Gerhana Bulan
Gerhana Bulan Total 28 Juli, Inilah 6 Mitosnya, Mulai dari Dimakan Naga hingga Bulan yang Diracuni
Fenomena alam berupa gerhana bulan total ini berlangsung pada 28 Juli 2018, dan akan jadi sejarah baru bagi Indonesia.
Sampai hari ini, mitos tersebut tetap berlaku.
Gerhana bulan adalah waktu yang tepat untuk berkumpu bersama dan berdamai atas permusuhan yang pernah terjadi.
Baca: MotoGP Ceko Diperkirakan Memanas seusai Poin Valentino Rossi Dijadikan Lelucon oleh Marquez
Baca: Seusai Dituding Menculik Anak, Perempuan 25 Tahun Digebuki hingga Tewas
Baca: Ini Dia 5 Aplikasi Canggih di Android yang Tak Kamu Temukan di Playstore, Fungsinya Keren
Baca: Hewan Paling Mematikan di Australia Bukanlah Ular atau Hiu, Bertentakel dengan Panjang 3 Meter
Baca: Daftar Nominasi Pemain Terbaik FIFA 2018, Neymar Tak Masuk hingga Kiprah Prestisius Mbappe
Baca: Fatin Shidqia Lubis Diusir Iis Dahlia saat Audisi, Video Parodinya Beredar di Jagat Maya
3. Adanya perubahan (Amerika)
Banyak suku pribumi Amerika mengatakan gerhana bulan adalah tanda akan adanya perubahan yang terjadi di Bumi, menurut Farmer's Almanac.
Hal ini berdasarkan pada kepercayaan mereka.
Sebab, bulan dipercaya sebagai pihak yang mengendalikan dan mengatur planet kita.
4. Dimakan naga (China)
Kata 'gerhana' dalam bahasa Tiongkok adalah shi, yang juga berarti 'makan'.
Orang Tiongkok percaya bahwa menghilangnya bulan disebabkan karena ada naga yang memakannya.
Sehingga orang Tiongkok akan menembakkan meriam ke arah bulan untuk menakuti naga.
Kisah ini paling banyak didengar oleh masyarakat dunia, bahkan menjadi cerita rakyat dan buku dongeng.
5. Pertanda datangnya penyakit (Eskimo)
Zaman dahulu, orang Eskimo menganggap hiangnya bulan sebagai tanda bahwa bulan sedang mengidap penyakit serius.
Jadi, sipapun yang terkena sinar bulan 'berpenyakit' akan mengalami nasib sama.
Untuk mengatasi kekhawatiran ini, orang Eskimo akan menutupi apapun termasuk tubuh mereka sendiri dari sinar gerhana Bulan.
6. Bulan diracuni (Jepang)