RESMI TERSANGKA, Eks Danjen Kopassus Dijerat Delik Senpi Ilegal, Ditahan di Rutan TNI

Proses hukum mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko terus bergulir. Soekarno resmi berstatus tersangka kepemilikan senjata api ilegal.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM/IST
Mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal (Purn) Soenarko, memberi keterangan kepada wartawan terkais kasus dugaan intervensi hukum yang dilakukan jenderal bintang tiga di korp Bhayangkara, Selasa (23/7/2018) di Jakarta. 

Penelusuran tribunmedan.com, Soenarko dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, pada 1 Desember 1953. Sepak terjangnya di dunia militer tercatat cukup cemerlang. Ia pernah menduduki posisi strategis. Antara lain, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus dan Pangdam Iskandar Muda, Aceh.

Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayor Jenderal (Purn) Soenarko
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayor Jenderal (Purn) Soenarko (https://indonesiainside.id)

Karier militer Soenarko diawali tahun 1978, ketika lulus seleksi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).

Selesai menjalani pendidikan, Soenarko menjadi warga Korps Baret Merah. Ia memegang jabatan Komandan Peleton (Danton) Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) pada tahun 1979.

Kariernya terus merangkak naik dengan dipercaya mengemban posisi Danton-1/112/12/1 Kopassandha, kemudian Paops Denpur-13/1 Kopassandha. Ia juga pernah menjabat sebagai Koamndan Grup-1 Kopassus.

Baca: 5 Objek Wisata Religi di Medan, Banyak Spot Foto Menarik dan Instagramable

Saat menjadi prajurit Kopassus, Soenarko pernah diterjunkan ke Timor Timur. Ia pun dianugerahkan Satyalancana Seroja atau tanda kehormatan dari pemerintah bagi orang-orang yang berjasa menumpas gerombolan pengacau di Timor Timur pada periode 1975-1999.

Seiring waktu, Soenarko dipercaya sebagai Dandim Dili, Timor Timur.

Tak berhenti di situ, Soenarko diterjunkan ke Aceh, ketika provinsi di barat Indonesia itu tengah bergejolak.

Di awal pembentukan Kodam Iskandar Muda pada tahun 2002, Soenarko dipercaya menjadi menjabat sebagai Asisten Operasi Kasdam.

Soenarko kemudian diangkat menjadi Danrem-11/SNJ, Danrem-022 Dam-I/BB, Pamen Renhabesad, Paban 133/Biorgsospad, Pati Ahli Kasad Bidsosbud, Wakil Danjen Kopassus, dan Kepala Staf Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Baca: Tudingan Prabowo Pengumuman Pemenang Pilpres 2019 Janggal, Penjelasan KPU Begini

Pada Agustus 2007, Soenarko kembali ke pasukan elite Baret Merah. Kali ini menjadi Danjen Kopassus. Soenarko menjadi orang nomor satu di Kopassus selama satu tahun.

Ia kemudian kembali ke Aceh, dengan jabatan Panglima Daerah (Pangdam) Militer Iskandar Muda. Jabatan itu diemban Soenarko periode 2008-2009.

Ia kemudian dipercaya menjabat Danpussenif pada 2009-2010.

Setelah karier militernya berakhir, Soenarko mulai terjun ke panggung politik bersama partai Aceh. Pada 2017, ia tercatat sebagai Ketua Komisi Pengawas Partai Nanggroe Aceh (PNA), dan Anggota Majelis Tinggi Partai Nanggroe Aceh (PNA).

Setelah Prabowo Subianto mendirikan Partai Gerindra, Soenarko pun bergabung ke partai mantan atasannya kala di Kopassus tersebut.

Baca: ART Disiksa hingga Tewas, Dikurung di Toilet 5 Hari tanpa Makan, Inilah Sosok Majikan Kejam!

Baca: Djoko Setiadi Mendadak Dicopot, Hinsa Siburian Dilantik Presiden Jokowi Jadi Kepala BSSN

Selain berkecimpung di politik, Soenarko juga berkecimpung di dunia bisnis. Ia menekuni bisnis tambang di Kalimantan Selatan lewat PT Sebuku Batubai Coal dan PT Sebuku Tanjung Coal.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved