Mahasiswi UIN Palembang Diperkosa dan Dibunuh di Kebun Karet, Rektor Apungkan Permintaan Ini
Saat ditemukan kondisi mayat sudah dalam keadaan tidak berpakaian. Diduga sebelum dibunuh almarhumah sempat diperkosa.
Saat ini mereka masih mengecek nama korban untuk dicocokan dengan data mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang.
Staf Humas UIN Raden Fatah Palembang, Kemas Ari saat dihubungi Tribunsumsel.com, membenarkan bahwa Fatmi Rohanayanti merupakan mahasiswi aktif di UIN Raden Fatah Palembang.
"Setelah kami cari infonya di Pusat Teknologi Pangkalan Data (PUSTIPD) UIN Raden Fatah Palembang bahwa memang benar almarhum adalah mahasiswi kami, tercatat almarhum ini semester 3 angkatan 2017," jelasnya, Kamis (31/1/2019).
Diketahui pula almarhum Fatmi Rohanayanti ini mahasiswi aktif di Fakultas Syariah, program studi S1 Hukum Keluarga Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
Ditambahkan Kepala IT dan Pangkalan Data UIN RF Palembang, Fahruddin, almarhum ini kelahiran Desa Menanti, 16 November 1999.
"Menurut data yang ada di kami, almarhum anak dari pasangan Umar Nani dan Hirowati. Kedua orangtua alm ini bekerja sebagai petani," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul BREAKING NEWS : Fatmi Mahasiswi UIN Palembang Diduga Diperkosa dan Dibunuh di Kebun Karet.
Permintaan Rektor UIN
Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Sirozi berbela sungkawa atas meninggalnya Fatmi Rohanayanti (20) mahasiswi Fakultas Syariah angkatan 2017 yang tewas dibunuh dengan sadis.
"Innalilahi wa Inna ilaihi rojiun. Saya baru tahu sekarang. Terima kasih infonya. Kami usahakan ada perwakilan dosen dan mahasiswa yang takziyah ke rumah duka. Dan kami dari UIN Raden Fatah Palembang turut berbela sungkawa sebesar-besarnya dan berharap pelaku secepatnya ditemukan dan ditangkap," ujar Rektor UIN kepada Tribunsumsel.com.
Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Zulkarnain Adinegara dikonfirmasi Tribunsumsel.com mengaku belum mendapat laporan dari Kapolres.
Namun, Kapolda berjanji pelaku pembunuh Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang akan disikat atau ditembak.
"Kalau sudah sadis, akan kami sikat (tembak). Tidak Dapat kompromi, sudah jadi tugas kami untuk mengungkapnya," ujar Zulkarnain, Kamis (31/1/2019) malam.
Jenderal bintang dua ini mengungkapkan, kasus seperti ini akan menjadi perhatian sendiri.
Karena memang, sudah terbilang sadis dan keji sehingga harus dilakukan tindakan tegas terhadap pelakunya.