putrinya menuturkan, selama dua hari, tepatnya 22-23 Juni, ia diomeli ayahnya lantaran ia tidak menepati janji menelepon ayahnya, Ayahnya pun merajuk.

Semenjak itu, dia rindu berat pada ayahnya.

Mega Cristin boru Sigalingging, sembari menunggu kedatangan jenazah ayahnya, menunjukkan komunikasi terakhir dengan Aiptu Martua Sigalingging sejam sebelum meninggal, saat ditemui di rumah duka Desa Silandit Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Jalan Abdul Gani Siregar, Senin (26/6/2017) dinihari.
Mega Cristin boru Sigalingging, sembari menunggu kedatangan jenazah ayahnya, menunjukkan komunikasi terakhir dengan Aiptu Martua Sigalingging sejam sebelum meninggal, saat ditemui di rumah duka Desa Silandit Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Jalan Abdul Gani Siregar, Senin (26/6/2017) dinihari. (TRIBUN-MEDAN.COM/ARJUNA BAKKARA)

"Bapak bilang gini: Kaya' mana perasaanmu boru, kalau kau telpon-telpon enggak aku angkat? Bapak merajuk samaku, katanya. Enggak biasanya gitu. Mulai saat itu aku rindu kali sama bapak. Sampai akhirnya kami telponan tadi malam dan Instagramku dikomentarinya sejam sebelum dia ninggal," kenangnya.

Ayahnya juga berjanji akan membawa mereka ke rumah Oppungnya (kakek dan nenek) usai tugas piket Lebaran.

Direncanakan ayahnya sudah akan kembali sehabis Ramadan menemui mereka.

Baca: Syawaludin Pakpahan Langsung Jadi Pendiam Sepulang dari Suriah

Aiptu Martua Sigalingging gugur dalam tugas saat dua sekawan terduga jaringan teroris berafiliasi pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerang Markas Polda Sumatera Utara di Medan, Minggu (25/6/2017) dinihari.

Peristiwa penyerangan itu terjadi di pos II penjagaan pintu keluar Mapolda yang saat itu tengah dijaga personel dari Yanma Polda Sumut, Aiptu Martua Singgalingging dan Brigadir Erbi Ginting.

Dua orang terduga terotis menyerang pos II penjagaan Markas Polda Sumatera Utara di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Minggu (25/6/2017) dinihari. Penyerangan beberapa jam menjelang salat Id di Medan dan sekitarnya. Syawaluddin Pakpahan (kanan) mengalami luka tembak, dan Ardi, terduga lainnya (kiri) tewas ditembak polisi. (HO/Polda Sumut/Mustaqim Indra Jaya)
Dua orang terduga terotis menyerang pos II penjagaan Markas Polda Sumatera Utara di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Minggu (25/6/2017) dinihari. Penyerangan beberapa jam menjelang salat Id di Medan dan sekitarnya. Syawaluddin Pakpahan (kanan) mengalami luka tembak, dan Ardi, terduga lainnya (kiri) tewas ditembak polisi. (HO/Polda Sumut/Mustaqim Indra Jaya) (HO/Polda Sumut/Mustaqim Indra Jaya)

Kedua pelaku mendatangi pos II tersebut dan terjadi perkelahian yang menyebabkan Aiptu Martua Singgalinging tertusuk pisau.

Brigadir Erbi Ginting lalu meminta bantuan kepada personel Brimob yang tengah bertugas di Pos I Penjagaaan pintu masuk.

"Sejumlah personel Brimob langsung memberikan bantuan dan melakukan penembakan peringatan," kata Kabid Humas, Kombes Rina Sari Ginting.

Anggota Brimob lalu mengambil tindakan dengan menembak pelaku, satu tewas dan satu lagi kritis.

Tinggalkan Istri dan Sembilan Anak

Sirine ambulans yang memboyong jenazah itu mendadak tergantikan oleh tangis kerabat keluarga yang sontak pecak pagi itu, tatkala mobil ambulans tiba di pelataran rumah duka.

Mianna Manalu (48) serta sembilan anaknya yang telah menunggu sejak kemarin sore tak dapat lagi menahan air mata, ratapan dan isak tangis.

Mianna dan anak-anaknya tak henti menangis dan memandangi peti mati Aiptu Martua yang bersaput bendera Merah Putih itu. Sosok suami dan ayah tercinta itu kini telah tiada. Pergi untuk selama-lamanya.

Mianna Manalu (48), tak dapat membendung air matanya, saat menerima kedatangan jasad suaminya di  Jalan Abdul Gani Siregar, Desa Silandit Kecamatan Padangsidempuan Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (26/6/2017) pukul 06:00 pagi. (Tribun-Medan.com/ Arjuna Bakkara)
Mianna Manalu (48), tak dapat membendung air matanya, saat menerima kedatangan jasad suaminya di Jalan Abdul Gani Siregar, Desa Silandit Kecamatan Padangsidempuan Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Senin (26/6/2017) pukul 06:00 pagi. (Tribun-Medan.com/ Arjuna Bakkara) (TRIBUN-MEDAN.COM/ARJUNA BAKKARA)

Sesekali, anaknya juga mengelus foto ayah mereka yang ditaruh di atas peti, seolah tak percaya akan kepergiannya ke alam baka.

"Lihat anak-anakmu ini, Pak. Kenapa kau tinggalkan kami?" ucap Mianna terbata-bata.

Usai menyerahkan jenazah, Kapolres Tapsel menyarankan agar peti mati tidak usah dibuka lagi.

"Orangtua kami, yang saya hormati, mohon maaf petinya tak usah dibuka lagi, ya," sebutnya.

Setelah acara adat, Anumerta Ipda Martua Sigalingging akan diberangkatkan menuju Indrapura Batubara untuk dimakamkan.

Pelepasan jenazah akan dilakukan dengan upacara kemiliteran.

"Nanti setelah selesai upacara adat, kita akan lepas beliau dengan upaca kemiliteran dari depan Polres Tapsel," ujar Kapolres Tapsel, AKBP M Iqbal usai menyerahkan jasad kepada keluarga di Desa Silandit Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Jalan Abdul Gani Siregar, Senin (26/6/2017) pagi. (cr1/ tribunmedan.com)  

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved