INILAH Senjata TNI yang Diklaim KKB Bom Fosfor, ternyata Granat Asap Buatan Pindad!

Dengan menyebarkan foto dan nama amunisi yang berbeda, menurut Aidi, kelompok separatis tidak bisa membedakan mana granat, petasan, mana bom.

Editor: Tariden Turnip
John Roy Purba
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M. Aidi didampingi Kepala Perlengkapan, Kolonel CPL Dwi Soemartono, Menunjukkan bom asap yang digunakan saat melakukan penegakan hukum di Nduga. 

Sementara di Yigi sebagain besar masyarakat masih mengungsi ke Mbua dan ke hutan, itupun hanya sebagian, lantaran masyrakat masih mendengar adanya bunyi tembakan dari hutan ke kampung terutama malam hari.

Meski demikian, TNI-Polri yang ada di Yigi memberi himbauan dan pemahaman kepada masyarakat, bahwasanya kehadiran TNI-Polri di sana bukan untuk mengganggu masyarakat, tapi mencari pelaku pembantaian.

“Kehadiran aparat di sana murni untuk kepentingan masyarakat, yakni menjaga mereka untuk tak mendapat teror atau intimidasi dari kelompok ini,” pungkasnya.

Sebelumnya media Australia menyebut bahwa TNI telah menggunakan senajata kimia guna menyerang KKB.

Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari artikel terbitan The Saturday Paper tanggal 22 Desember 2018.

Dimana pakaian korban terlihat robek atau sengaja dipotong seukuran luka.

Tujuh orang disebut telah meninggal akibat serangan tersebut dan ribuan orang lainnya melarikan diri ke perbukitan.

Foto-foto lain yang diterima The Saturday Paper menunjukkan 'bom berujung kuning', yang dikumpulkan oleh penduduk desa.

The Saturday Paper menyebut berdasarkan foto yang mereka terima sejumlah senjata yang digunakan oleh TNI tampak seperti fosfor putih, senyawa kimia yang dilarang di bawah hukum internasional untuk digunakan sebagai senjata perang.

Dari sejumlah foto yang diterima The Saturday Paper, salah satunya disebut menunjukkan seorang pria terbalut perban basah, berupaya untuk meringankan rasa sakitnya akibat terkena senjata yang disebut sebagai fosfor putih.

Foto yang lain disebut menunjukkan seorang wanita di samping makam seseorang yang terbunuh dalam pemboman.

Adapula foto yang disebut menggambarkan beberapa peluru yang tidak meledak dengan hati-hati dikumpulkan oleh penduduk desa.

Sisanya, disebut foto-foto korban meninggal akibat serangan bom yang dilakukan TNI.

Foto-foto itu dikatakan diambil antara tanggal 4 dan 15 Desember 2018.

Tiga orang tewas berasal dari sebuah desa bernama Mbua, di wilayah Nduga.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved