Zenobia, Ratu Legendaris Pemberontak yang Memukul-Hancurkan Legiun Romawi

Namun, Odaenathus dan putra pertamanya dibunuh oleh keponakannya pada tahun 267.

tribunmedan
Ratu Zenobia 

Foto Bob Lahi.

TRIBUN-MEDAN.com - Tidak banyak yang tahu mengenai asal-usul nenek moyang Zenobia.

Namun dia adalah keturunan bangsawan, dan mungkin keturunan Cleopatra.

Zenobia menikah dengan Odaenathus, raja Kekaisaran Palmyrene, dan melahirkan seorang putra, bernama Vaballathus.

Palmyra adalah wilayah bawahan Kekaisaran Romawi, tetapi, di bawah pemerintahan Odaenathus, hubungan antara kedua negara itu sangat bersahabat.

 
Koin Ratu Zenobia (272 Masehi)
All thats interesting
Koin Ratu Zenobia (272 Masehi)

Pada tahun 260, kaisar Romawi, Valerianus berusaha menyerang Persia Sassaniyah namun mengalami kekalahan.

Karena kekalahan itu, Odaenathus kemudian pergi berperang melawan Persia dan berhasil memperoleh kemenangan.

Tindakan ini sangat menguntungkan orang-orang Romawi dan membangun hubungan yang kuat antara kedua kerajaan.

Atas tindakan itu, Roma kemudian menjadikan Odaenathus sebagai gubernur bagian Timur dari Kekaisaran Roma, dan dia diberikan gelar “Raja segala raja.”

Namun, Odaenathus dan putra pertamanya dibunuh oleh keponakannya pada tahun 267.

Setelah kematiannya, putra Zenobia, Vaballathus, mewarisi tahta.

Sayang dikarenakan Vaballathus masih anak-anak, maka tahta itu diambil alih oleh ibunya, Zenobia.

Pada awal pemerintahan Zenobia mengikuti jejak suaminya, yakni bekerja sama dengan Romawi.

 

Namun saat Kekaisaran Romawi mengalami Krisis, Zenobia mengalihkan fokusnya untuk memperluas kerajaannya sendiri.

Pada 269, dia fokus memperkuat militernya sendiri dan memusatkan kekuatannya di Timur.

Kemudian pada 270, dia memutuskan hubungan persahabatan dengan Roma dan mengalahkan legionnya yang dipimpin oleh Probus, laksamana untuk Kaisar Claudius II Gothicus. 

Pada tahun yang sama mulai mencaplok Mesir, dengan mempertahankan Mesir, dia mengalihkan perhatiannya untuk mengamankan Asia Kecil dan Fenisia.

Dia juga fokus pada pembentukan hubungan diplomatik dan negosiasi perjanjian perdagangan dengan negara tetangga untuk lebih memperkuat kerajaannya.

Dengan Mesir, Asia Kecil, dan Levant di bawah kendalinya pada tahun 271, dia memutuskan semua ikatan dari Roma.

Pemberontakan ini dikukuhkan dengan dirinya menyatakan bahwa Palmyrene adalah sebuah kekaisaran yang merdeka dengan dirinya sebagai Ratu.

Pada 271, kaisar Roma Aurelian memulai ekspedisi untuk mengalahkan Zenobia dan berniat merebut kembali tanah yang kini berada di bawah perempuan pemberontak itu.

Membawa kekuatan terkuatnya, kedua belah pihak bentrok di Pertempuran Immae, di kota Daphne pada tahun 272.

Kemenangan Aurelian
All thats interesting
Kemenangan Aurelian

Militer Aurelian memukul mundur pasukan Zenobia ke kota Emesa.

Dengan tidak ada tempat lain untuk mencari perlindungan, Zenobia melarikan diri kembali ke Palmyra untuk berkumpul kembali dan menopang pertahanannya sebagai persiapan untuk serangan lain.

Zenobia berusaha melarikan diri ke Persia tetapi ditangkap dan dibawa oleh pasukan Aurelian.

Meski begitu ada beberapa catatan berbeda tentang apa yang terjadi setelah penangkapan Zenobia.

Ada yang mengklaim bahwa Zenobia dirantai kembali ke Roma dan diarak di jalan-jalan dalam parade kemenangan Aurelian.

Yang lain mengatakan bahwa dia tidak pernah sampai ke Roma dan mati entah karena kelaparan atau bunuh diri agar tak tertangkap.

Sementara akhir riwayat Zenobia masih simpang siur, namanya asih diingat hari ini sebagai salah satu ratu yang paling kuat dalam sejarah.

Ratu Kekaisaran Palmyrene dari tahun 267 hingga 272 masehi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved