Foto Terlalu Cantik Calon Anggota DPD Digugat, Evi Apita: Banyak yang Sebut Lebih Cantik Aslinya

Gugatan soal foto editan pada alat peraga kampanye calon anggota DPD dari Provinsi NTB Evi Apita Maya, telah bergulir di MK

Editor: Juang Naibaho
KOMPAS.com/IDHAM KHALID
Caleg DPD RI terpilih Evi Apita Maya, yang digugat karena foto editan yang dianggap terlalu cantik dan di luar batas kewajaran. 

Foto Terlalu Cantik Calon Anggota DPD Digugat, Evi Apita: Banyak yang Sebut Lebih Cantik Aslinya

TRIBUN MEDAN.com - Gugatan soal foto editan pada alat peraga kampanye calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Evi Apita Maya, telah bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).

Evi yang lolos ke Senayan dengan raihan suara tertinggi di NTN, digugat oleh rivalnya sesama calon DPD bernama Farouk Muhammad.

Alasan gugatan karena Evi dituding telah melakukan manipulasi dengan mengedit foto pencalonan dirinya di luar batas wajar.

Editan paras Evi itu dianggap memanipulasi masyarakat karena dianggap fotonya terlalu cantik.

Evi pun angkat bicara soal gugatan tersebut.

Baca: Sendirian, Perampok BRI Beraksi Cuma 43 Detik, Lumpuhkan Satpam Gasak Rp 19 Juta dan Hamburkan Uang

Baca: MEDAN SUDAH TIDAK AMAN-Turis Mancanegara Berulangkali Dijambret, Ini Tanggapan Kapolrestabes

Baca: TERUNGKAP Dua Anak Ahok Belum Bisa Terima Puput Nastiti, BTP Sebut Alasan Tak Mau Kontak Veronica

Baca: Video Mesum 2 Pelajar SD Viral di WhatsApp, Keduanya Terekam Masih Pakai Seragam Sekolah

Evi menilai, ukuran cantik tidaknya seseorang sangat subyektif.

Ketika masa kampanye, kata Evi, banyak warga yang justru lebih menyukai paras aslinya daripada wajah Evi di foto alat peraga kampanye.

Oleh karenanya, Evi tidak setuju dengan tudingan pesaingnya, Farouk Muhammad, yang menyebut dirinya memanipulasi masyarakat karena fotonya terlalu cantik.

Menurut Evi, wajar jika seorang calon pemimpin ingin menampilkan foto terbaik di alat peraga kampanye (APK) maupun surat suara.

"Ya termasuk saya yang tampil ingin ikut kontestasi, wajar dong. Masak saya pasang foto bangun tidur? (Edit foto) wajar. Perlulah saya dandan sedikit," kata Evi saat ditemui di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

Baca: Valentino Rossi Pacari Umbrella Girls yang Lebih Muda 16 Tahun, Ini Jawaban saat Ditanya Kapan Nikah

Baca: Kasus Pemecatan Ribuan Guru di Simalungun, Guru Usia 50 Tahun ke Atas Seharusnya Dapat Keringanan

Baca: Video Detik-detik Wanita Naik ke Atap Mobil di Tengah Jalan Raya Karena Marah Pada Suami,

Bahkan, Evi yakin, sekelas presiden pun diedit foto pencalonannya.

"Setiap calon pemimpin, setiap siapapun yang ingin menampilkan identitasnya di depan umum pasti menampilkan foto yang terbaik, termasuk presiden pun diedit," kata Evi.

Mengenai pesaingnya, Farouk Muhammad, yang sampai membawa persoalan itu ke MK, Evi menilai tidak masuk akal.

"Kalau Pak Farouk bilang foto saya cantik berlebihan alhamdulillah, berarti bagus foto studio kita, bagus dandanan kita," ujar dia.

Ketika foto yang dianggap terlalu cantik heboh di publik, ada pula pihak yang menampilkan foto lain sebagai pembanding wajah asli Evi.

Baca: UPDATE Bentrok Berdarah Mesuji Pakai Sajam dan Senpi, Korban Tewas Bertambah, Total Renggut 5 Nyawa

Baca: Ketua KPU Sumut Diberhentikan, JPPR Sumut: Putusan DKPP Harus Dimaknai Sebagai Sanksi Moral

Ia menyebut, ada pihak yang iseng menyandingkan foto pencalonan dirinya saat Pemilu 2019 dengan foto bertahun-tahun lalu.

Pihak tersebut berupaya mencari celah supaya wajah Evi terlihat sejelek mungkin.

"Mungkin (foto) yang disandingkan ada yang baju putih itu ya, foto kami nyengir-nyengir sama teman, sama keluarga yang 10 tahun lalu, itu justru yang diperbandingkan.”

“Itu mereka dapat buktinya di Facebook saya, bisa dicek tanggal berapa, bulan berapa saya meng-upload itu," kata Evi.

"Itupun hanya iseng dan di-zoom kayak apa. Jadi dicari-cari celah saya untuk tampil sejelek mungkin," imbuhnya.

Evi mengatakan, Farouk adalah satu-satunya orang yang mempersoalkan foto pencalonannya.

"Jadi sangat subyektif menilai saya seperti itu bahwa suara saya tinggi hanya karena saya mengedit foto yang berlebihan. Berlebihan seperti apa batasannya," kata dia.

Baca: Dua Pencuri Becak Hantu Berhasil Ditangkap, Modus Cari Sisa Makanan untuk Ternak

Baca: 1.695 Guru di Simalungun Dipecat, Sebagian akan Jadi Staf Kantor Kecamatan

Calon anggota DPD dari NTB Farouk Muhammad menggugat hasil pemilu DPD yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalam dalilnya, Farouk mempersoalkan foto pencalonan pesaingnya bernama Evi Apita Maya yang juga maju di Dapil NTB.

Menurut Farouk, Evi telah melakukan manipulasi dengan mengedit foto pencalonan dirinya di luar batas wajar.

Sehingga, hal ini dapat disebut sebagau pelanggaran administrasi pemilu.

"Dilakukan satu tindakan berlaku tidak jujur bahwa calon anggota DPD RI dengan nomor urut 26 atas nama Evi Apita Maya diduga telah melakukan manipulasi atau melakukan pengeditan terhadap pas foto di luar batas kewajaran," kata Kuasa Hukum Farouk, Happy Hayati, kepada Majelis Hakim di Gedung MK, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2019).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Digugat karena Edit Foto, Evi Merasa Ada yang Cari Celah Saat Dia Tampil Sejelek Mungkin"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved