Menilik Panorama Memukau Danau Sicike-cike, Danau Sakral asal Tujuh Marga Suku Pakpak
Objek wisata ini merupakan kawasan hutan lindung berisi beragam flora dan fauna liar, serta mencakup tiga danau dan satu air terjun.
Terdapat legenda dibalik terbentuknya Danau Sicike-cike (danau pertama dan terluas). Masyarakat setempat meyakini, Danau Sicike-cike awalnya adalah perkampungan yang didiami tujuh marga Suku Pakpak.
"Menurut legenda masyarakat, Danau Sicike-Cike dulunya adalah perkampungan Sipitu Marga, yaitu Angkat, Bintang, Capah, Gajah Manik, Kudadiri, Sinamo, dan Ujung," tutur Kabid Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi, Marulak Situmorang, Minggu (23/6/2019).
Marulak mengatakan, ada beberapa versi cerita terbentuknya Danau Sicike-cike. Namun, kesamaan dari beberapa versi tersebut ialah faktor penyebab.
"Penyebabnya kutukan. Alkisah, suatu hari orangtua dari ketujuh marga tersebut dibuat kecewa. Orangtua lalu berserapah dan didengar Tuhan, sehingga tak lama turun hujan lebat dan perkampungan Sicike-cike akhirnya tenggelam," terang Marulak.
Danau Sicike-cike, sambung Marulak, merupakan tempat sakral bagi masyarakat adat Pakpak, khususnya keturunan ketujuh marga tersebut. Oleh sebab itu, pengunjung dilarang keras mengotori danau.
Marulak mengungkapkan, debit air pada ketiga danau belum pernah bertambah atau berkurang. Sumber pasokan airnya sendiri pun masih misterius.
Namun, yang jelas danau ini menjadi hulu dari tiga sungai, yakni sungai Lae Pandaroh dan sungai Lae Simblin, Kabupaten Dairi, serta sungai Lae Mbilulu, Kabupaten Pakpak Bharat.
Dari lokasi danau pertama, jarak menuju danau kedua sekitar 490 meter dan danau ketiga sekitar 885 meter. Sementara, letak air terjun masih sejauh dua kilometer lebih lagi.
Di lokasi Danau Sicike-cike, wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas seru. Mulai dari bercengkerama bersama teman sembari menikmati pemandangan alam yang cantik.
Kemudian, duduk-duduk di pondok yang didirikan pengelola, dengan menghadap ke arah danau sambil menyeruput kopi, hingga berswafoto ria.
Diungkapkan Marulak lagi, letak Taman Wisata Alam Sicike-cike bersebelahan dengan Kawasan Hutan Produksi Adian Tinjoan.
Taman Wisata Alam Sicike-cike ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 78/Kpts/II/1989 tanggal 7 Februari 1989, dengan luas kurang lebih 575 hektare.
Taman Wisata Alam Sicike-Cike, lanjut Marulak, pernah menjadi lokasi peneliti dari luar negeri yang hendak mempelajari keanekaragaman hayati di dalamnya.
Kawasan hutan Sicike-cike menjadi tempat bagi beberapa spesies tumbuhan unik. Mulai dari kantong semar, anggrek hutan, hingga bunga bangkai.
Berbagai jenis satwa liar pun dapat dijumpai di hutan ini, di antaranya burung enggang, siamang, itik liar, ular, dan aneka serangga.