Diduga Gegara Rebutan Nomor Urut Bacaleg, Kader PKB Medan Ini Dikeoyok 7 Preman di Depan Kantor DPW
Ada laporan masuk atas nama yang bersangkutan (Dodi Krisna Adi Jaya Siregar). Terjadi pengeroyokan terhadap beliau di depan Kantor DPW PKB Sumut.
Penulis: Satia |
Laporan Wartawan Tribun Medan/Satia
TRIBUN MEDAN.COM, MEDAN - Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kota Medan, Ali Sutan membenarkan terjadinya pemukulan Ketua Lembaga Pemenang Pemilu (LPP) PKB, Dodi Krisna Adi Jaya Siregar.
Meski mengakui ada pemukulan, namun mereka sendiri masih mendalami kronologinya. Ia belum mengetahui persis kejadiannya dan masih mendengar dari rekan-rekannya terkait pemukulan terhadap Dodi Krisna Adi Jaya Siregar.
"Ya, ya, ya, ada benar ada pemukulan tapi kita masih mendalami terkait apa kasusnya," ucap Ali Sutan kepada Tribun-Medan.com melalui sambungan telepon, Kamis (19/7/2018).
Baca: PKB Dipastikan Tidak Punya Wakil Rakyat di DPRD Medan Periode 2019-2024
Baca: KPU Sebut PKB Gagal Daftarkan Bacaleg DPRD Medan, Begini Penjelasan dari Sekjen Sumut
Saat ditanya Tribun-Medan.com, apakah peristiwa itu ada kaitannya dengan tidak mendaftarkan caleg PKB ke KPU Kota Medan, ia mengaku masih mendalami.
"Itu kita belum tau ya, bagaimana ceritanya, masih kita dalami terkait pemukulan ini," ucapnya lagi.
Sementara itu, kepada wartawan, Dodi Krisna Adi Jaya Siregar mengaku nyaris pingsan dipukul dan dikeroyok oleh tujuh orang preman sewaan bakal calon legislatif DPRD Medan inisial HS, Rabu (18/7/2018) sekitar pukul 14.00 WIB.
Menurut informasi, penganiayaan ini diduga terjadi karena selisih faham antara korban dan pelaku.
"Selama ini keduanya baik-baik saja. Mungkin penganiayaan ini terjadi karena masalah nomor pencalonan sebagai caleg di DPRD Medan saja," ungkap rekan korban saat membuat laporan di Polsek Patumbak, Rabu sore.
Dari keterangan rekan korban, penganiayaan berawal saat Dodi berkunjung ke kantor DPW PKB Sumut di Jalan Menteng Raya. Sesampainya di lokasi, Dodi kemudian memarkirkan kendaraan di seberang jalan dan melangkah ke kantor DPW PKB.
Belum lagi masuk ke kantor, tiba-tiba HS dan kawan-kawanya langsung menghampiri Dodi. Tanpa banyak bicara, HS dan sejumlah preman memukuli Dodi, dan memaksanya masuk ke mobil.
Beruntung, aksi tersebut diketahui oleh rekan-rekan korban. Dodi kemudian dibawa ke Sekretariat DPW PKB Sumut dalam keadaan babak belur.
"Saya menduga kejadian ini ada hubungannya dengan nomor urut bacaleg. Informasinya, dia kan dapat nomor dua dapil IV. Tapi itu kan harus melalui rapat pleno. Dan tidak dipungkiri bahwa no urut satu biasanya dimiliki oleh jabatan strategis organisasi," kata Dodi.
"Ada delapan orang yang menganiaya saya. Satu di antaranya HS. Tujuh orang lagi saya enggak kenal," ungkap Dodi menunjukkan surat bukti lapor Nomor /408/VII/2018/SU/Polrestabes Medan/Sek Patumbak.
Terpisah, Kanit Reskrim Patumbak Iptu M Ainul Yaqin membenarkan laporan tersebut.
"Ya benar ada laporan masuk atas nama yang bersangkutan (Dodi Krisna Adi Jaya Siregar). Terjadi pengeroyokan terhadap beliau di depan Kantor DPW PKB Sumut," ucap Iptu M Ainul Yaqin kepada Tribun-Medan.com, Kamis (19/7/2018) petang.
Namun menurutnya, saat korban melapor tidak ada saksi yang melihat kejadian tersebut. M Ainul mengatakan masih terus akan melakukan penyelidikan terhadap kasus ini.
"Ya kami masih ada melakukan proses penyelidikan terhadap korban," ucapnya sembari menyebut menunggu kehadiran para saksi yang diyakini bisa menguatkan laporan untuk ditindaklanjuti.
(cr19/Tribun-Medan.com)
UPDATE BERITA POPULER LAINNYA:
Memancing di Sungai Lae Simbelin, Rasman Terkejut Melihat Mayat Bayi Terbawa Arus
Pembunuh Suhartini yang Dimasukkan ke Dalam Karung Ternyata Kekasihnya, Simak 13 Faktanya
BREAKING NEWS: Kapal Terbalik Dihantam Ombak Pantai Selatan, 6 Korban Tewas dan 7 Masih Hilang
BPK Tunggu Anggota Dewan Simalungun Pulangkan Rp 800 Juta hingga Akhir Juli, Kalau Tidak . . .
Inilah 12 Fakta Tentang Muhammad Zohri, Diguyur Hadiah Berupa Uang, Rumah, hingga Emas 1 Kg
Artis Nikita Mirzani Kapok Jalin Hubungan dengan Pria Lagi, Alasannya Gak Disangka