1 Muharram 1440 Hijriah
Ustad Abdul Somad (UAS) Senang Kembali ke Medan, Doakan Sumut Bermartabat
Assalamualaikum, saya bangga bisa kembali lagi ke Sumut, saya senang datang kemari, apalagi pemimpinnya sekarang Pak Edy dan Musa Rajekshah
Penulis: Satia |
Laporan Wartawan Tribun Medan/Satia
TRIBUN MEDAN.com, MEDAN-Ribuan kaum muslim hadir acara Tabligh Akbar memperingati Tahun Baru Hijiriah 1440 H, di Lapangan Merdeka, Jalan Balai Kota, Kota Medan, Sabtu (15/9/2019).
Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah (Ijeck), serta beberapa pejabat eselon dua yang tampak hadir.
Adapun orang yang menjadi penceramah dalam Tablig Akbar, yaitu Ustadz Abdul Somad yang diundang langsung. Dalam ceramahnya, Ustadz tersebut mendoakan Sumut bisa lebih baik lagi ke depannya, di bawah pimpinan Edy-Ijeck.
"Assalamualaikum, saya bangga bisa kembali lagi ke Sumut, saya senang datang kemari, apalagi pemimpinnya sekarang Pak Edy dan Musa Rajekshah," ujar Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya.
Setelah menyampaikan rasa terima kasihnya, dirinya juga berdoa untuk Sumut lebih bermartabat.
Setelah itu, ustadz memberikan mikrofon kepada Gubenur Sumut Edy Rahmayadi untuk memberikan pesan-pesannya kepada ribuan masyarakat muslim yang sudah hadir.
Hastag #CrazyRichSurabayan (Orang Superkaya Surabaya) Viral, Netizen Beber Fakta dan Meme Ini
Pedangdut Duo Serigala Ditolak Kehadirannya ke Binjai, Berikut Alasannya!
Formasi CPNS 2018 - Cek http://sscn.bkn.go.id, Kuota Pemprov Sumut 1.200 CPNS, Deliserdang 750
Edy Rahmayadi mengatakan, saat ini bangga bisa memegang jabatan yang bisa membawa Sumut lebih baik lagi. Dirinya juga semuanya bersatu membangun daerah ini lebih bermartabat.
Bayi Bermata Satu (Cyclopia) Sudah Dikebumikan Begini Kondisi Terbaru Kedua Orang Tuanya
Fakta Anggota TNI Tewas Gantung Diri di Pohon Janggal, Keluarga Merasa Aneh hingga PM Bertindak
"Assalamualaikum, saya mengucapkan terima kasih karena ribuan masyarakat muslim hadir pada acara ini. Saat ini marilah kita membangun Sumut lebih bermartabat, dan kita sudah melewati yang namanya perbedaan, marilah kita semunya bersatu," ujarnya.
Sementara itu, dirinya menyampaikan sewaktu saat melewati masa pemilihan kepala daerah(Pilkada), banyak terjadi perbedaan yang memandang yang lainnya jelek. Sekarang dirinya minta untuk bersatu bersama-sama membangun Sumut.
Opung Setting Pintubatu Pengrajin Ulos Tenun yang Masih Setia Melestarikan Budaya Batak
Kemudian Edy menyindir dengan kata-kata yang membuat ribuan kaum muslim yang hadir di lapangan tersebut. Dalam keterangannya, mantan Pangkostrad mengatakan, masih baru menjabat sudah digeruduk oleh ribuan masyarakat.
TNI AL Berikan Penghargaan kepada 5 Prajurit yang Menggagalkan Penyeludupan 67 Kilo Sabu
"Saya baru lima hari menjadi Gubernur tapi sudah didemo, kalau di sini ribuan juga, tapi gak demo kan?" ujar Edy yang disambut tawa ribuan orang.
Professor di Amerika Sebut Main Roller Coaster Mampu Menghilangkan Batu Ginjal Secara Alami
Lalu, dirinya mengingatkan sewaktu masa kampanye beberapa bulan lalu, yang juga dihadiri oleh ribuan orang.
"Saya ingat jadi waktu kampanye kemarin, suasananya begini, ramai, tapi ini gak kampanye lagi kan," ujarnya.
Atas kegiatan yang telah berlangsung sejak pagi ini, Edy mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah memberikan amanat untuk membuat Sumut lebih bermartabat ke depannya.
Agus Pranoto Mengaku Mencuri Laptop dan Kamera untuk Beli Sepeda Anaknya
Dibiayai Pemerintah Sejak Sekolah Dasar, Kadis Pariwisata Pematangsiantar Rela Bila Harus Dipecat
Provinsi Sumut Jawarai Jumlah Aparatur Sipil Negara Terpidana Korupsi Terbanyak di Indonesia
Malam Minggu, Aquarius akan Menemukan Cinta Baru dan Gemini Ingin Melakukan Hal Romantis
"Saya mengucapkan terima kasih atas, apa yang sudah diberikan kepada kami berdua, Ke depannya, kita buka lembaran baru dalam Sumut yang lebih bermartabat Islam ini akan baik ke depannya. Dengan tausiyah yang disampaikan oleh ustadz Abdul Somad, saya juga mengucapkan terima kasih kepada beliau yang sudah mendoakan kami berdua dan doanya juga bagi Sumut lebih bermartabat," ujarnya.
Edy Rahmayadi Usir Pendemo
Ribuan nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menggeruduk Kantor Gubernur Sumut di Jalan Diponegoro, Kamis (13/9/2018).
Para nelayan menuntut agar Pemprov Sumut dapat mengeluarkan izin melaut. Salah seorang lelaki yang berorasi mengenakan pakaian berwarna putih menyebut mereka sudah 15 hari tidak melaut.
Saat ini nelayan dengan kapal bermuatan 5 GT (gross tonnage) atau tonase kotor kerap ditangkap sehingga banyak nelayan tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga.
"Anak istri menjerit, tidak bisa bayar uang sekolah dan makan karena tidak ada uang. Beberapa kawan kami ditembak dan ditangkap," kata orator tersebut.
"Teringat 3 hari yang lalu, kawan kami diberondong dan tiga korban berserakan ditengah laut. Kami diberondong seperti teroris. Padahal kami bukan penjahat, tapi kami saat ini terpenjara dengan Permen 71 (Peraturan Menteri) yang seperti tidak berprikemanusiaan," tegasnya.
Ia menjelaskan, bahwa tanah, bumi dan laut bukan untuk penguasa.
"Makanya kami para nelayan turun ke jalan. Karena saat ini, ada nelayan yang ditembak dan dibakar. Tolonglah kami hanya nelayan kecil. Ada 17 orang saudara kami masih ditahan di Polair Polda Sumut, dengan tuduhan pencuri dan perampok," ujar orator.
Edy Rahmayadi jumpai demonstran, Kamis (13/9/2018) (Tribun Medan)
Lebih lanjut, para nelayan bermohon agar pasangan Gubernur baru Sumut Edy Rahmayadi- Mus Rajeckshah alias Ijeck yang punya hak konstitusi agar memberi hak para nelayan untuk melaut.
"Tolong kami, agar kami bisa memberikan makan keluarga dan menyekolahkan anak-anak kami. Kami melaut hanya untuk cari makan bukan untuk kaya bisa beli mobil," terangnya.
Saat mereka berunjukrasa, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi langsung turun ruang kerja di lantai 10 Kantor Gubernur Sumut, menerima para pengunjuk rasa.
Edy Rahmayadi pun menyampaikan niat akan membawa Sumatera Utara bermartabat, namun diberikan kesempatan.
"Saya tidak mau rakyat ini dibodoh-bodohi. Saya tidak mau rakyat ini miskin mengerti. Nanti saya atur. Saya baru lima hari jadi gubernur udah kau demo. Apa urusan kalian. Orang aku tidak tahu apa itu nelayan ini," ujarnya.
Edi Rahmayadi pun kemudian menyampaikan supaya dia didengarkan saat ngomong, dan menyuruh para warga baiknya salat dzuhur daripada melakukan unjuk rasa yang membuat kemacetan arus lalu-lintas.
Saat Edy Rahmayadi tengah berbicara meminta pende shalat, seorang ibu pun yang memegangi corong pelantang suara (mikrofon) mengatakan sudah menunaikan shalat.
"Setuju kalian saya jadi gubernur," tanya Gubernur Edy Rahmayadi. Para pendemo pun menyampaikan setuju.
"Kalau setuju dengarkan saya, kalau kalian tidak setuju biar mundur saya," sambung Edy Rahmayadi.
Perempuan berkerudung yang telah disuruh gubernur duduk di lantai, tampak berjarak kurang-lebih 3 meter dari Edy, bergerak menunjukkan sebuah poster kertas terlipat-lipat berwarna kuning.
Edy Rahmayadi pun langsung menyuruh ibu tersebut keluar. "Ibu berdiri, pulang," ujarnya.
"Udang ngomong aja oma-oma (emak-emak, Red) ini. Ngomel aja.Oma-oma ini, capek juga kita diajak ngomong," ujar Edy sembari mengambil corong pelantang suara dari si emak-emak.
Satpol PP yang berjaga pun menyuruh dan mengarahkan sang ibu keluar dari lokasi berdemo.
Kemudian Edy Rahmayadi kembali berbicara dan mengutarakan keinginannya untuk membawa Sumatera Utara bermartabat, tiba-tiba seorang ibu nyeletuk.
"Kami tidak mau ini ini berlarut-larut," celetuk sang ibu seraya menunjukkan poster berwarna kuning.
Edy Rahmayadi pun langsung bereaksi atas ucapan sang ibu.
"Ibu berdiri, keluar jalan. Ibu berdiri keluar jalan. Ibu berdiri keluar jalan. Saya tak senang kalau saya ngomong, orang ngomong. Ayo, ini yang pegang kertas-kertas kuning semua yang ngomong ini," ujarnya.
Sang ibu pun berdiri dan berjalan keluar dari lokasi berdemo seraya ngomong.
"Jauh-jauh kami dari tanjung balai demi sejengkal perut, bukan mau cari kekakayaan," ujarnya.
Edy Rahamyadi pun kembali menegur sang ibu. "Sekali lagi ibu jangan ngomong. Pulang," ujarnya.
Kemudian Edy Rahmayadi pun kembali menyampaikan bahwa Sumatera Utara tidak akan pernah bagus jika para warga terus berdemo, dan saling menyalahkan.
"Rakyat Sumatera Utara bukan cuma kalian. Yang satu minta begini. Yang satu minta begini. Kalian libur terus. Ini yang harus diatur," ujarnya.
Kemudian dia pun mengutarakan para koordinator tinggal di tempat dan melakukan dialog dengannya, namun yang lain membubarkan diri, begitu juga yang punya sound system segera membawanya pulang.
Seorang ibu pun kembali menyampaikan jangan ada yang bubar, sehingga Edy Rahmyadi pun menyuruh polisi mengurus sang ibu, seraya menyampaikan bahwa ibu tersebut bukan rakyat Sumatera Utara.
"Itu berarti bukan masyrakat Sumatera Utara, dari dulu rakyat Sumatera Utara patuh dan taat," ujarnya.
Jalan di kawasan Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut) terpaksa dialihkan akibat ribuan massa dari para nelayan tradisional di Sumut melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Kamis (13/9/2018).
Dari pantauan di lokasi, jalan yang dialihkan adalah Jalan dari Sudirman menuju Jalan Diponegoro dialihkan ke Jalan RA Kartini hingga ke arah Jalan Imam Bonjol.
"Jadi Jalan RA Kartini ini kita arahkan ke Jalan Imam Bonjol yang kita buat untuk sementara dua arah menuju Jalan Cut Mutia," kata Kanit Lantas Polsek Medan Baru, Iptu Tuchfat Lubis di lokasi, Kamis (13/9/2018)
"Kendaraan bermotor yang kita alihkan dari Jalan Imam Bonjol ke Jalan Cut Mutia kemudian masuk ke Jalan Diponegoro lagi. Kita hanya alihkan jalan di depan Kantor Gubsu saja. Nanti para pengendara yang ingin melintas ke Jalan Zainul Arifin juga bisa Jalan dari depan Masjid Agung," jelasnya.
Perlu diketahui, ribuan massa dari nelayan tradisional dari berbagai daerah di Sumut tersebut berunjuk rasa meminta Gubernur untuk memberikan kejelasan terkait tidak dikasihnya mereka mencari ikan di laut oleh pemerintah setempat.
(Cr19/Tribun-Medan.com)