Pilpres 2019
Pilpres 17 April 2019 Masih Jauh, Fahri Hamzah Mendadak Puji Jokowi, Kritik Prabowo Subianto
Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 akan dilaksanakan serentak pada 17 April 2019. Walau masih jauh, Fahri Hamzah mendadak puji Jokowi
"Saudara Presiden Jokowi telah melanggar berkali-kali. Setidak-tidaknya dia telah tidak memberikan rasa nyaman, rasa nyaman kepada hati Umat Islam, menghina ulama, mencaci maki simbol-simbol Islam, membiarkan orang yang non-Muslim menghina simbol-simbol agama kita," kata Fahri dalam petikan pidato tersebut.
Menjelang akhir pidatonya di hadapan masa peserta aksi 411, Fahri mengatakan ada dua cara untuk menjatuhkan Presiden Jokowi.
"Kita kalau mau memutuskan bagaimana cara menjatuhkan presiden, ada dua caranya. Sebagai pimpinan dewan saya akan memberitahu cara yang legal, ini bukan jalan revolusi," kata Fahri.
"Seorang presiden ketika terbukti melanggar konstitusi dia langsung bisa kita galang hak menyatakan pendapat bahwa presiden telah melakukan tindakan tercela melanggar konstitusi. Maka dengan tanggapan hak menyatakan pendapat itu seorang presiden bisa dijatuhkan melalui sidang impeachment di Mahkamah Konstitusi."
"Itu jalur parlemen ruangan. Tapi kalau di jalur parlemen jalanan, Habib Rizieq yang lebih banyak tahu," ujarnya, merujuk kepada ketua atau imam besar organisasi massa Front Pembela Islam (FPI).
GERINDRA OPTIMIS USUNG PRABOWO
Baca: Fadli Zon Menebar Pujian kepada Agus Harimurti Yudhoyono, Ada Apa Ya?
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Gerindra tetap optimistis mengusung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019, meski saat ini belum ada partai yang menyatakan dukungan.
Mengalirnya dukungan sejumlah partai untuk mengusung Joko Widodo pada Pilpres 2019 tak membuat Gerindra pesimistis.
Pemilihan Umum serentak DPR RI, DPRD, DPD dan Presiden empat partai politik yang sudah mewacanakan akan mengusung Jokowi, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, Partai Golkar, dan Perindo.
"Tahun 2014, waktu menyusun koalisi itu pendek. Kita ingat 9 April 2014 itu pemilu legislatif, baru kemudian kita susun koalisi. Saya waktu itu yang termasuk mengatakan koalisi besar, dan akhirnya dalam waktu sebulan kurang lebih, kami bisa membuat Koalisi Merah Putih," kata Fadli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Ia yakin, Prabowo merupakan sosok yang memiliki elektabilitas tinggi dan tetap dinanti masyarakat untuk menjadi Presiden RI.
Fadli mengatakan, Gerindra telah menjalin komunikasi politik dengan sejumlah partai seperti PKS dan Demokrat.
"Harapan masyarakat cukup tinggi kepada Pak Prabowo untuk memimpin karena pasti banyak perbaikan ketimbang yang sekarang gitu ya. Ke mana-mana datang saya tanya ke masyarakat, hidup di era sekarang makin susah kok," lanjut dia.
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono menegaskan bahwa Prabowo Subianto belum mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.
"Pak Prabowo sendiri belum menyatakan kesediaannya untuk maju loh, ingat," ujar Ferry seusai acara diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).