Breaking News

Lion Air Jatuh

UPDATE Jumlah Korban Lion Air JT 610 yang Telah Ditemukan, Tangisan Sambut Jenazah Janry Sianturi

Jenazah Janry Efriyanto Sianturi telah dipulangkan ke Jambi, Senin (5/11/2018) jelang sore

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUNJAMBI/TOMMY KURNIAWAN
Suasana Rumah Duka Janry Efrianto Sianturi 

TRIBUN-MEDAN.COM - Keluarga korban pesawat Lion Air JT-610 melakukan  pertemuan dengan pihak Lion Air dan Basarnas di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta, Senin (5/11/2018) pagi. 

Pertemuan ini terbuka untuk umum dan disiarkan secara langsung televisi.

Dalam pertemuan dijelaskan proses evakuasi Lion Air JT-610 yang dilakukan oleh tim gabungan bersama Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Polri dan Jasa Raharja.

Dengan raut kesedihan, satu persatu keluarga korban menyampaikan keluh kesahnya dalam pertemuan yang dihadiri Menteri Perhubungan dan pihak Lion Air itu.

Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, sebanyak 138 kantong jenazah korban pesawat Lion Air PK-LQP berhasil dievakuasi tim gabungan hingga pencarian hari ketujuh, Minggu (4/11/2018).

“Hasil yang kita dapatkan hingga hari ini sejumlah 138 kantong jenazah yang sudah kita dapatkan,” ujarnya, Minggu (4/11/2018).

14 Jenazah Telah Teridentifikasi

Tim DVI RS Polri telah mengidentifikasi 7 jenazah lagi penumpang Lion Air PK-LQP JT 610. 

Bertambahnya 7 jenazah ini, berarti hingga saat ini total yang telah teridentifikasi menjadi 14 orang.

"Hasil sidang rekonsiliasi pada hari Minggu tanggal 4 November PUKUL 14.00 WIB siang Di RS BHAYANGKARA RS Soekanto, ada 7 body part yang dinyatakan teridentidikasi," kata Kepala DVI Rumah Sakit Polri Kombes Lisda Cancer di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (4/11/2018). 

Ketujuh jenazah yang telah teridentifikasi yaitu:

1. Rohmanir Pandi Sagala, laki-laki, usia 23 tahun, beralamat Tangerang, Banten. Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.

2. Dodi Junaidi, laki-laki, usia 40 tahun, beralamat Tangerang Selatan, Banten. Teridentifikasi melalui DNA.

3. Muhamad Nasir, laki-laki, usia 29 tahun, beralamat Cianjur, Jawa Barat. Teridentifikasi melalui DNA.

4. Janry Efriyanto Santuri, laki-laki, usia 26 tahun, beralamat di JAMBI. Teridentifikasi melalui DNA dan medis.

5. Karmin, laki-laki, usia 68 tahun, beralamat di Kepulauan Bangka Belitung. Teridentifikasi melalui DNA.

6. Harwinoko, laki-laki, usia 54 tahun, beralamat kelurahan Bogor Utara, Kota Bogor. Teridentifikasi melalui DNA.

7. Verian Utama, laki-laki, usia 31 tahun, beralamat di Petamburan, Jakarta Barat. Teridentifikasi melalui DNA.

Jenazah Janry Sianturi Tiba di Jambi

Jenazah Janry Efriyanto Sianturi telah dipulangkan ke Jambi, Senin (5/11/2018) sore.

Janry Sianturi adalah warga Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.

Melansir TribunJambi.com (Grup Tribun-Medan.com), Keluarga dan kerabat almarhum Janry Efriyanto Sianturi sudah menunggu di ruang kedatangan VIP Room Bandara Sutan Thaha Jambi.

Sanak saudara Janry Efriyanto Sianturi terlihat menangis haru saat menyambut kedatangan jenazah. Demikian juga saat sudah dimasukkan ke ambulans, keluarga yang sudah menunggu sejak siang di sana menangis tersedu-seduh.

Jenazah tiba sekitar pukul 16.00 WIB.

"Ya Tuhan anak aku," kata orang tuanya, ketika turun dari mobil ambulans lalu membawa jenazah anaknya sambil berjalan menuju rumahnya.

"Abangku, udah pergi kau. Cepat kali kau pergi," kata Ade, adik almarhum Janry, ketika menangis di depan peti yang sudah diturunkan.

Sementara itu, ayah almarhum Janry, James Sianturi, mengaku ikhlas dengan kepergian anaknya, meskipun cukup tragis.

"Kami sebenarnya tidak mau anak kami seperti ini, tapi ini sudah kehendak Tuhan," kata James.

Ia mengaku sedih dan terpukul ketika mendapatkan kabar bahwa anaknya menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air beberapa waktu lalu.

"Kami langsung berangkat ke Jakarta, dan benar anak kami menjadi korban," katanya. 

Rencananya, jenazah Janry akan dimakamkan pada Rabu (7/11) di Pal 12. Itu dikarenakan akan dilakukan prosesi adat sesuai agama.

Proses kedatangan jenazah Janry Efriyanti Sianturi di kediamanya, di Puri Masurai, RT 23, Mendalo Darat, Kecamatan Jaluko, Kab. Muarojambi, Senin (5/11) sekira pukul 18.30 WIB.
Proses kedatangan jenazah Janry Efriyanti Sianturi di kediamanya, di Puri Masurai, RT 23, Mendalo Darat, Kecamatan Jaluko, Kab. Muarojambi, Senin (5/11) sekira pukul 18.30 WIB. (Tribun Jambi/Tommy Kurniawan)

"Kami mohon maaf jika sempat emosian kepada pihak Lion Air. Kami berharap pihak maskapai menyikapinya dengan bijak. Kami akan menjalani prosesi pemakaman sesuai agama kami," kata James

Musibah yang dialami korban nyatanya menjadi kesedihan mendalam bagi beberapa kerabatnya.

Di mata beberapa kerabatnya, Janry dinilai pintar dan rajin.

Sosoknya baik membuat beberapa kerabatnya merasa sedih melihat kepergian korban yang sangat tragis.

"Saya terakhir bertemu Janry ketika awal tahun lalu, ia pulang ke Jambi. Baik orangnya, di sekolah juga pintar," kata Sianturi, kerabat Korban.

Menurut Sianturi, korban sudah jarang pulang ke Jambi sejak kuliah di Palembang.

"Dulu SMPN 16 Kota jambi dan SMAN 5 di Jambi, cuma kuliahnya tidak disini. makanya sudah jarang sekali bertemu," ujarnya.

Sama halnya pengakuan kerabat korban lainya, Wandi. Ia menilai korban merupakan sosok yang rajin bekerja di BNI Cabang Pangkal Pinang selama sekitar dua tahun.

Tak hanya itu, di mata kerabatnya, korban dinilai akrab jika berteman. 

"Beliau masih muda, sosok yang rajin dalam bekerja. Beliau baik kalau berteman. Kita disini sedih kehilangan beliau," katanya.

James Sianturi, mengatakan, walau kondisi putranya begini, dia masih bersyukur karena jenazah anaknya sudah tiba di Jambi.

Ia berterimakasih kepada pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.

"Terima kasih atas bantuan dari pemerintah dan juga doa dari seluruh masyarakat Jambi," kata James Sianturi.

Kedatangan korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tersebut juga disambut oleh bupati Muaro Jambi Masnah Busro.

Bupati mengatakan semoga keluarga yang di tinggalkan selalu diberi ketabahan.

"Kami atas Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengucapkan belasungkawa atas kejadian yang menimpa anak bapak, semoga keluarga yangbdi tinggalkan di berikan ketabaham," tutur Masnah.

Sebagaimana diketahui, Janry Efriyanto Sianturi merupakan pegawai Bank BNI yang bertugas di Bangka Belitung.

Dia ikut dalam penerbangan itu setelah sehari sebelumnya menyempatkan waktu bertemu dengan calon istrinya di Jakarta, sepulang dari acara BNI di Jawa Barat.

Janry saat ini berstatus masih bekerja di Bank BNI Cabang Pangkal Pinang.

Dia menjabat asisten manager di bank tersebut.

Pimpinan Kantor BNI Palembang, Dodi Wijajanto, ketika hadir di rumah almarhum Janry, sedih dengan kepergian korban.

Dia memastikan bahwa almarhum Janry akan dinaikan pangkatnya, yang sebelumnya berstatus asisten manajer menjadi manajer di kantor Bank BNIPangkal Pinang.

"Ini bentuk apresiasi kami kepada korban. Karena beliau meninggal ketika sedang bertugas" ujar Dodi.

Menurut teman-teman sejawatnya, Janry pintar dan rajin saat bekerja.

"Korban sangat memberikan kontribusi kepada perusahaan. semoga beliau ditempatkan yang semestinya di hadapan Tuhan," ujarnya.

Keluarga korban juga mendapatkan sejumlah santunan, dari BNI, maskapai Lion Air dan Jasa Raharja.

Janry Efriyanto Sianturi merupakan alumni SMAN 5 Kota Jambi, dan Universitas Sriwijaya Palembang.

Pantauan TribunJambi.com, beberapa papan ucapan duka citacita berjejer di depan rumah keluarga Janry Sianturi.

Para kerabat dan warga sekitar berdatangan untuk melayat hingga air mata tak bisa terhindarkan.

Jenazah Endang Sri Bagus Nita

Jenazah almarhumah Endang Sri Bagus Nita
Jenazah almarhumah Endang Sri Bagus Nita (TribunnewsBogor.com)

Sebelumnya, Jenazah almarhumah Endang Sri Bagus Nita sudah tiba dan dimakamkan di kota asalnya Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Jenazah pramugari pesawat Lion Air PK LQP diterbangkan pukul 05.45 WIB menuju Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menyebutkan, manajemen Lion Air yang diwakili oleh Station Manager Lion Air Yogyakarta, Ri Paduka bersama Area Manager Lion Air Jogja Solo Semarang, Widi Wiyanti secara langsung telah menyerahkan jenazah almarhumah Endang Sri Bagus Nita kepada pihak keluarga.

"Almarhumah Endang Sri Bagus Nitamerupakan salah satu siswi yang sedang menjalani pendidikan dan pelatihan pramugari (flight attendant training) Lion Air," jelas Danang dalam keterangan persnya, Minggu (4/11/2018).

Pada Sabtu (03/ 11), tim Disaster Victim Identification Kepolisian Republik Indonesia (DVI POLRI) telah memberikan konfirmasi hasil identifikasi satu jenazah JT-610, yaitu Endang Sri Bagus Nita.

Baca: KABAR Terbaru Marion Jola Idol, Dari Foto-foto Seksi, Curhatan hingga Bareng Ariel Noah Jadi Sorotan

Baca: Permintaan Terakhir Pretty Asmara sebelum Meninggal Dunia saat Divonis 6 Tahun Penjara

Konfirmasi tersebut diumumkan setelah adanya kecocokan hasil tes forensik dan ante-mortem dengan data DNA yang sebelumnya sudah diberikan pihak keluarga kepada tim DVI POLRI.

Atas nama Lion Air, mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga dan handai taulan.

Dalam hal ini, Lion Air akan mendukung hal yang dibutuhkan oleh keluarga, termasuk memberikan uang tunggu kepada keluarga Rp 5.000.000, uang kedukaan Rp 25.000.000 serta uang santunan meninggal dunia sesuai PM 77 Tahun 2011 yaitu Rp 1.250.000.000 ditambah penggantian bagasi menurut peraturan tersebut Rp 4.000.000, namun untuk penggantian bagasi Lion Air akan memberikan Rp 50.000.000.

Korban Lion Air JT610 Asal Bogor Tiba di Rumah Duka, Harwinoko Langsung Dimakamkan
Jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610, Harwinoko. |TribunnewsBogor.com/Sachril Agustin Berutu

Begitu juga dengan Jenazah Harwinoko tiba di rumah duka di Jalan Palayu Raya RT 02/7, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Minggu (4/11/2018), sekira pukul 19.30 WIB.

Jenazah penumpang korban Lion Air JT610 itu disalatkan di masjid sekitaran rumah duka pukul 20.00 WIB.

Baca: Sutopo dan KASAD Bangga Sebagai Putra Boyolali, Hingga Jokowi Ungkap Keluarganya dari Boyolali

Baca: Viral Prabowo soal Tampang Boyolali, Sandiaga Minta Hal Itu Dilupakan, Ini Kata Tim Pemenangannya

Sebelum mensalatkan Harwinoko, satu diantara keluarga korban mengucapkan permohonan maaf untuk almarhum.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun. Mohon maaf kalau saudara Harwinoko ada salah baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Semoga amal ibadah beliau, diterima di sisi Allah swt," ungkap keluarga Harwinoko.

Salat jenazah korban Lion Air JT610 diikuti saudara dan kerabat korban.

Ada sekira 80 orang yang datang ke masjid untuk mensalatkan Harwinoko.

Baca: Ribuan Warga Boyolali Minta Prabowo Minta Maaf, Prabowo Ngaku Bingung Candaannya Dipersoalkan

Baca: Fadli Zon Kena Skakmat Wanita Bule, Mengaku Pusing Mendengar Bahasa Inggris Fadli Zon

Selesai disalatkan, jenazah Harwinoko dibawa dengan ambulan untuk dimakamkan.

Harwinoko adalah salah satu penumpang yang berada di dalam pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610.

Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang tersebut jatuh di wilayah perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

Nama Harwinoko pun terdaftar dalam manifes penerbangan pesawat naas itu.

Harwinoko merupakan satu dari tujuh korban Lion Air JT610 yang baru teridentifikasi tim DVI Polri pada Minggu (4/11/2018).

Jenazah Harwinoko teridentifikasi lewat tes DNA yang dilakukan tim DVI Polri.

Kesedihan J Simarmata, Sudah 4 Bulan Tidak Bertemu Putrinya, Pramugari Damayanti. 

Damayanti Simarmata
Damayanti Simarmata (Kolase foto)

Lebih menyedihkan lagi yang dirasakan keluarga J Simarmata/Boru Manik.

Hingga kini belum ditemukan juga putrinya itu, Pramugari Fita Damayanti Simarmata.

Ibundanya, Manni Manik menyebut dia sangat berharap putrinya segera ditemukan, dan sudah siap serta ikhlas apapun yang terjadi.

"Saya siap menerima, bahkan walau sudah nggak utuh, akan saya terima," ungkap Manni Manik berderai air mata.

Dikatakannya, putrinya adalah sosok yang tidak mau membuat susah keluarga.

Selama ini Fita selalu bercerita yang bagus saja tentang pekerjaannya, tidak mau menceritakan yang tak bagus.

"Dia cerita yang bagus-bagus saja, nggak pernah mengeluh. Dia memberi semangat keluarga.
Dia tidak ingin keluarganya bersedih," ujarnya. 

Terakhir kali komunikasi dengan putrinya itu dilakukannya pada 12 Oktober lalu.

Saat itu mereka video call.

Pada saat itu, Fita memvideokan kondisinya di asrama.

Fita menunjukkan sejumlah barang yang ada di dalam kamarnya. Ada juga celengan kecil.

"Dia lihatin kamarnya, lihatin baju-bajunya. Divideokan semua barang-barangnya. Dia punya celengan, divideokan semua," kenang Manni Manik.

Sedangkan sang ayah, J Simarmata mengaku sudah lama tidak bertemu anaknya.

"Terakhir bertemu empat bulan lalu saat Fita cuti kemudian berwisata ke Borobudur," tuturnya.

Diakuinya, dirinya jarang berkomunikasi dengan Fita secara langsung melalui handphone.

Namun Fita kerap berkomunikasi dengan kakaknya Ana Rosyanna maupun adiknya yang tinggal bersamanya Raipindo Simarmata.

Kini mereka berharap ada mukjizat. Tapi apapun yang terjadi, mereka sudah siap menerima.

Baca: Pesan Terakhir Pramugari dan Nama 6 Pramugari Lion JT 610, di Antaranya Damayanti Simarmata

Baca: Pramugari Lion Air - Curhat Pilu & Penyesalan Sahabat Bikin Haru, Gak Disangka Tia Korban Lion Air

Baca: Dengan Tetesan Air Mata, J Simarmata Berharap Putrinya Pramugari Fita Damayanti Ditemukan

Baca: Jenazah Korban Lion Air yang Teridentifikasi, Hingga Cerita Pilu Laura Lazarus yang Lolos dari Maut

Baca: Update Tragedi Lion Air Jatuh: Sudah 105 Kantong Jenazah, 7 di Antaranya Sudah Diidentifikasi

Artikel ini telah dikompilasi dari TribunJambi.com, Tribunnews.com dan dari berbagai sumber.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved