INILAH Senjata TNI yang Diklaim KKB Bom Fosfor, ternyata Granat Asap Buatan Pindad!

Dengan menyebarkan foto dan nama amunisi yang berbeda, menurut Aidi, kelompok separatis tidak bisa membedakan mana granat, petasan, mana bom.

Editor: Tariden Turnip
John Roy Purba
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M. Aidi didampingi Kepala Perlengkapan, Kolonel CPL Dwi Soemartono, Menunjukkan bom asap yang digunakan saat melakukan penegakan hukum di Nduga. 

Kodam XVII Cenderawasih mengungkapkan tidak ada masyarakat sipil yang tertembak di Nduga, yang ada melainkan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) yang terlibat kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri.

Aidi mengungkapkan saat proses evakusi korban PT Istaka Karya dan langkah penegakan hukum di wilayah Kabupaten Nduga, memang terjadi kontak senjata antara aparat dengan anggota KKB.

"Jika ditemukan mayat saat itu bisa saja jenazah tersebut adalah bagian kelompok separatis. Itu terjadi ketika kelompok ini menyerang anggota kita yang melakukan upaya evakuasi dan penegakan hukum terhadap perbuatan kelompok kriminal separatis bersenjata,” kata Aidi.

Dia menjelaskan, anggota KKB bisa "bersembunyi" dengan baik sebagai masyarakat sipil, PNS, ataupun anggota DPRD hingga pemerhati HAM.

Hal itu menurutnya, membuat aparat kesulitan mendeteksi mereka jika sudah membaur dengan masyarakat sipil.

“Apalagi sekitar 70 persen warga masyarakat di Kabupaten Nduga tidak memiliki data kependudukan, baik KTP maupun identitas lainnya,” tukasnya.

Akibat susahnya mengenali mereka, kata Kapendam M Aidi, kalau ada yang menjadi korban, pihak TNI maupun Polri tidak bisa mengindentifikasi apakah yang bersangkutan murni masyarakat sipil ataupun bukan.

Pada kesempatan yang sama Kapendam M Aidi menyatakan sejauh ini TNI ataupun Polri tidak pernah melakukan penyerangan lebih dulu.

Sebaliknya, pasukan tim gabungan mendapat serangan baik saat di Pos maupun saat evakuasi para korban.

“Jikapun ada serangan maka tentu akan ada perlawanan, hingga terjadi kontak tembak. Nah kalau saat kontak tembak ada yang jatuh, bisa disimpulkan itu bagian yang terlibat dari kontak tembak ini,” katanya.

Kapendam mengingatkan kembali bahwa ada juga anggota TNI gugur, luka-luka,termasuk aparat Brimob saat kontak tembak di Mbua dari jam 05.00 pagi sampai pukul 21.00 malam.

“TNI dan Polri tidak teriak-teriak dikasihani sebab itu risiko prajurit,” kata Kapendam.

Aktivitas warga berjalan normal

Terkait aktivitas masyarakat di Mbua saat ini, Kapendam mengaku sudah berjalan normal. Pada 24 Desember lalu, lanjut Kapendam, TNI-Polri merayakan Natal bersama masyarakat di Mbua.

“Artinya kehadiran TNI Polri disana bukan menghalangi orang ibadah tapi justru ikut membantu," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved