Harimau Sumatera Datangi Pasar dan Terjebak di Kolong Rumah Toko, Berjalan 40 KM Mencari Makan
Harimau ini sudah dua hari terjebak di kolong rumah toko. Diperkirakan harimau tersebut berjalan puluhan kilometer meninggalkan habitatnya.
TRIBUN-MEDAN.com-Merambahnya Harimau Sumatera ke areal perkebunan hingga memangsa hewan ternak penduduk setempat adalah kejadian yang sudah biasa kita dengar belakangan ini.
Namun bagaimana jika seekor Harimau Sumatera mendatangi pasar, yang penduduknya ramai, tentu hal ini akan membuat beragam tanda tanya. Seperti yang terjadi di Riau, seekor harimau datang ke pasar di Pulau Burung.
Harimau ini sudah dua hari terjebak di kolong rumah toko. Diperkirakan harimau tersebut berjalan puluhan kilometer meninggalkan habitatnya untuk mencari makan.
"Seekor harimau dewasa jantan, sehari bisa jalan 40 kilometer sementara kawasan hutan terdekat (dari pasar di Pulau Burung) kurang dari itu kalau diambil garis lurusnya," kata Suharyono, kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau kepada BBC News Indonesia, Jumat (16/11/2018) petang.
"Karena sumber makanan dan habitatnya terganggu, ia pasti keluar mencari makan, itu kan naluri," imbuh Suharyono.
Merambahnya harimau ke pasar, permukiman, atau perkebunan, sudah sering terjadi.
Akan Jalani Sidang, Pembunuh Wanita Dalam Kardus Terancam 15 Tahun Penjara
Disebut Sebagai Perusak Rumah Tangga Nafa Urbach, Manohara Kapok Foto dengan Zack Lee
Suharyono menjelaskan jika lokasi perambahan dekat wilayah hutan, pihaknya akan mengembalikkan binatang ini.
Tapi jika masuk ke pasar seperti yang terjadi di Pulau Burung, pihaknya akan melakukan evakuasi.
Menurut rencana, harimau di Pasar Burung ini akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya, Sumatera Barat, yang letaknya sekitar 15 jam dengan perjalanan darat.
BKSDA Riau mengerahkan 15 petugas di lapangan untuk mengevakuasi harimau di Pasar Burung, yang hingga Jumat sore (16/11) waktu setempat belum bisa dibius untuk dimasukkan ke kandang evakuasi.
Selama proses evakuasi berlangsung, petugas BKSDA memberikan air dan makanan berupa daging ayam dan sapi segar.
"Kami lempar (daging) ke dekat dia, dan dia masih bereaksi sehat, normal, reaktif dan agresif," kata Suharyono.
Kabar bahwa harimau terjebak di lorong ruko ini membuat warga ingin melihat binatang ini dari dekat, namun Suharyono memperingatkan tindakan warga yang ingin mendekat ini akan membuat binatang ini mengalami stres.
"Harimau ini kan nokturnal, binatang malam, di kegelapan dan tidak berinteraksi dengan manusia, pasti ia stres, meski saya tak bisa mengatakan secara pasti tingkat stres yang ia alami," jelas Suharyono.
Sementara itu Dokter hewan Erni Suyanti Musabine yang bergerak dalam penyelamatan harimau di BKSDA Bengkulu juga mengatakan hal senada.