Menilik Panorama Memukau Danau Sicike-cike, Danau Sakral asal Tujuh Marga Suku Pakpak

Objek wisata ini merupakan kawasan hutan lindung berisi beragam flora dan fauna liar, serta mencakup tiga danau dan satu air terjun.

TRIBUN MEDAN/DOHU LASE
Tiga pengunjung bercengkerama di tepi Danau Sicike-cike di Taman Wisata Alam Sicike, Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Minggu (23/6/2019). 

TRIBUN-MEDAN.COM, DAIRI - Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, memiliki sederet destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam. Salah satunya yang sayang bila dilewatkan ialah Taman Wisata Alam Sicike-cike.

Objek wisata ini merupakan kawasan hutan lindung berisi beragam flora dan fauna liar, serta mencakup tiga danau dan satu air terjun. Sangat cocok terutama bagi kalangan pencinta alam.

Sicike-cike berada di Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi. Sebagian arealnya juga masuk wilayah Kecamatan Sitinjo, Dairi, dan Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat.

Untuk mencapai lokasi ini, dari Medan, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar tiga hingga empat jam lamanya ke arah Sidikalang, ibukota Kabupaten Dairi.

Kemudian, sesampai di Simpang Tiga Sitinjo (sebelum Sidikalang), belok kiri ke jalan menuju Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Dari Simpang Tiga Sitinjo, jarak ke gapura masuk Taman Wisata Alam Sicike-cike kurang lebih 12 kilometer lagi. Dari sini, wisatawan akan dipandu oleh plang-plang penunjuk arah yang berdiri pada setiap persimpangan.

Bila masih ragu, tinggal buka aplikasi Google Maps dan lokasi Sicike-cike tersedia di sana.

Sekitar satu kilometer dari gapura masuk, terdapat pos registrasi yang dikelola Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan areal parkir kendaraan. Dari sini, penjelajahan dengan berjalan kaki dimulai.

Saat Tribun Medan mengunjungi tempat ini, Minggu (23/6/2019) sore, pos registrasi terpantau kosong.

Namun, palang portal terbuka, sehingga pengunjung dapat masuk tanpa perlu melapor dan gratis.

Perjalanan dari pos registrasi ke lokasi danau pertama memakan waktu relatif, antara 30 menit sampai satu jam.

Menuju danau pertama, setengah jalannya masih jalan setapak. Setengah lagi sudah berupa titi kayu.

Sementara, untuk jalur menuju danau kedua dan ketiga, serta air terjun, keseluruhan masih jalan setapak.

Sepanjang menyusuri hutan, wisatawan dapat menikmati panorama hutan lebat dan padat pepohonan besar, serta ditemani kicauan burung dan suara-suara dari aneka satwa liar lainnya.

Dianggap Sakral

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved