Alamak
Pengawal Kivlan Zen: Permisi, Jenderal Kivlan Mau Masuk, Polisi Tetap Menghalanginya untuk Mundur
Massa yang mengatasnamakan Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran (Gerak) mengelar aksi di depan kantor Bawaslu
"Polisi harusnya memfasilitasi kita bertemu dengan yang kita demo," kata Eggi kepada wartawan di lokasi.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan, tindakannya ini bukan merupakan gerakan makar.
Tapi, lebih kepada people power menuntut keadilan ke Bawaslu untuk mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf sebagai peserta Pilpres 2019.
"Ini bukti nyata people power walaupun belum banyak, inilah bentuk people power yang sesungguhnya, bukan people power untuk makar," ucap Eggi.
Berdasarkan pantauan di lokasi, massa yang mayoritas menggunakan baju putih terlihat bergerombol di depan Bawaslu sambil sesekali berorasi tanpa pengeras suara.
Mereka terlihat membawa bendera kuning dan menyerukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) curang terhadap Pemilu Presiden 2019.
Namun, pihak kepolisian tidak mengizinkan massa untuk dapat masuk ke dalam gedung Bawaslu.
"Jika saudara memiliki surat ijin untuk melakukan aksi silahkan berikan ke kami nanti kami amankan.
Jika tidak ada mohon maaf saudara sekalian untuk tidak berada disini karena mengganggu pengguna jalan lainnya," kata salah seorang anggota polisi melalui pengeras suara.
Polisi pun membunyikan sirine guna membubarkan massa yang daritadi nampak membuat cukup kemacetan di sekitar Jalan MH Thamrin.
Baca: TERUNGKAP Dua Kasus Ayah Tiri Tega Merusak Masa Depan Putrinya, Di Antaranya SMP dan Putri Kembar
Baca: Niat Mau Memperbaiki Nilai Ujian, GURU SMK NL Malah Mencabuli Siswinya SM (18) di Kamar Kos
Kivlan Zen Sebut SBY Licik dan Bersaing dengan Prabowo, hingga Sebut Andi Arief yang Setan Gundul.
Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen melontarkan pernyataan kontroversial.
Kali ini Kivlan menyasar mantan Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kivlan menyebut SBY bertindak licik di ajang Pilpres 2019 ini.
Ia menuding SBY dan Partai Demokrat ingin menjegal Prabowo Subianto menjadi capres di Pilpres 2019.