Detik-detik Petinju Belia 13 Tahun Tewas setelah KO di Atas Ring, Ini Videonya
Anucha sudah bertarung dalam 170 laga sejak usia delapan tahun, demi mengumpulkan uang untuk keluarganya.
TRIBUN-MEDAN.COM - Kematian seorang petinju berusia 13 tahun setelah kalah dalam laga kickboxing menimbulkan tekanan terhadap pemerintah Thailand agar melarang anak-anak terlibat dalam pertandingan tinju.
Anucha Kochana dinyatakan meninggal dunia akibat pendarahan pada otak, dua hari setelah berlaga dalam partai amal.
Beragam laporan menyebutkan Anucha sudah bertarung dalam 170 laga sejak usia delapan tahun, demi mengumpulkan uang untuk keluarganya.
Akibat insiden ini, berbagai kalangan menyeru agar anak-anak dilarang ikut serta dalam pertandingan tinju.
Parlemen Thailand kini tengah meninjau aturan yang tidak membolehkan anak di bawah usia 12 tahun berpartisipasi di ring tinju. Parlemen juga berencana mengatur secara ketat partisipasi petinju remaja.
Baca: Hotman Paris Belanja Dasi di Stefano Ricci London, Tampak Berkilau saat Dipamerkan ke Kamera
Baca: Gadis Pemenang Lotere Tawarkan Rp1 Miliar untuk Pria yang Mau Kencan Dengannya
Baca: Bikin Geger Rumah Sakit, Perempuan Muda Ini Minta Ditangani Dokter Sambil Bawa Ular Hidup
Kickboxing khas Thailand, atau juga dikenal dengan sebutan Muay Thai, merupakan olahraga yang populer di negara tersebut.
Bahkan, sedemikian populernya, ribuan petinju belia dan keluarga mereka menggantungkan hidup dari olahraga baku hantam ini.
Masalahnya, aturan pengelolaan olahraga ini relatif sedikit dan masih banyak orang yang menentang undang-undang perlindungan petinju belia dengan alasan mereka merupakan bagian dari tradisi Muay Thai.
Ribuan petinju belia dan keluarga mereka menggantungkan hidup dari olahraga baku hantam ini/AFP.
Kesedihan lawan.
Baca: Wings Air Alami Masalah Teknis setelah Terbang dari Makassar, Ini Cerita Penumpang
Baca: Via Vallen Terkini - Kabar Via Vallen 4 Fakta Kontroversial hingga Pelecehan, Seteru Ayu Ting Ting
Baca: Hari Diabetes Sedunia, 30 Juta Warga Indonesia Terancam Kena Diabetes, Simak Cara Mengantisipasinya
Video pertandingan menunjukkan sang bocah, yang juga dikenal dengan julukan Phetmongkol Por Peenapat, tidak memakai pelindung kepala. Lawan tandingnya pun sama.
Anucha tampak berulang kali kena hantaman di bagian kepala sebelum akhirnya tersungkur.
Lawannya yang berusia 14 tahun mengaku sangat sedih atas apa yang terjadi dan tidak bermaksud mencabut nyawa Anucha.
Dia berencana melelang celana pendek yang dia kenakan pada laga tersebut, demi menggalang dana untuk keluarga mendiang Anucha.
Baca: Nasib Pria Irak Rela ke Bandung, Wanita Ingin Dinikahinya Ternyata Bersuami, Uang Rp 100 Juta Ludes
Baca: Terungkap Sosok yang Makan Semeja dengan Jokowi, Ternyata TKW di Singapura, Berikut Ceritanya!
Baca: Nasib Pria Irak Rela ke Bandung, Wanita Ingin Dinikahinya Ternyata Bersuami, Uang Rp 100 Juta Ludes
Anucha dilarikan ke rumah sakit setelah roboh dipukul KO oleh lawannya/facebook/ ប្រដាល់ នឹង បាល់ទាត់
Baca: Senyum Veronica Tan saat Nonton Bareng Film A Man Called Ahok
Baca: Menpan RB Syafruddin Tegaskan Tidak Ada Ujian Ulang CPNS 2018, Tapi Perhatikan Tiga Opsi Ini
Baca: Viral Sandiaga Uno Langkahi Makam Pendiri NU, Ruhut Hajar Fadli Zon karena Pertanyakan Dampaknya
Duka juga dirasakan para penggemar Muay Thai yang membagikan video pertandingan di Provinsi Samut Prakan itu. Sejumlah petinju Muay Thai juga mengirimkan ucapan bela sungkawa.
Menurut situs surat kabar The Khaosod, Thasako turun di 170 pertandingan sejak usia 8 tahun.
Jika diambil rata-rata, ia bertarung 34 kali dalam setahun dan hanya punya waktu istirahat 11 hari sebelum terjun di pertandingan berikutnya.
Ini bertentangan dengan undang-undang tinju yang dikeluarkan pada 1999 karena regulasi memerintahkan periode istirahat sebelum kembali bertanding adalah 21 hari.
UU yang menyebutkan, jika seorang petinju kalah, ia harus menunggu 30 hari sebelum naik ring lagi.
Sedangkan petinju yang mengalami cedera kepala dua kali harus beristirahat selama 90 hari dan harus mendapatkan izin dokter.
Ingin Menghemat Kuota Internetmu? Lakukan 5 Cara Berikut Ini
Ragam Zodiak yang Bisa Jadi Teman Bermuka Dua, Diam-diam Menusukmu dari Belakang
Kisah Ustaz Abdul Somad Kerja Nyambi kala Kuliah di Mesir, Emak: Berapa Utang Kau di Kairo?
Kini Kaya Raya dan Punya Rumah Mewah, Beginilah Penampakan Kontrakan Sederhana Denny Cagur Dulu
7 Kebiasaan Sepele dalam Kehidupan Sehari-hari yang Membuat Smartphone Mudah Rusak
Menilik Kerajaan Bisnis Keluarga Artis The Sungkar, Menyaingi Ketajiran Raffi Ahmad
Hotman Paris Ungkap Ritual Khusus Istri Tiap Pagi yang Bikin Dirinya Susah Berpaling
"Benar bahwa kami memiliki undang-undang, namun persoalannya adalah penegakkan undang-undang tersebut," kata promotor tinju Natthadech Wachiraratanawong.
Ia juga mengungkapkan asosiasi tinju kekurangan pengurus yang bisa membantu memastikan aturan diikuti oleh para penyelenggara pertandingan.
"Tak cukup satu orang mengurusi pertandingan di seluruh provinsi," katanya.
Ini membuat para promotor menggelar pertandingan begitu saja, tanpa mengurus izin ke asosiasi tinju.
Pegiat ingin pemerintah melarang anak-anak bertarung/WASAWAT LUKHARANG/BBC THAI.
Para pakar yang meneliti dampak tinju bagi anak-anak mengatakan bahwa olahraga ini berpengaruh buruk terhadap otak.
Tinju juga merusak otak mereka, kata peneliti.
Dalam satu kasus, dokter menemukan bahwa usia petinju dalam pertandingan yang tidak resmi adalah empat tahun.
Sering kali, dalam satu pertarungan, anak-anak mengalami pukulan di kepala 20 kali dan mereka tidak mengenakan perlengkapan pelindung.
Pelarangan total sulit diterapkan karena orang tua tergiur dengan uang hadiah.
Tewasnya Thasako sendiri mendorong Badan PBB, UNICEF, menyerukan pemerintah Thailand untuk melindungi anak-anak dari olahraga ini.
"Kita harus melihat mereka sebagai anak-anak, bukan sebagai petinju," kata UNICEF Thailand melalui Twitter.
"Kepada pihak keluarga, UNICEF berbela sungkawa atas kepergiannya. Kami mendesak pihak berwenang untuk menyusun regulasi yang bisa memberikan perlindungan maksimal kepada anak-anak," kata UNICEF.
Berdasarkan data tahun lalu yang dirilis otorita olah raga Thailand, ada lebih dari 10.000 petinju terdaftar berusia di bawah 15 tahun.
"Mereka yang berusia 12 hingga 15 tahun harus mendaftar, mendapat izin orang tua, dan memakai perangkat pelindung dalam laga profesional," kata Jenderal Adulyadej Inthapong, wakil ketua komite olah raga DPR Thailand, kepada kantor berita Reuters.
Akan tetapi langkah ini dipandang belum cukup. Beberapa kalangan menginginkan usia minimum petinju dinaikkan ke umur 18 tahun dan mereka menilai perubahan ke tahap itu ditunda karena laga tinju anak mendatangkan banyak uang.
Murid SD Hamil dan Keguguran saat Jam Belajar, Terkuak Pelakunya Paman Sendiri Sejak 2017
Vicky Prasetyo Gerebek Rumah Angel Lelga, Bilang Ada Lelaki Lain di Kamar Sang Istri, Ini Videonya
8 Instansi Resmi Mengumumkan Hasil Tes SKD CPNS 2018, Cek di Sini Sekarang
8 Pengakuan HS Tersangka Pembunuhan Sadis Satu Keluarga, Sakit Hati Dibangunkan Pakai Kaki
Menilik Potret Mewah dan Asrinya Rumah Andika Kangen Band, Lihat Foto-fotonya
Menilik Potret Mewah dan Besarnya Rumah Muzdalifah, Mamah Dedeh sampai Kagum saat Berkunjung
Ragam Cuitan Lucu perihal Penggerebekan Vicky ke Kamar Angel Lelga, Netizen Soroti Kejanggalan Ini
Asosiasi Tinju Profesional di Thailand menghendaki batas usia untuk berpartisipasi dalam laga tinju berada pada umur 10 tahun.
Ini videonya pertandingan Anucha yang berujung kematian:
Artikel ini sudah tayang di bbc news indonesia berjudul : Petinju belia tewas, pemerintah Thailand dapat tekanan