Putra, Davi dan Sobri jadi Petugas Pengibar Bendera Merah Putih di Pesantren Al Hidayah
Suasana upacara bendera peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 di Pondok pesantren Al-Hidayah Sawit Rejo, Kutalimbaru
Putra, Davi dan Sobri jadi Petugas Pengibar Bendera Merah Putih di Pesantren Al Hidayah
TRIBUN-MEDAN.com- Putra, Davi dan Sobri jadi Petugas Pengibar Bendera Merah Putih di Pesantren Al Hidayah.
Suasana upacara bendera peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 di Pondok pesantren Al-Hidayah Sawit Rejo, Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (17/8/2019) berlangsung dengan hikmat dan tentram.
Seperti yang sudah diketahui bahwa pesantren Al-Hidayah merupakan pondok pesantren yang didirikan oleh seorang mantan narapidana terorisme, Khairul Ghazali untuk anak-anak yang sedang dalam proses penyembuhan trauma healing.
Terlihat lebih dari 35 siswa ikut menyukseskan pelaksanaan upacara bendera.
Tiga petugas pengibar bendera terlihat apik mengenakan seragam serba putih.
Putra , Davi, dan Sobri merupakan siswa kelas 9 dan mengaku ini pertama kali mereka bertugas sebagai pengibar bendera.
"Ini pertama kali kami jadi petugas pengibar bendera dan kami sudah satu minggu latihan," kata Putra.
Pendiri Pesantren Al-Hidayah Khairul Ghazali mengatakan perayaan kemerdekaan ini berbeda dari tahun sebelumnya sebab tahun ini berlangsung internal antara murid dan guru.
Baca: Lihat Wajah Cantik Cut Meyriska saat Jalani Prosesi Ijab Kabul Bersama Kabul Roger Danuarta di Medan
Baca: PSSI akan Panggil Pelatih PSMS untuk Dimintai Keterangan Terkait Wasit yang Diancam Pistol
Baca: Ribuan Warga Antusias Lihat Upacara HUT ke-74 Republik Indonesia di Lapangan Merdeka
"Perayaan kali ini cukup meriah meski hanya internal kita antara murid dan guru-guru, perayaan berlangsung hikmat, pelaksanaan upacara ini juga menjadi momen untuk meningkatkan rasa kebangsaan dan nasionalisme," katanya
Ia berpesan kepada para anak-anak eks teroris bahwa inilah Indonesia yang harus diperjuangkan dengan penuh toleransi, perdamaian dan persaudaraan.
"Inti pesan yang ingin kami sampaikan dalam upacara kemerdekaan RI ini adalah jauhi radikalisme, intoleran, dan kekerasan," katanya.
Baca: Sudah Dibelikan Tiket PSMS Medan Kedatangan 4 Pemain Baru Hari Ini, Ada Nama Bruno Casimir
Baca: Ibu Hamil Diberi Obat Vitamin B6 Kedaluwarsa oleh Petugas Puskesmas, Kini Kasusnya Ditangani Polisi
Baca: Hilang dari Sekolah Selama 2 Hari, Ternyata Adrian Main di Rumah Tetangga, Ditemukan saat Bersepeda
Para anak-anak yang bersekolah di sini setengahnya berasal dari orangtua eks teroris yang terkait dengan beberapa peristiwa seperti pelatihan militer di Jantho, penyerangan polsek di hamparan perak, dan lainnya.
"Itu adalah sejarah kelam masa lalu, dan sekarang kita sudah kembali ke pangkuan NKRI, ingin merawat dan menata kembali menjadi damai, dan makmur," katanya.
Ia pun mengatakan bahwa kejadian tersebut sudah berlangsung selama 4 tahun dan anak-anak yang bersekolah kini sedang dalam proses penyembuhan trauma healing.
Baca: Orangtua Mahasiswa Minta Maaf Atas Kelakuan Anaknya yang Lempar Bensin ke Arah Polisi Cianjur
Baca: BI Rilis Standar QR Code Indonesia, Bisa Dipakai Dua Aplikasi Go-Pay dan OVO Sekaligus