Sastrawan yang 'Sengaja Dilupakan' Siti Rukiah Kertapati, Anaknya tak Tahu Kiprahnya, Ini Sosoknya

"Tapi Rukiah seolah menantang dan berani mempertanyakannya dan itu terlihat di tulisan-tulisannya," kata Giovanni.

Editor: Tariden Turnip
KELUARGA RUKIAH KERTOPATI
Siti Rukiah Kertapati sastrawan besar Indonesia yang namanya sengaja dilupakan dan dihapus dari sejarah 

"Sejak pendidikan dasar sampai tinggi (pasca reformasi), saya tidak menjumpai namanya dalam kurikulum atau rujukan atau topik diskusi," katanya.

Menurut Giovanni, nama Rukiah sengaja dihilangkan oleh pemerintahan saat itu karena keterlibatan Rukiah di Lekra. Tak hanya itu, Rukiah juga menjadi penulis untuk majalahnya PKI, Gerwani.

"Jadi ketika ada isu komunis, dia (Rukiah) masuk dalam daftar yang harus ditangkap," katanya.

Saat melakukan penelitian, Giovanni mendatangi rumah Rukiah. Dia bertemu dengan beberapa anak dan cucunya Rukiah.

Giovanni menemukan kehidupan Rukiah yang tertekan dan trauma selama dalam pengawasan aparat waktu itu, sampai-sampai Rukiah tidak berani lagi untuk menulis.

"Rukiah sangat trauma, dia dilarang menulis oleh tentara yang mengawsi rumahnya. Dan anak-anaknya diancam," katanya.

Keluarga Siti Rukiah Kertopati.Keluarga Siti Rukiah Kertopati/KELUARGA RUKIAH KERTOPATI.

Di tengah trauma, Rukiah masih tegar menjalani kehidupan. Dia bekerja sebagai pembuat kue, menjahit, dan menyulam. Semua itu Rukiah lakukan untuk membiayai kehidupan anak-anaknya.

Ketidaktahuan mengenai kiprah Rukiah di dunia literasi tidak hanya dialami Giovanni.

Kelurga Rukiah sendiri baru mengetahuinya pasca 1965.

Menurut Giovanni, hal itu diketahui anak pertama Rukiah yang bekerja di penerbitan.

"Dari situ dia baru tahu kalau ibunya dulu seorang penulis buku," ujar Giovanni.

Seorang illustrator buku-buku anak, Lintang P. Pratiwi (26), mengaku belum pernah mendengar nama S Rukiah Kertapati.

Selama duduk di bangku sekolah sampai perguruan tinggi, Lintang belum pernah membaca buku cerita anak karya Rukiah.

"Wah dia (Rukiah) pegiat literasi cerita anak-anak juga ya. Saya malah belum pernah dengar dan tidak tahu," kata lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang itu.

Sama seperti Giovanni, menurut Lintang, selama dia belajar sejarah tokoh gerakan perempuan yang giat di dunia literasi adalah Kartini.

Sisanya adalah sosok lelaki seperti Chairil Anwar, Sutan Takdir, Ki Hajar Dewantara, atau Pramoedya Ananta Toer.

Sedangkan sosok pejuang kemerdekaan perempuan yang ada di buku sejarah seperti Cut Nyak Dien dan Dewi Sartika.

"Berarti harus ada penelitian lanjutan untuk mencari sosok perempuan lain yang berpedan dalam dunia literasi di masa lalu," kata Lintang.

Dominasi Lelaki

Rukiah menjadi sosok yag sangat penting di dunia literasi. Dia mampu menulis sastra revolusi kemerdekaan dari prespektif perempuan yang saat itu didominasi kelompok maskulin.

"Dia jadi salah satu dan dari prespektif perempuan," kata Giovanni.

GiovanniGiovanni menyatakan selain banyak karya, Rukian juga merupakan sosok yang kritis/YAYA ULYA.

Berbagai tulisan Rukiah mengetengahkan bagaimana terjadi ketimpangan relasi gender yang berlapis-lapis.

Banyak pengalaman perempuan pada masa itu yang tidak terdengar, perjuangan kaum buruh perempuan yang tidak tertulis, semua Rukiah catat.

Giovanni menemukan keuletan dan kejelian Rukiah dalam menulis segala kejadian.

Rukiah menulis dengan detail semua kejadian dengan jujur, seperti menulis catatan harian di novel-novelnya.

Padahal di zaman sekarang, orang menulis buku harian malah dianggap receh, dan sesungguhnya itu penting.

"Makanya membaca Rukiah sangat penting untuk mengetahui kondisi perempuan saat itu. dan yang mengaku bergelut di literasi sangat penting untuk membaca karya Rukiah," kata Giovanni.

Giovanni juga melihat Rukiah sebagai perempuan yang kritis dan berani mempertanyakan hal-hal tabu, seperti mempertanyakan nasionalisme yang saat itu dihembuskan besar-besaran.

"Tapi Rukiah seolah menantang dan berani mempertanyakannya dan itu terlihat di tulisan-tulisannya," kata Giovanni.

Rukiah selama ini telah dihapuskan dari sejarah. Tapi lewat penelitian yang dilakukan Giovanni, mayarakat menjadi tahu ada sosok peremuan yang tekun dalam dunia literasi selain Kartini.

"Jadi kalau baca karyanya Rukiah itu bisa bertransformasi, bahwa selama ini pemahaman sejarah dari prespektif perempuan banyak yang dihapuskan, isinya kok laki-laki semua," ujar Giovanni.

Artikel ini sudah tayang di bbc news indonesia berjudul: Siti Rukiah Kertapati, sastrawati era kemerdekaan yang terlupakan

Sumber: bbc
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved