KOSTRAD MARINIR Diterjunkan ke Jayapura, Sudah 30 Pengunjukrasa Anarkis yang Ditangkap
“Mereka sudah tiba di Kota Jayapura tadi pagi. Mereka saat ini sedang menuju ke Kota Jayapura dari Bandara Sentani,” kata Eko.
Akan tetapi, ada pula masyarakat yang berjaga-jaga di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.
Bahkan di rute pertigaan Entrop, tampak warga melakukan blokade di Jalan Raya.
Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano menemui masyarakat di pertigaan Entrop.
Benhur Tommy Mano mengatakan, perbuatan anarkis yang dibuat sekelompok masyarakat di Kota Jayapura membuatnya sedih dan menangis.
“Kemarin saya sedih, kemarin saya menangis, kenapa rakyat yang tidak bersalah.
Kenapa rakyat saya yang tak bersalah, mobilnya dihancuri dan tempat pencari makannya dibakar?
Hati saya dibuatnya sedih, hati saya sakit,” ujar Benhur Tommy Mano saat menemui masyarakat.
Selaku pemimpin di Kota Jayapura, Benhur Tommy Manor menegaskan bahwa dia akan berpihak kepada masyarakatnya.
Dia berharap tidak ada aksi kerusuhan lain oleh massa pendemo.
“Saya minta dengan rendah hati.
Kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,” tutur Benhur Tommy Mano.
Benhur Tommy Mano menilai, aksi demo yang dilakukan massa di Kota Jayapura, Kamis (29/8/2019), bukan lagi sebagai ajang menyampaikan pendapat.
Benhur Tommy Mano menilai aksi tersebut murni tindakan anarkis karena menyebabkan kerusuhan.
Menurut Benhur Tommy Mano, menyampaikan pendapat atau protes terkait adanya kasus dugaan rasial yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, seharusnya cukup satu kali.
Benhur Tommy Mano menilai, aksi yang dilakukan berulang kali, bukan lagi sebagai penyampaian pendapat.
“Kalau sudah demo, ya sudah satu kali.
Lalu sampaikan ke Pemerintah Provinsi Papua.
Dan aksi sebelumnya sudah disampaikan dan ditindaklanjuti Panglima dan Kapolri,” ujar Benhur Tommy Mano ketika menemui masyarakat di Pertigaan Entrop, Kota Jayapura, Jumat (30/8/2019).
Benhur Tommy Mano menilai, aksi yang dilakukan berulang kali apalagi sampai berujung kerusuhan, bukan lagi sebagai penyampaian pendapat.
“Ini bukan lagi penyampaian aspirasi.
Ini sudah merusuh dan anarkis.
Saya tidak setuju,” kata Benhur Tommy Mano.
Benhur Tommy Mano bahkan mengutuk keras masyarakat pengunjuk rasa yang melakukan tindakan anarkis, yang mengakibatkan lumpuhnya aktivitas di Kota Jayapura.
“Saya mengutuk perbuatan mereka.
Harusnya tidak boleh ada anarkis.
Kalau menyampaikan aspirasi, disampaikan secara damai, didampingi aparat. Jangan malah membantai orang yang tak bersalah,” kata Benhur Tommy Mano.
Benhur Tommy Mano menegaskan, selaku pemimpin di Kota Jayapura, dia bertanggung jawab terhadap keamanan masyarakat yang mendiami ibukota Provinsi Papua tersebut.
“Saya tegaskan, bertanggung jawab terhadap keamanan di kota ini,” ujar Benhur Tommy Mano.
Daftar Gedung yang Dibakar atau Dirusak Massa
Dari pantauan Kompas.com pada Jumat (30/8/2019) pagi, beberapa perkantoran yang hangus adalah Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua.
Kemudian, Gedung Plaza Telkom di Jalan Koti.
Selain itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Papua dan Kantor Bea Cukai Pelabuhan Jayapura.
Selain itu, perkantoran yang mengalami kerusakan di antaranya, Kantor Balai Besar Meteorologi, Klomatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura.
Seorang warga mengamati Kantor Bea Cukai Papua serta sejumlah mobil yang terbakar saat berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019)/kompas.com
Kemudian, diler Suzuki Entrop, Hotel Horison Kotaraja, Hotel Gran Abe, Kantor Pos, diler Daihatsu, dan lainnya.
Kemudian, terlihat puluhan toko dan rumah makan dan banyak kendaraan sudah dalam kondisi hangus.
Bangkai kendaraan yang hangus terbakar, hingga Jumat pagi masih berada di tengah jalan.
Aktivitas di jalanan pun tampak sepi. Perkantoran serta pertokoan masih terlihat tutup.
KOSTRAD MARINIR Diterjunkan ke Jayapura, Sudah 30 Pengunjukrasa Anarkis yang Ditangkap
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "129 Personel Marinir Didatangkan ke Jayapura", "200 Anggota Kostrad TNI Dikirim ke Jayapura, Apa yang Diwaspadai?"