Wabah Belalang yang Tertulis dalam Kitab Suci, Benarkah karena Pemanasan Global? Ini Kata Ilmuwan

Wabah belalang 'yang diceritakan dalam Kitab Suci' dipicu pemanasan global, kata para ilmuwan.

Editor: AbdiTumanggor
DOK. Tribun Medan
Belalang hitam penuhi Masjidil Haram 

Di suhu panas seperti daerah tropis, metabolisme serangga ini melambat.

Tahun 2016 para ahli curiga pemanasan global berperan dalam serbuan serangga terbesar di Argentina dalam 60 tahun terakhir.

Musim dingin yang lembab dan hangat dipercaya memicu fenomena ini.

Terbang lebih tinggi dan lebih jauh
FAO juga memperingatkan perubahan iklim bisa menghasilkan kondisi ideal untuk migrasi belalang.

Belalang gurun bisa terbang sejauh 150 kilometer dalam sehari.

"Di cuaca panas di masa depan, kawanan serangga mungkin bisa mencapai area yang lebih luas," kata FAO yang dikutip dari BBC Indonesia.

Suhu panas juga membuat serangga ini terbang lebih tinggi dan bisa mengatasi penghalang alam seperti gunung.

Mereka bisa membuka rute migrasi baru, khususnya ketika pola tiupan angin berubah.

"Secara umum, wabah belalang diperkirakan akan lebih sering terjadi dan lebih buruk akibat perubahan iklim," kata Arianne Cease, Direktur Global Locust Initiative di Arizona State University.

Kawasan penyedia pangan menjadi yang paling rentan terancam kawanan serangga ini.

Namun tak hanya itu, di Pakistan serangan wabah belalang juga mengancam panen kapas, tanaman yang menyumbang hampir setengah ekspor negeri itu. (*)

Sumber: bbc
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved