RE Nainggolan Minta Kasus Ustadz Abdul Somad (UAS) Tidak Sampai ke Ranah Hukum
Kita memahami ini menimbulkan keresahan. Kita juga prihatin, tentu saja, karena sedikit banyak telah memancing kegaduhan dan kontroversi
RE Nainggolan Minta Kasus Ustadz Abdul Somad (UAS) Tidak Perlu Sampai ke Ranah Hukum
TRIBUN-MEDAN.com- RE Nainggolan Minta Kasus Ustad Abdul Somad (UAS) Tidak Sampai ke Ranah Hukum.
Tokoh masyarakat Sumut Dr RE Nainggolan MM angkat bicara soal video viral ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS).
Ustadz Abdul Somad (UAS), dilaporkan organisasi kemasyarakatan, Brigade Meo Nusa Tenggara Timur ( NTT) ke Polda NTT, Sabtu (17/8/2019) siang dan Organisasi masyarakat Horas Bangso Batak (HBB) ke Polda Metro Jaya, Senin (19/8/2019).
Laporan Brigade Meo Nusa Tenggara Timur ( NTT) terdaftar dalam nomor LP/B/290/VIII/RES.1.24/2019/SPKT Polda NTT, terkait video ceramah UAS yang dinilai menyinggung agama lain.
Sedangkan laporan Organisasi masyarakat Horas Bangso Batak (HBB) atas kasus dugaan kejahatan terhadap ketertiban umum, terdaftar dalam nomor laporan polisi LP/5087/VIII/2019/PMJ/Dit. Reskrimum tanggal 19 Agustus 2019.
Meski diakui menimbulkan kegelisahan dan keprihatinan bagi beberapa kalangan, ceramah kontroversioal Ustadz Abdul Somad (UAS) yang menyinggung salib dianggap tidak perlu sampai dibawa ke ranah hukum.
"Kita memahami ini menimbulkan keresahan. Kita juga prihatin, tentu saja, karena sedikit banyak telah memancing kegaduhan dan kontroversi.
Akan tetapi, iman Kristen sejati tidak akan terganggu dengan hal-hal semacam itu," kata RE Nainggolan saat ditanya wartawan di Medan, Selasa (20/8/2019).
Sekdaprovsu 2008-2010 ini mengingatkan, saat ini kita sedang fokus merajut kembali jalinan kebangsaan yang seperti tercerabut akibat dinamika politik yang begitu intens beberapa tahun belakangan.
"Energi kita benar-benar terkuras, tetapi hal-hal seperti ini selalu saja kembali memancing kita untuk reaktif.
Saya kira, mari kita kedepankan kearifan dan kebesaran hati.
Jadilah pengikut Kristus yang sejati, yang senantiasa mengedepankan kasih dan pengampunan," kata RE Nainggolan.
Menurut pria yang pernah menjadi Ketua Umum Perayaan 50 tahun Dewan Gereja-gereja Asia dan Jubileum 150 Tahun HKBP ini semua pihak harus melakukan upaya terbaik untuk menghapuskan pasal-pasal karet penodaan agama ini.
Baca: BERITA ORANG HILANG: Muharis Sudah Hilang dari Panti Rehabilitasi Seminggu, Ini Harapan Keluarga
Baca: Sorong Memanas Lagi, Wali Kota Dilempari, Mobil Dinas Dirusak, Kantor Satpol PP juga Dirusak
Baca: Driver Ojek Online Waswas, Milih Cancel Order karena Begal Semakin Marak di Medan
"Ini menjadi duri dalam daging, penghambat langkah kita untuk terus maju sebagai bangsa, unggul dalam SDM, teladan dalam peradaban dunia," kata RE Nainggolan.
Di sisi lain, RE Nainggolan yang pernah didaulat sebagai tokoh lintas beragama itu juga mengingatkan agar semua pihak, terutama figur publik, para key opinion leaders, lebih berhati-hati dan arif dalam mengeluarkan pernyataan.
Baca: Tiga Mahasiswa USU Ciptakan Komposter Pintar, Mudahkan Pembuatan Pupuk Kompos
Baca: Polda Tahan Bos PT Rian Makmur Jaya Terkait Kasus Dugan Korupsi Sirkuit Atletik
Baca: Arif Budiman Ginting Doyan Curi Pikap dan Simpan Mobil-mobil Curiannya di Ladang Sawit
"Kita hidup di sebuah era tanpa batas dan sekat. Kini batas antara ruang privat dan publik sudah semakin kabur.
Di semua tempat kamera-kamera ponsel siaga merekam apa pun ucapan dan perbuatan kita, dan dalam sekejap, bisa saja menjadi konten yang tersebar luas," kata RE Nainggolan.
Ketika ditanya, apakah semua kegaduhan ini merupakan sebuah grand design yang ingin mengacaukan kerukunan bangsa, RE Nainggolan tidak mau berandai-andai.
"Itu asumsi dan spekulasi. Faktanya, hal-hal semacam ini masih terus kita hadapi, dan oleh karenanya semua pihak harus tetap waspada, mengedepankan prasangka baik, demi terjaganya tenun kebangsaan kita," kata RE Nainggolan.
Baca: Dilantik 9 September, Anggota DPRD Asahan Terpilih Tak Dapat Pin Emas
Baca: Sempat Takluk dari Jabar, Tim Basket Putra 3x3 Sumut Lolos ke PON 2020, Tim Putri Gagal
Menurut RE Nainggolan, saat ini bangsa sedang berada di jalur yang tepat dan benar menuju kemajuan dan keunggulan SDM.
"Kita fokus ke sana saja, jangan buang energi yang tidak perlu.
Selain melelahkan, semua kegaduhan itu pun sia-sia saja," kata RE Nainggolan.

Baca: Main Ponsel Selama 10 Jam Setiap Hari, Mata Bocah 9 Tahun Ini jadi Juling
Baca: Syaiful Ramadhan jadi Saksi saat Wasit Candra Sebut Dirinya Diancam Oknum Pakai Pistol
RE Nainggolan juga mengimbau agar pihak-pihak yang melaporkan UAS untuk mempertimbangkan kembali langkah itu.
"Tentu itu hak mereka sebagai warga negara. Kita juga sepakat, bahwa hukum adalah panglima.
Saya sendiri juga bisa memahami kegelisahan dan keresahan mereka.
Akan tetapi, sekali lagi, bangsa menuntut kita lebih dari sekadar itu.
Ingatlah inti ajaran Yesus adalah kasih dan pengampunan," pungkas RE Nainggolan.
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau kepada seluruh pemuka agama di Indonesia untuk memberikan ceramah yang lebih menyejukkan kepada umat.
"Kita semua, Islam, Kristen, Budhha, dalam berdakwah maupun memberikan kotbahnya harus lebih adem dan lebih menghormati satu sama lain," ujar Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (20/8/2019).
Hal tersebut disampaikan Kalla menanggapi kabar tentang dilaporkannya Ustadz Abdul Somad (UAS) di beberapa kepolisian di daerah karena dianggap menista agama.
Terkait itu, kata Kalla, UAS sendiri harus mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi tentang hal tersebut.
"Apa yang terjadi pada Ustaz Somad itu tentu harus diklarifikasi, karena juga banyak usulan," kata dia.
Selain itu, Kalla juga meminta agar UAS dapat melalui proses yang berlaku di negeri ini terkait permasalahan yang sedang dilaluinya.
KLARIFIKASI UAS
Ustadz Abdul Somad (UAS) pun menjelaskan kronologi ia melontarkan pernyataan kontroversi tersebut.
"Itu saya menjawab pertanyaan. Bukan saya membuat-buat untuk merusak hubungan," kata Ustadz Abdul Somad (UAS).
"Ini yang perlu dipahami dengan baik," lanjut Ustadz Abdul Somad (UAS).
2. Kejadian dalam masjid
Selanjutnya, Ustadz Abdul Somad (UAS) menegaskan lokasi dimana video itu direkam.
Ustadz Abdul Somad (UAS) menuturkan kajian tersebut dilakukan dalam masjid, tepatnya di Masjid Agung an-Nur Pekanbaru.
"Itu bukan tabligh akbar semisal di lapangan terbuka atau disiarkan melalui stasiun TV," ungkap Ustadz Abdul Somad (UAS), Sabtu (17/8/19).
Ustadz Abdul Somad (UAS) pun menegaskan ceramahnya itu dikhususkan untuk umat Islam saja.
3. Video lama
Poin terakhir yang ditegaskan Ustadz Abdul Somad (UAS) adalah video tersebut dibuat 3 tahun lalu.
"Kenapa diviralkan sekarang? Kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah SWT," terang Ustadz Abdul Somad (UAS).
Dalam kesempatan itu Ustadz Abdul Somad (UAS) juga menegaskan dirinya tak akan lari dalam masalah ini.
Ustadz Abdul Somad (UAS) juga mengaku tak akan mengadu ke siapapun dan siap menghadapi konsekuensinya.
"Saya tidak akan takut karena saya merasa tidak bersalah dan tidak pula bermasuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa," pungkas Ustadz Abdul Somad (UAS).
(*)