TERUNGKAP Pemicu Tsunami Palu Ada di Dasar Laut, Pakar Temukan Fenomena Mengejutkan

Saat itu tsunami menerjang Palu, Donggala dan Sigi sangat cepat hanya hitungan tiga menit setelah gempa 8.7 SR terjadi di daratan.

Editor: Tariden Turnip
handover
KM Sabuk Nusantara 39 yang terhempas hingga di atas Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Terungkap fenomena mengejutkan terjadi di dasar laut Teluk Palu yang jadi pemicu tsunami 

Kata 'nalodo', misalnya, berarti amblas dihisap lumpur.

Kata ini klop untuk menjelaskan peristiwa likuifaksi, manakala tanah berubah seperti bubur sehingga semua bangunan di atasnya amblas.

Hermann Fritz, dari Georgia Institute of Technology di Amerika Serikat, mengatakan bencana Palu menunjukkan tantangan yang dihadapi warga setempat.

"Tsunami ini tiba dengan sangat cepat, hanya dalam beberapa menit," ujarnya.

"Akibatnya tidak ada waktu untuk peringatan. Itu sangat berbeda dari Jepang (pada 2011), yang ada banyak waktu, lebih dari 30 menit sampai orang pertama meninggal akibat tsunami. Itulah tantangan pada tsunami lokal ini, orang harus mengevakuasi sendiri."

Widjo Kongko, juga dari BPPT, mengemukakan ada semacam sikap berpuas diri setelah latihan kedaruratan digelar di Palu pada 2012.

"Peringatan menyebut untuk pergi ke dataran lebih tinggi dalam 5-10 menit. Orang harus paham bahwa tsunami bisa datang jauh lebih cepat.''

Penjelasan pakar ini sesuai dengan kesaksian pilot Batik Air, Capt Ricosetta Mafella, pesawat terakhir yang  terbang sebelum gempa meluluhlantakkan Bandara Mutiara Palu.

Saat berhasil terbang, Capt Mafella menyaksikan saat saat tsunami menerjang Kota Palu.

Tonton video kesaksian Capt Mafella;

Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV

 

Dia sendiri tidak tahu kenapa, tapi tangannya terus memegang tuas agar kecepatan lebih besar supaya badan pesawat lebih cepat merangkak naik.

Saat itu dia tidak tahu kalau gempa sudah melanda Palu tapi dia merasa pesawat sedikit oleng ke kiri dan kanan.

"Ada tanjakan, saya sempat berhenti. Saya gas lagi. belum ada mikir apa-apa, take off. Saya belum ada merasa gempa atau enggak. Saya merasa pesawat saya bergoyang. Saya pikir ini mungkin angin kencang," jelasnya.

Sebelum sampai di Ujung Pandang, tepatnya di ketinggian 1000 kaki, ia merasa ada kejadian aneh.

Halaman
1234
Sumber: bbc
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved