2 Begal Kambuhan di Medan Ditembak Mati, Sering Tebas Tangan Korbannya
"Dua di antaranya diberi tindakan tegas terukur dan kita kirim ke tempat semestinya (tembak mati)," kata Kapolda.
"Begitu korban jatuh mereka langsung mengambil sepeda motor san barang berharga lainnya,” sambungnya.
Komplotan begal ini, selalu menyasar tangan kanan korban dengan senjata tajam.
Karena posisi tangan kanan yang memegang tuas gas menjadi lemah saat terluka.
“Saat korban tidak seimbang, korban jatuh dan kendaraannya langsung diambil,” beber Kombes Dadang Hartanto.
Untuk para pengendara diimbau berhati-hati saat berkendara dini hari.
Karena dari hasil penelitian polisi, para begal beraksi pada jam rawan tersebut.
Komplotan begal Guntur juga memilih pada mulai pukul 03.00 - 05.00 WIB, dalam melancarkan aksinya.
Tengku Aditya dan Muhammad Febrian, anggota Komplotan Guntur hanya bisa tertunduk.
Dua rekannya, Guntur Syahputra (29) (diduga ketua komplotan) dan Leou Halawa (25) tewas diterjang timah panas polisi.
Hal itu terpaksa dilakukan polisi, karena mereka melukai Bripka Johanes Purba saat melakukan penangkapan.
“Kita terpaksa memberikan tindakan tegas terukur kepada para pelaku. Dua pelaku juga ditembak di bagian kaki," kata Agus.
"Mudah-mudahan memberikan efek jera kepada pelaku. Kalau mereka masih mengulangi lagi, kita akan kirim ke tempat yang selayaknya mereka terima,” tegas Agus.
Dalam kesempatan itu, Tengku dan Febri mengakui bahwa dirinya memakai narkoba.
Kuat dugaan, hasil begal mereka digunakan untuk membeli barang haram narkoba tersebut.
“Saya baru dua bulan terakhir ini ikut pak,” kata Febri saat ditanyai Kapolda.
Irjen Agus Andrianto berkomitmen akan menindak tegas para begal yang masih nekat beraksi di jalanan Kota Medan.
Pihaknya juga tak segan-segan memberikan tindakan tegas terukur kepada behal yang membandel.
“Kami berupaya dan konsentrasi untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada warga Medan dan Sumatera Utara,” jelas Irjen Agus Andrianto.
(mak/mft/tribun-medan.com)