Detik-detik Jembatan di Labuhanbatu Putus, Masih Ada Kendaraan Lewat saat Jembatan Oleng
Dikabarkan saat tali penyangga jembatan putus ada beberapa warga yang melintas menggunakan sepeda motor.
TRIBUN-MEDAN.com, RANTAUPARAPAT - Jembatan rambin Tebing Linggahara di Kabupaten Labuhanbatu putus dihantam banjir, Jumat (14/12/2018).
Dikabarkan saat tali penyangga jembatan putus ada beberapa warga yang melintas menggunakan sepeda motor.
“Dari info yang di dapat, diduga ada korban orang dan 7 unit sepda motor yang hanyut saat melintas,” tulis akun Instagram Laburaku.
Dalam video detik-detik jembatan putus, nampak warga panik dan berseru kepada warga yang sudah ada di dekat jembatan. Air sungai sepertinya sudah sejak lama terendam sungai. Namun beberapa warga tetap nekat melintas.
Baca: Longsor Kembali Terjang Desa Halado, Lokasi Pencarian Jenazah Kembali Tertimbun Tanah
Baca: Tiga Generasi Meninggal Dunia pada Musibah Longsor di Tobasa, Dua Korban Lagi Dalam Pencarian
Baca: Istri Teriak-teriak Minta Tolong Saat Suami Tewas Tertimpa Longsor Material Bangunan di Parapat
“Tahankan kamu disitu! Tahankan kamu disitu!” kata seorang pria seperti memberi perintah kepada orang lain.
Nampak salah satu sisi jembatan oleng. Seorang perempuan berteriak ketakutan.
“Udah-udah mutar. Tadi udah ditutup ini. Tadi udah ditutup, lewat juga kamu!” kata pria lainnya.
Lima kecamatan di Labuhanbatu terendam banjir akibat tingginya curah hujan selama sepekan terakhir.
Lima kecamatan yang dilanda banjir adalah Pangkatan di Desa Senna, Bilah Hulu di Desa Lingga Tiga, Bilah Barat di Desa Tebing Linggahara, Rantau Selatan di Jalan Aek Tapa, dan Rantau Utara di Kelurahan Sirandurong.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Labuhanbatu menyatakan siap siaga 24 jam untuk membantu masyarakat yang terkena banjir dan longsor.
BPBD Labuhanbatu juga telah menyiapkan call centre 062426009999.
12 Korban
Hujan yang mengguyur Kabupaten Labuhanbatu khususnya Rantauprapat dan sekitarnya membuat beberapa wilayah berdampak banjir. Hal ini dirasakan masyarakat Rantauprapat yang beberapa akses jalan utama banjir.
Juliono (35) warga Kampung Dalam mengatakan, curah hujan seminggu belakangan ini masih terjadi.
"Beberapa wilayah berdampak banjir, seperti sungai Aekundur, Sungai Bilah. Untuk di Sungai Aekundur sendiri hari ini sudah mulai surut. Kalau semalam itu parah karena akses terputus, banjir sepinggang orang dewasa atau kurang lebih satu meter," ujarnya saat dihubungi Tribun Medan melalui telepon seluler, Jumat (14/12/2018).
Sambung Juliono, pada Kamis (13/12/2018) masyarakat sekitar sungai Aekundur jika ingin menyebrang kan sepeda motor harus dinaikkan ke truk.

"Akses semalam memang lumpuh total jadi saya saja terpaksa libur kerja dikarenakan banjir. Nah hari ini banjir kembali terjadi di Sungai Bilah. Ada satu Titi penghubung Desa Tebinglinggahara dan Sukamakmur putus," ujarnya.
Informasi lain yang berhasil dihimpun, meluapnya air Sungai Bilah terjadi sejak Kamis (13/12/2018) malam, hingga kini masih dalam keadaan banjir.

Titi besi penghubung kedua desa dikabarkan rusak parah. Untuk sementara informasi yang berhasil dihimpun melalui MRI Labuhanbatu, korban ada 12 orang.
"Ada 12 orang kabarnya, namun untuk perkembangan nanti saya kabari kembali. Ini yang rusak jembatan lama, karena sebagian warga di sini masih ada yang menggunakan getek untuk menyebrang," ucapnya ketika dihubungi Tribun Medan melalui telepon seluler.
Sambung Dian, korban yang selamat saat ini mendapat perawatan intensif di klinik terdekat.
"Untuk sementara ini identitas para korbannya, Sandi, Suyanto, Sahbuddin, Ihsan, Tua Ritonga, Abdul Rahman, Dodi, Sahputra, Elidayanti. Jika ada perkembangan secepatnya akan saya kabari," katanya.
Informasi lain yang dihimpun, di lokasi, masih dipadati oleh warga sekitar yang menunggu kabar korban lainnya.
(*)