Usai Cekcok Mulut, Wiranto dan Kivlan Zein Umbar Tawa dan Pelukan

Dua mantan petinggi TNI, Wiranto dan Kivlan Zein, terlibat cekcok mulut soal kerusuhan 1998. Kivlan Zein bahkan bicara dengan nada suara tinggi

Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Juang Naibaho
Instagram @suryoprabowo2011
Wiranto dan Kivlan Zein Tatap Muka dan Terlibat Perdebatan 

"Wiranto tanggal 14 pergi, saya terima telepon tidak boleh Hercules dipakai (untung mengangkut personil tambahan). Akhirnya kami carter pesawat Mandala dan Garuda. Saya sendiri cek ke Jawa ke Makassar bawa langsung ke Jakarta. Semuanya 15 ribu di Jakarta," sebutnya.

Lebih lanjut, Wiranto dikatakan Kivlan bertemu dengan Soeharto pada 15 Mei 1998, seusai Soeharto kunjungan ke Mesir.

"Wiranto dengan paspampres bilang keadaan kacau. Tidak bisa diatasi. Lebih baik bapak mundur. Wiranto ini yang perintahkan mundur. Tanggal 16 malamnya Pak Harto keluarkan Kepres ke Wiranto, untuk melakukan hal-hal yang perlu untuk mengamankan pembangunan. Dikasihlah ke Wiranto. Tapi Wiranto gak mau melaksanakan," katanya

"Karena keadaan kacau. Padahal saya dengar dari intel saya ada dua Kolonel datang ke UI, UNJ, Trisakti untuk kerahkan massa mahasiswa kepung MPR. Didukung anak-anak PKI. Bukan hanya mahasiswa massa lain masuk membludak karena dibuka pintu. Keadaan makin kacau karena minta Soeharto mundur," Kivlan menambahkan.

Dia berkesimpulan Wiranto adalah dalang di balik kerusuhan 1998 dan jatuhnya Soeharto.

"Ya jadi dia waktu dapat inpres amankan Jakarta, Inpres itu dia tolak menjadikan dia semacam supersemar kenapa nggak dia kerjakan berarti dia ada unsur koordinasi adalah dia melawan perintah Pak Presiden (Soeharto)," dia menambahkan.

(Kompas/Tribun-medan.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved