KINI DICARI, Pengakuan Sniper Cantik Joanna Palani, Diburu ISIS untuk Dijadikan Budak S3ks, Takut?

KINI DICARI, Pengakuan Sniper Cantik Joanna Palani, Diburu ISIS untuk Dijadikan Budak S3ks, Takut?

Editor: Salomo Tarigan
kolase/bangkapos
KINI DICARI, Pengakuan Sniper Cantik Joanna Palani, Diburu ISIS untuk Dijadikan Budak S3ks, Takut? 

Komunitas Yazidi sangat menjaga kemurnian keturunan, yang membuat anak-anak yang lahir dari perempuan Yazidi yang disekap kelompok ISIS tidak diterima ole anak yatim di Mosul, di Irak utara.

Baca: TIDAK DISIARKAN BEBAS DI TV, Cara Menonton Live Streaming Copa America 2019 Gratis dan Berbayar

Tempat ini menampung anak-anak yang kehilangan orang tua yang bertempur melawan ISIS.

"Saya menerima banyak anak-anak, Kristen, dari etnik Turk, Shabak... Tapi tak ada yang membuat pilu seperti melihat anak-anak yang dilahirkan perempuan Yazidi," kata Sakineh Muhammed Ali, pengelola panti asuhan.

"Ini seperti merenggut anak dari ibu yang mencintai anaknya. Namun, perasaan komunitas Yazidi lebih penting dari perasaan orang per orang," katanya.

Mantan suami Jovan mengatakan ia tak akan menerima anak yang dilahirkan istrinya saat menjadi budak seks ISIS.

Joanna Palani
Joanna Palani ()

"Ketika seseorang datang dan membunuh semua laki-laki di komunitasmu dan ia mengambil istrimu dan kemudian lahir seorang anak, tak peduli apakah orang itu ISIS atau dari kelompok lain, siapa yang sudi menerima anak ini? Mungkin di Barat, anak itu diterima baik-baik, tapi itu tidak terjadi di Timur," katanya.

"Kami di sini tidak akan menerima anak tersebut."

Banyak anak yang menerima nasib seperti ini.

Mereka ditolak karena Yazidi memegang teguh kemurnian keturunan.

Perempuan Yazidi yang disekap ISIS banyak yang melahirkan anak, sebagian besar kini berada di kamp pengungsi di Al Hol, di Suriah timur.

"Sebagian besar dari mereka punya tiga atau empat anak. Anda tentu paham bagaimana perasaan seorang ibu, bagaimana mereka menggendong bayi mereka. Bagaimanapun, ibu tetaplah ibu, tak peduli agama apa yang mereka anut," kata Dr Ghafouri, aktivis Kurdi di Al Hol yang banyak mengurusi perempuan Yazidi dan anak-anak mereka.

Para perempuan Yazidi yang memiliki anak saat mereka ditawan ISIS menghadapi pilihan dilematis saat kembali ke komunitas mereka.

Tidak hanya dilematis tapi juga sangat sulit: harus memilih antara anak dan agama.

Jovan kini hidup sendiri di satu rumah penampungan.

Ia diceraikan oleh suaminya dan kehilangan anak.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved