Sorong Memanas Lagi, Wali Kota Dilempari, Mobil Dinas Dirusak, Kantor Satpol PP juga Dirusak
Tidak berselang lama, massa kambali dan menyerang polisi dengan lemparan batu. Sejumlah kendaraan mobil dinas dibakar
Polisi yang tiba kemudian memukul mundur massa dengan memberikan imbauan agar membubarkan diri.
"Atas nama undang-undang, kami minta untuk membubarkan diri," ucap seorang polisi melalui pengeras suara.
Tak digubris, polisi kemudian melepaskan tembakan gas air mata.
Massa membalasnya dengan lemparan batu. Dua mobil water cannon dikerahkan untuk memukul mundur massa.
Massa yang tidak terima kemudian membakar dua kios.
Aksi massa yang dilakukan Selasa pagi merupakan aksi lanjutan pada Senin (19/8/2019) kemarin.
Aksi demo di Kota Sorong, Papua Barat, berujung dengan aksi perusakan beberapa fasilitas publik, salah satunya perusakan di Bandara Domine Eduard Osok, Senin (29/8/2019) sore.
Aksi massa merusak bandara kemudian dapat dicegah aparat kepolisian.
Akan tetapi, sejumlah kaca dan fasilitas publik yang ada di sekitar bandara rusak akibat dilempari batu.
Wakil Gubernur Papua, Mohammad Lakotani membenarkan adanya perusakan terhadap Bandara Domine Eduard Osok.
“Ya. Saya sudah dapat informasinya. Tetapi massa berhasil di pukul mundur oleh aparat. Karena itu adalah objek vital,” ungkap Lakotani, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Lembaga Pemasyarakatan Sorong di Kota Sorong, Papua Barat dibakar dan dijebol narapidana setelah terjadi aksi demonstrasi di luar lapas pada Senin (19/8/2019).
Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto menjelaskan, sebanyak 258 narapidana Lapas Sorong melarikan diri karena dipicu provokasi massa demonstrasi yang menggelar aksi di luar lapas pada Senin (19/8/2019).
"Rangkaian kejadian situasi keamanan di Papua Barat beimbas pada Lapas Sorong. Karena provokasi para pendemo dari luar lapas," kata Ade saat dikonfirmasi, Selasa (20/8/2019).
"Mereka melempari gedung lapas sehingga memicu emosi para narapidana," ujarnya.