News Video
VIDEO: Djarot Sebut Orangtua Prabowo Pemberontak, Dikejar Djamin Gintings hingga Lari ke Luar Negeri
Djarot juga mengungkap, salah seorang tokoh di balik pemberontakan yang disponsori Amerika Serikat kala itu, yaitu Sumitro orangtua Prabowo
Museum ini berguna melestarikan dan mewariskan nilai-nilai, jiwa dan semangat juang 45 dalam merebut kemerdekaan.
"Persis dengan semboyan ‘Merdeka atau Mati’. Museum ini juga dimaksudkan untuk turut melestarikan sejarah, adat, seni dan budaya termasuk tersedianya perpustakaan mini berisi buku-buku peninggalan Letjen Djamin Ginting dan buku-buku adat Karo," katanya.
Amatan tribun-medan.com, bentuk bangunan museum ini juga tak biasa.
Bentuknya mirip kulit kacang.
Menurut informasi yang tertulis dalam lembara pidato Ketua Yayasan, diungkapkan bangunan museum seluas 600 m2 dengan bentuk biji-bijain (kacang) dengan tiang-tiang merah sebagai akarnya.
Bentuk itu memiliki makna hasil perjuangan Letjen Djamin Ginting bukanlah akhir tujuan tapi merupakan benih kehidupan baru yang merdeka bagi generasi berikutnya, ditunjang dengan semangat keberanian dalam meraih masa depan.
Yang tak kalah menariknya yakni cerita bergambar di dinding museum.
Tertulis di sana tentang petikan dan kelakar Ibu Likas Tarigan, Ny. Djamin Ginting, yakni soal bambu dan karet.
Diceritakan pada dinding tersebut sungguh besar jasa bambu.
Bukan hanya rumah, tempat tidur dan meja. Dalam agresi belanda II bambu dipakai sebagai sarana mengirim pesan dari Komando Sumatera kepada Resimen I.
Kisah karet pada dinding tersebut juga lebih mencengangkan lagi.
Diceritakan, pada saat revolusi, para pejuang kesulitan mendapatkan BBM untuk kendaraan. Sebagai penggantinya dengan mendirikan kilang minyak karet di Macan Kumbang.
"Getah karet dari perkebunan karet diolah menjadi BBM.
Caranya lembaran-lembara karet yang sudah dikeringkan di ruangan pengasapan kemudian disuling dan disimpan ke dalam tong atau drum.
Kilang minyak karet tersebut dikepalai oleh Letnan Azis Saman, didukung sejumlah perwira dan tentara serta 60 orang warga sipil yang berasal dari kalangan pengungsi," bunyi tulisan pada literatur tersebut.