Kenapa Setiap Tahun Ikan Mati Mendadak di Danau Toba?

Kejadian matinya ikan di Danau Toba sudah berulang kali terjadi, tercatat tiga tahun terakhir selalu terjadi setiap tahunnya

Tribun Medan
Jutaan ekor ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) yang dipelihara mati di Danau Toba, tepatnya di Pangururan, Samosir (22/8/2018). 

Namun, di lapangan, keramba banyak berada persis di bibir pantai dengan kedalaman air kurang dari 50 meter. Letak keramba juga berdekatan. Rudy mengatakan, total kerugian petani sekitar Rp 6 miliar.

Kejadian Ikan Mati Mendadak di Haranggaol Terjadi Dua Kali

Para warga desa Bandar Purba, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun saat bergotong royong membersihkan bangkai ikan yang mati di KJA, Selasa (3/4/2015)
Para warga desa Bandar Purba, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun saat bergotong royong membersihkan bangkai ikan yang mati di KJA, Selasa (3/4/2015) (Tribun Medan/Royandi Hutasoit)

Ribuan ton ikan keramba jaring apung di Danau Toba tepatnya Desa Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara kembali mati mendadak terjadi, Rabu (4/5/16).

Peristiwa pertama terjadi pada 2004. Kali ini, kematian misterius ikan emas dan nila, terjadi di Kecamatan Haranggaol Horison, Simalungun. Sejumlah pemilik keramba jaring apung, menaksir kerugian mencapai puluhan miliar rupiah.

Menurut pemilik keramba, sejak sepekan sebelum kematian massal ini, ikan-ikan mulai lemas dan muncul keluar, tampak megap-megap. Puncaknya, Rabu (4/5/16) saat matahari terbit, jutaan ikan ditaksir lebih 1.200 ton mati mengapung di keramba.

Hasudungan Siallagan, Ketua Koordinator Kelompok Perikanan Haranggaol, mengatakan, belum tahu pasti penyebab ikan-ikan mereka mati, masih misterius. Hasil penelitian sementara, bersama tim peneliti independen, kematian ribuan ton ikan karena kekurangan oksigen, akibat cuaca tak menentu.

Namun mereka masih menunggu hasil resmi Dinas Peternakan dan Perikanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Simalungun maupun provinsi. Mereka sudah mengambil sampel ikan dan air.

Warga desa Bandar Purba, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun saat bergotong royong membersihkan bangkai ikan yang mati di KJA, Kamis (5/5/2016)
Warga desa Bandar Purba, Kecamatan Haranggaol, Kabupaten Simalungun saat bergotong royong membersihkan bangkai ikan yang mati di KJA, Kamis (5/5/2016) (Tribun Medan / Royandi)

Siallagan mengatakan, sehari setelah kematian miterius pelahan mereka mulai mengangkut bangkai-bangkai ikan dengan menyewa alat berat.

Pada hari kedua, mereka mengangkut sekitar 800 ton ikan. Belum semua terangkut, masih banyak mengapung. Hari ketiga, bau busuk mulai menyengat. Dia bersama pemilik keramba jaring apung terus mengangkut dan membuat lubang besar untuk mengubur bangkai ikan ini.

Pada Jumat (6/5/16), ratusan warga di Haranggaol turun ke Danau Toba, bergotong royong membantu membersihkan danau yang penuh bangkai ikan. Dibantu alat berat, lebih 500 ton ikan dibawa lalu ditimbun. Mereka masih terus membersihkan danau hingga Minggu (8/5/16).

Dia menceritakan, peristiwa serupa pada 2004 dengan penyebab virus Koi Herves Virus (KHV). "Yang sekarang belum pasti, dugaan awal kekurangan oksigen, " kata Siallagan.

Di Danau Toba, katanya, setidaknya ada 3.300 keramba jaring apung mas dan nila, sekitar 200 kolam di Kecamatan Haranggaol. Kawasan ini, salah satu pemasok terbesar ikan-ikan ini di Sumut.

Jannes Saragih, Camat Haranggaol Horison, mengatakan, masih fokus mengangkut dan membersihkan Danau Toba di Haranggaol dari bangkai ikan. Jika tak segera diangkut, bisa berbahaya bagi kesehatan warga sekitar. Juga bisa mengancam kehidupan biota air tawar di sana.

Dia juga belum mengetahui penyebab pasti kematian karena masih dalam penelitian laboratorium baik pemerintah kabupaten maupun provinsi. Dia mendapatkan informasi, tim peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) juga turun mencari penyebab utama kematian.

Banyak Faktor

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved