Alamak

Derita Para Gadis Muda yang Digemukkan dengan 16 Ribu Kalori per Hari, Tak Disangka Ini Alasannya

Dan tentu saja yang paling mengerikan adalah Mutilasi Organ Wanita, di mana organ kelamin wanita dipotong .

TribunStyle/Kolase
Tradisi Leblouh. (TribunStyle/Kolase) 

"Aku tahu banyak gadis yang tak berdosa dibuat gendut tanpa persetujuan mereka untuk dinikahkan dan beberapa dari mereka ada yang sakit.

"Aku merasa sangat sedih merasakan mereka harus berjuang dengan tekanan darah, hipertensi dan penyakit jantung."

()

"Gadis-gadis di Mauritania telah menderita banyak karena tradisi leblouh. Mereka dipaksa untuk makan dengan jumlah yang sangat banyak dan minum susu kambing atau sapi dari mangkuk besar," tambah Mint Ahmed.

Ia juga mengatakan bahwa gadis-gadis yang tak menyelesaikan makanannya akan dihukum.

Salah satu metode penghukuman adalah dengan menancapkan jari kaki mereka ke sebuah batang kayu dan kemudian menekan jari mereka sehingga gadis tersebut merasakan sakit di kakinya.

()

Gadis-gadis yang digemukkan mengkonsumsi sekitar 16 ribu kalori, dan sudah sangat sering hingga mereka harus muntah-muntah.

Biasanya mereka makan empat kali sehari.

Untuk sarapan, mereka biasanya memakan roti yang dicelupkan ke minyak zaitun dengan susu unta.

Setelah itu sepanjang hari mereka disuguhi roti, susu kambing, buah ara, couscous dan lebih banyak susu unta.

()

Setelah dipaksa untuk makan, gadis-gadis ini dilarang untuk melakukan apa pun dan harus istirahat.

Tijanniya Mint Tijani adalah seorang gadis muda yang dikirim ke kamp penggedutan tersebut.

"Kamu akan pergi liburan ke gurun untuk bertemu gadis lain dan makan-makanan yang manis," ungkap ibunya kepada Tijanniya Mint Tijani melansir dari Marie Claire.

Awalnya, Tijanniya sangat senang dengan hal itu.

"Ia mengatakan bahwa saat aku pulang ke rumah, aku akan menjadi wanita yang cantik," ungkapnya.

()

Sepuluh hari kemudian, Tijanniya yang berusia 14 tahun dipaksa menghuni sebuah gubuk di Gurun Sahara.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved