Breaking News

Kematian Paskibra Aurellia Terbaru, Tuntutan KPAI Investigasi pada Pemkot Tangsel dan Pengakuan Ortu

Kematian Paskibra Aurellia Terbaru, Tuntutan KPAI Investigasi pada Pemkot Tangsel dan Pengakuan Ortu

Editor: Salomo Tarigan
Wartakotalive/Istimewa
Kematian Paskibra Aurellia Terbaru, Tuntutan KPAI Investigasi pada Pemkot Tangsel, Pengakuan Ortu. FOto: Aurellia Qurrota Ain bersama ibundanya, Sri Wahyuni. i kediamannya 

Wajah Aurel malam itu terlihat pucat. "Pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucap dia.

Tubuhnya pun tampak lemas. Aurel saat tak ceria seperti biasanya.

Aurel mengaku tak menyampaikan keluhan apa-apa kepada keluarganya. Malam itu Romi dan lainnya menganggap Aurelhanya lelah karena ikut paskibra.

Pagi Subuh keluarga panik mendapati Aurel ambruk. Menurut pihak rumah sakit Aurel sudah meninggal.

Kematian Aurel yang masih misteri mendorong pihak keluarga meminta Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga untuk mengusut kasus ini.

"Saya minta kepada Dispora Tangsel usut kasus ini," beber Romi.

Romi meminta agar Pemkot Tangsel menindak dugaan kekerasan dialami Aurel, karena ada luka lebam di tubuhnya.

"Kalau tidak ditangani masalah ini, kami berencana melaporkan kepada pihak berwajib," kata Romi.

Ngaku Dipukuli Senior

Setelah kematiannya, perlahan terungkap sejumlah fakta yang mengejutkan keluarga di balik aktivitas Aurel yang padat selama mengikuti paskibra.

Atarisa, yang terpaut dua tahun di bawahnya mulai bercerita tentang kakaknya, Aurel.

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019).
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.

Selain Romi, Indra menangkap kejanggalan di balik kematian keponakannya, Aurel.

Terungkap selama menjalani latihan Paskibra, Aurel melewatinya dengan sangat keras. Hal itu Aurel ceritakan kepada keluarga.

"Di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin, yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal. Sehingga jari-jari cincin tangan menghitam," ujar Indra.

Indra terperanjat dengan pengakuan Aurel. Baginya latihan tersebut tak lazim dengan kegiatan Paskibra selama ini.

"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," papar Indra.

Diary Merah Putih Saksi Bisu

Meninggalnya Aurel memiliki hubungan dengan buku Diay Merah Putih, tempat ia menuangkan segala pengalamannya di paskibra selama ini.

Diary Merah Putih menjadi saksi bisu sekaligus kenangan terakhir Aurel yang hancur dirobek oleh seniornya di Paskibra.

Di malam selesai mengikuti pesta ulang tahun sang nenek, Indra melihat Aurel sangat pucat dan tampak begitu lelah.

"Dia menulis di buku diary sampai jam satu dini hari. Dia menulis dari awal sampai akhir di buku diary yang barunya itu, karena yang lama punya dirobek oleh seniornya di Paskibra," ucap Indra.

Aurellia Quratu Aini seorang paskibraka Tangerang Selatan yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam) semasa hidupnya bersama ibunya bernama Sri Wahyuni.
Aurellia Quratu Aini seorang paskibraka Tangerang Selatan yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam) semasa hidupnya bersama ibunya bernama Sri Wahyuni. (Warta Kota/Andika Panduwinata)

Indra sempat membaca goresan tangan terakhir keponakannya di buku Diary Merah Putih.

Alasan Aurel menyebut judul buku Diary Merah Putih karena selama ini memang mencintai dunia Paskibra.

Keluarga besar Aurel hampir semuanya pernah terlibat dan menjadi anggota Paskibra. Begitu juga dengan ayah dan ibu Aurel.

"Dalam tulisannya itu ini latihan terakhir di Paskibra. Mungkin itu firasat dari keluarga kami yang mengartikan," papar Indra.

Banggakan pelatih ini

Dalam diklat Paskibra Tangsel, terungkap ada unsur pelatih dari kakak-kakak anggota TNI. 

Dalam pernyataan tertulis ada dua nama sebagai pelatih, yakni Letda Kav Lanang (pelatih) dan Sertu Appoulo (pelatih Paskibraka Yonkav 9/ SDK), Minggu (4/8/2019).

Dalam pernyataannya mereka melatih Paskibra mulai tanggal 22 sampai 25 Juli 2019, dan dilanjut pada 28 sampai 31 Juli 2019.

Pelatihan Paskibra dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

"Tugas kami hanya melatih pada saat latihan. Selebihnya selesai latihan mereka diserahkan ke PPI (Purna Pabskibraka Indonesia) dalam pengawasan dan pengendalian," terang Appoulo sebagai perwakilan.

Dalam keterangan itu juga tertulis bahwa pelatih dari unsur TNI ingin mengonfirmasi para peserta diklat belum mulai dikarantina.

Karantina baru akan dimulai pada Minggu (11/8/2019) mendatang.

Appoulo menjelaskan, jadwal pelatihan diatur Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tangsel.

Pihaknya hanya melatih di lapangan yang diawasi secara melekat oleh Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangsel.

Ia juga mengklarifikasi bahwa Aurel jatuh di rumah bukan di tempat latihan.

Dalam pernyataan itu juga tertulis bahwa Aurel menulis dalam diary atau buku hariannya, ia lebih senang dilatih anggota TNI dibandingkan dari PPI.

"Hasil dari buku diary Aurellia menuliskan dia lebih suka dan semangat dilatih oleh kakak-kakak TNI daripada dilatih oleh anggota PPI yang penuh dengan tekanan secara Moril dan Fisik," terangnya. 

Baca: BERITA KESEHATAN: Penyebab Nasi di Rice Cooker Mudah Basi,Jangan Sepele, Simak 2 Fakta Penjelasannya

Baca: Download Lagu Marion Jola & Kumpulan Lagu: Cinta Luar Biasa - Andmesh Kamaleng, Afgan, Ayu Ting Ting

Baca: Download Lagu Marion Jola & Kumpulan Lagu: Cinta Luar Biasa - Andmesh Kamaleng, Afgan, Ayu Ting Ting

tribunjakarta

Kematian Paskibra Aurellia Terbaru, Tuntutan KPAI Investigasi pada Pemkot Tangsel, Pengakuan Ortu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved