Cuaca Ekstrem Panas Menyengat, Isu Badai Geomagnetik, Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I Medan
Bahkan siang tadi, suhu udara menyentuh angka 33 derajat celcius, dengan kecepatan angin 20 km/jam dan kelembaban udara mencapai 60 persen.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Cuaca Ekstrem Panas Menyengat, Isu Badai Geomagnetik, Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I Medan
TRIBUN-MEDAN.com- Dalam beberapa hari terakhir cuaca di Kota Medan terasa begitu panas, bahkan melekit hingga menimbulkan rasa yang begitu gerah di badan.
Bahkan Jumat (15/3/2018) siang tadi, suhu udara menyentuh angka 33 derajat Celcius, dengan kecepatan angin 20 km/jam dan kelembaban udara mencapai 60 persen.
Menanggapi hal itu, Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Martha Rosefina Manurung mengatakan hal itu terjadi karena pelontaran massa korona di matahari atau aktifitas di matahari.
"Suhu mulai memanas kembali, karena ada gangguan di sekitar Sumatera Utara. Sehingga mengakibatkan angin bersifat divergen hingga membuat awan tidak terbentuk," kata Martha, Jumat (15/3/2019).
"Angin-angin kuat dari arah timur ke utara bersifat divergen. Kalau misalnya hujan awan biasa berbentuk konveksi, angin konvergen. Tapi saat ini yang terjadi angin divergen (menyebar). Jadi susah terbentuk aktivitas awan-awan konveksi. Jadi penyebab cuaca panas bukan karena badai geomagnetik," ungkap Martha.
Asprov PSSI Incar Pemain dari Kampus ke Kampus setelah Tunjuk M Khaidir jadi Pelatih Putri PON Sumut
Tangan Kanit Sabhara Polsek Panakukang Terbakar saat Bubarkan Demonstrasi Mahasiswa
Stadion Teladan Dipakai untuk Event Etnik Dihadiri Presiden Jokowi, Ini Kata Muhammad Husni
Ditanya bagaimana perkembangan cuaca untuk tiga hari kedepan, Martha menjelaskan bahwa untuk Sumut masih berpotensi terjadi hujan lokal dengan intensitas ringan.
Tapi untuk sekitar Pantai Barat lereng gunung barat masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Untuk pantai timur umumnya masih berawan.
"Untuk Kota Medan sendiri satu hingga tiga hari kedepan masih berawan. Potensi hanya terjadi untuk hujan lokal," pungkas Martha
Lima Pejabat DPR RI Diciduk KPK di Sidoarjo, Basaria: Malam Ini Dibawa ke Kantor KPK
Naim Terpental setelah Dilempar Bom Lontong oleh Istri Abu Hamzah sebelum Meledakkan Diri
Tidak Berhubungan dengan Badai Geomagnetik
Beredar informasi bahwa diprediksi bakal terjadi badai matahari, hingga membuat terganggunya GPS, sinyal ponsel dan TV digital, pada Jumat (15/3/2019).
Seperti diberitakan, badai matahari menuju bumi dan akan menyebar dampak lubang tersebut, memuntahkan aliran angin matahari ke arah bumi.
Fenomena aliran angin matahari menuju ke arah buku ini, disebut pula badai geomagnetik minor G1 dan tidak berbahaya.
Dwi Benarkan Pejabat Dinas KB Deliserdang Diperiksa Kejaksaan
KETUM PPP Romahurmuziy Ditangkap Bersama 4 Pejabat Lainnya Dugaan Kasus Suap Jabatan Kemenag
Atas informasi yang beredar itu, Prakirawan Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah I Medan, Martha Rosefina Manurung memastikan bahwa tidak akan ada badai matahari di wilayah Indonesia.
"Kalau badai geomagnetik tidak akan ada di Indonesia. Badai geomagnetik itu adalah gangguan sementara di lapisan magnetosfer bumi karena interaksi antara angin matahari dan medan magnet bumi," kata Martha, Jumat (15/3/2019).
Sandi Ungkap Alasan Bergaya Bangau di Jembatan, Mengaku Tak Sadar Ada Gambar Torpedo