Pilpres 2019

Ini Jawaban Prabowo saat Ingin Diduetkan dengan Jokowi, Ketua DPR Hingga PPP Sangat Setuju!

Prabowo menegaskan bahwa dirinya akan mendengarkan suara seluruh kader Partai Gerindra.

Editor: AbdiTumanggor
KOLASE TRIBUN MEDAN
Prabowo Subianto, Presiden Jokowi, dan SBY. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto angkat bicara terkait wacana menyandingkan dirinya sebagai calon wakil presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Wacana duet Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 mengemuka beberapa waktu belakangan ini.

Prabowo menegaskan bahwa dirinya akan mendengarkan suara seluruh kader Partai Gerindra.

"Saya sebetulnya, kan, mandataris partai saya. Saya akan mendengarkan suara partai, suara rakyat, suara sahabat-sahabat, suara mitra," ujar Prabowo saat ditemui di rumah pribadinya, Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2018).

"Kami akan mengutamakan kepentingan nasional. Itu yang saya bisa janji kepada kalian," kata Prabowo.

Meski demikian, Prabowo belum memutuskan apakah dirinya akan maju dalam Pilpres 2019.

Simak videonya

Ayo subscribe channel Tribun MedanTV

Baca: 4 Motif Penyebab Muksin Nekat Pukul Kepala Istrinya Leli Lismawaty Hingga Tewas!

Baca: Inilah Surat Cinta Terakhir Suami untuk Sridevi dan Sampaikan Permohonan Maaf pada Wartawan!

Baca: 5 Fakta Marbot Masjid di Garut Rekayasa Dirinya Diserang saat Subuh, Ternyata Ini Alasannya!

Ia menegaskan, keputusan itu akan ia ambil setelah berkomunikasi dengan Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra dan parpol lain yang membuka peluang berkoalisi dengan Gerindra.

"Apa pun keputusan, saya selalu mengutamakan kepentingan nasional dan rakyat, yang terbaik untuk rakyat. Itu yang kami akan lakukan," kata Prabowo.

Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon telah menegaskan bahwa seluruh kader Gerindra telah satu suara mendukung Ketua Umum Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.

Dengan demikian, Fadli Zon membantah wacana untuk menyandingkan Prabowo sebagai calon wakil presiden Joko Widodo.

Fadli mengatakan, pencalonan Prabowo sebagai capres akan memberikan pilihan bagi masyarakat sebagai pemilih.

Sebab, jika Prabowo dicalonkan dengan Jokowi, tidak akan ada kekuatan penyeimbang.

Sebelumnya, politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, menyandingkan Prabowo sebagai cawapres Jokowi dapat menghindari perpecahan antara kedua pendukungnya, baik di masyarakat maupun di parlemen.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani.

Ia menilai pertarungan Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019 berpotensi kembali memicu konflik horizontal yang cukup tajam di kalangan masyarakat.

PPP: Cocok Duet Jokowi-Prabowo Demi Kepentingan Nasional

Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai pertarungan Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019 sangat bisa berpotensi kembali memicu konflik horizontal yang cukup tajam di kalangan masyarakat.

"Kalau Pak Jokowi dan Pak Prabowo lagi pasti segregasinya akan setajam (Pilpres) 2014," ujar Arsul usai kegiatan Sosialisasi Pengaturan Kampanye Pemilu 2019 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu di Sari Pan Pacific Jakarta, Senin (26/2/2018) lalu.

Sebaliknya, Arsul melihat wacana duet Jokowi-Prabowo bisa mencegah segregasi yang cukup tajam di masyarakat.

Jika nantinya wacana tersebut tidak tercapai, Arsul berharap Pilpres 2019 bisa berlangsung dengan kondusif.

"Kalau misalnya Pak Jokowi maju sendiri, ya permintaan PPP seperti itu. Kalau pemilunya adem-adem kan seneng juga," kata dia.

Arsul menegaskan PPP juga tidak bersikeras mencalonkan seseorang untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019. Arsul juga menepis kepastian pencalonan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy sebagai pendamping Jokowi.

"Orang lain yang mengajukan itu hak orang lain. Pak Jokowi yang mengajukan ya serahkan Pak Jokowi. Ya yang jelas pokoknya kami enggak ke-geer-an," ujar Arsul.

Baca: Mengejutkan Perlakuan Arjun Kapoor ke Jenazah Sridevi, Dulu Pernah Marah karena Ayahnya Direbut

Baca: Melahirkan Setelah 7 Bulan Menikah, Ini Foto-foto Imutnya Bayi DJ Una yang Gemesin Netizen

Baca: Masih Berduka Atas Kematian Sahabatnya, Amitabh Bachchan Tulis Ini Untuk Sridevi, Bikin Sedih

Seperti yang telah diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon telah menegaskan bahwa seluruh kader Gerindra telah satu suara mendukung Ketua Umum Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.

"Saya kira kalau bagi Gerindra kami akan solid mendukung Prabowo menjadi calon presiden," ujar Fadli Zon saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/2/2018).

Dengan demikian, Fadli Zon membantah wacana untuk menyandingkan Prabowo sebagai calon wakil presiden Joko Widodo.

Fadli mengatakan, dengan pencalonan Prabowo sebagai capres akan memberikan pilihan bagi masyarakat sebagai pemilih. Sebab, jika Prabowo dicalonkan dengan Jokowi, maka tidak akan ada kekuatan penyeimbang.

Ketua DPR Sebut Paling Ideal Adalah Pasangan Jokowi-Prabowo di 2019

Sementara itu, Ketua DPR RI dan juga Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, saat ini Wakil Presiden Jusuf Kalla paling ideal kembali mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Meski demikian, kata Bambang, harus dikaji kembali pencalonan Kalla berdasarkan peraturan perundang-undangannya.

Pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945 mengatur, Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

"Cawapres menurut kami yang tertinggi berdasarkan survei memang masih Pak JK. Cuma memang sekarang sedang dikaji apakah UUD kita memperbolehkan wapres itu lebih dari dua kali," ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/2/2018) lalu.

Baca: Mengharukan Kisah Pertemuan Terakhir Wanita Banyuwangi dengan Sridevi, Hingga Melayat ke India!

Baca: Mia Khalifa Ungkap Alasannya Berhenti Jadi Bintang Film Dewasa, Kini Jadi Presenter Olahraga!

Baca: Mengejutkan Alasan Bintang Sinetron Kepompong Tania Putri Lebih Memilih Jadi IRT Daripada Artis!

Nama lain yang juga muncul sebagai cawapres mendampingi Jokowi adalah putra pertama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Namun, Bambang memandang, Jokowi memerlukan cawapres yang mampu mengangkat elektabilitas.

Menurut dia, selain JK, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa didorong menjadi pasangan Jokowi.

"Kalau Pak JK tidak boleh, maka yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo," tuturnya.

Ketua DPR itu mengatakan, jika melihat Pilpres 2014, menyandingkan Prabowo sebagai cawapres Jokowi juga menghindari perpecahan antara kedua pendukungnya, baik di masyarakat maupun di parlemen.

Ia berpendapat, munculnya Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) sangat berpengaruh pada kinerja DPR.

Di sisi lain, pertarungan sengit juga terjadi antara pendukung Jokowi dan Prabowo di masyarakat hingga pasca-Pilpres.

"Adanya KMP dan KIH di parlemen juga sangat memengaruhi akhirnya kinerja pemerintahan satu tahun pasca-Pilpres. Kan agak stuck, tidak langsung bisa berlari karena di parlemen ada perpecahan, ya pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo," tuturnya.

"Jadi ke depan saya pikir dibutuhkan kesadaran bagi kita sebagai anak bangsa untuk mendahulukan kepentingan rakyat dan mendorong pasangan yang minim potensi perpecahannya," kata Bambang.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved