BOM GEREJA DI KATEDRAL SAAT MISA, Dua Ledakan, Ledakan Kedua saat Aparat Lakukan Penyisiran
BOM GEREJA DI KATEDRAL SAAT MISA, Dua Ledakan, Ledakan Kedua saat Aparat Lakukan Penyisiran
"Kami telah mengarahkan pasukan untuk meningkatkan kesiagaan, mengamankan semua tempat peribadatan maupun tempat publik, dan menjalankan langkah keamanan proaktif untuk mencegah rencana permusuhan," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

Informasi terbaru korban tewas 21 orang, di mana tujuh orang adalah pasukan militer Filipina.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom di katedral tersebut.
Demikian diberitakan SCMP yang melansir Associated Press.
Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, menyebut serangan itu sebagai perbuatan pengecut.
Ia mendesak penduduk setempat untuk waspada dan membantu pemerintah mengeyahkan terorisme.
"Kami akan menggunakan seluruh kekuatan untuk menegakkan keadilan terhadap pelaku di balik insiden ini," kata Lorenzana dalam keterangannya.
Pekan lalu, referendum yang diikuti 2,8 juta orang menyepakati pembentukan Wilayah Otonomi Bangsa Moro di kawasan selatan Filipina, daerah berpenduduk muslim terbesar di negara tersebut.
Namun, hasil jajak pendapat di Jolo berbeda. Penduduk daerah itu menolak otonomi khusus tersebut.
Menurut SITE Intelligence Group, ISIS melalui pengumuman resmi mengklaim serangan tersebut dilakukan oleh dua pelaku bom bunuh diri.
"Kami akan mengejar pelaku kejam di balik kejahatan pengecut ini sampai ke ujung bumi," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo.
"Hukum tidak akan memberi mereka belas kasihan," imbuhnya.
Basis Abu Sayyaf
Pulau Jolo telah lama menjadi basis kelompok gerilyawan Abu Sayyaf, yang telah masuk dalam daftar hitam oleh AS dan Filipina sebagai organisasi teroris.
Bahkan beberapa warga Indonesia menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf.