Cuaca Ekstrem Panas Menyengat, Isu Badai Geomagnetik, Ini Penjelasan BBMKG Wilayah I Medan
Bahkan siang tadi, suhu udara menyentuh angka 33 derajat celcius, dengan kecepatan angin 20 km/jam dan kelembaban udara mencapai 60 persen.
Penulis: M.Andimaz Kahfi |
"Jadi ini bukan badai matahari. Ini terjadi karena pelontaran massa korona di matahari atau aktifitas di matahari sendiri," sambungnya.
Lebih lanjut, Martha memastikan bahwa badai geomagnetik ini terjadi pada hari ini.
Akibat ekstrim yang terjadi bisa menggangu jaringan listrik, merusak Trafo, gangguan pada sistem satelit, navigasi radio frekuensi, tapi tidak masuk ke wilayah Indonesia.
"Jadi, kalau masalah suhu tinggi yang terjadi bukan karena badai geomagnetik," ujar Martha.
Kenapa suhu mulai memanas kembali, lanjut Martha menjelaskan hal itu diakibatkan karena ada gangguan di sekitar Sumatera Utara.
Sehingga mengakibatkan angin bersifat divergen hingga membuat awan tidak terbentuk.
Emak-emak Antre Masuk Acara Zikir Akbar Bareng Jokowi di Medan
Kapolri Keluarkan TR Terbaru, AKBP Andry Setiawan Promosi jadi Kabidkum Polda Sumut
"Angin-angin kuat dari arah timur ke utara bersifat divergen. Kalau misalnya hujan awan biasa berbentuk konveksi, angin konvergen. Tapi saat ini yang terjadi angin divergen (menyebar). Jadi susah terbentuk aktivitas awan-awan konveksi. Jadi penyebab cuaca panas bukan karena badai geomagnetik," ungkap Martha.
"Yang jelas, Indonesia yang berada di wilayah Ekuator memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami gangguan. Kemungkinannya sangat kecil akibat badai geomagnetik," pungkas Martha.
(mak/tribun-medan.com)