Alamak
Sungguh Sadis, Perempuan Korea di Kamp Konsentrasi Diperkosa lalu Dibunuh
Kim Jong Un terus mempraktikkan hukuman mati dengan cara yang sangat kejam bagi warga Korut
Selain menggunakan senjata antiserangan udara, Kim Jong Un juga menerapkan hukuman mati menggunakan mortir.
Tujuannya adalah agar si terhukum hilang tanpa bekas setelah tubuhnya tepat dihajar ledakan mortir.
Salah satu korban hukuman mati menggunakan mortir adalah wakil menteri tentara Korut yang kepergok melaksanakan pesta beberapa hari setelah Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) meninggal.
Rezim Korut memang sengaja menerapkan hukuman mati melalui cara-cara paling mengerikan untuk menciptakan “atmosfir teror” di se antero Korut.
Tujuannya jelas, bagi siapa aja warga Korut yang berani menentang rezim Kim Jong Un dipastikan akan mendapat hukuman mati yang mengerikan.
Demi “menampung” warga Korut yang dianggap melanggar hukum, Koruthingga saat ini masih memiliki kamp-kamp konsentrasi untuk menghukum warganya baik pria maupun wanita.
Warga Korut atau orang asing yang dimasukkan ke kamp konsentrasi ala Nazi pada PD II dipastikan akan mati secara perlahan.
Pasalnya semua tahanan diperlakukan secara kejam dan dibiarkan mati kelaparan
Para wanita yang masuk ke kamp konsentasi Korut, umumnya diperkosa oleh para penjaga kamp.
Jika sampai hamil, ia dibiarkan hidup hingga melahirkan dan setelah itu dieksekusi karena hamil akibat diperkosa dianggap kesalahan.
Sementara janinnya yang tidak berdaya, kemudian dibunuh dan dilemparkan ke anjing-anjing penjaga kamp yang sudah terbiasa makan daging manusia.
(Intisari)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Nasib Mengerikan Wanita Korut di Kamp Konsentrasi, Diperkosa Lalu Dibunuh Setelah Melahirkan